Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wanita Penjual Nasi di Warung Kecil Sekolah (Bag. 2)

26 Maret 2016   00:09 Diperbarui: 30 Maret 2016   11:02 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kemarin psikolog itu nyuruh kita daftarkan Ina di SLB. Ah saya malu kalau Ina besekolah di sana." Cecar mbak Yani sambil mengingat pesan psikolog terkait sekolah bagi anak2 ABK.

"Ah, Ayah juga malu. Kan kita bisa coba daftarkan Ina ke SD saja. Siapa tahu ada peningkatan." Mereka berusaha meyakinkan bahwa anaknya sama dengan anak lain.

"Ya sudah, coba kita daftarkan dulu ke SD, ya Mah?

Suaminya mengalau kesedihannya sambil megang bahunya yang lemah.

"Iya." Jawab mbak Yani lirih.

Terlihat sekali sang istri begitu lelah. Meskipun kesedihan masih nampah di wajah, suami berusaha menenangkan sang istri sembari memeluknya dengan erat.

Di tempat lain nampak Ina tengah asyik bermain-main dengan bonekanya. boneka usang yang diperoleh dari pamannya.

Mereka beranjak dari tempat duduknya, keduanya bergegas keluar rumah, dilihatnya aneka barang berantakan sekali. Nampak sepatu dan sandalnya juga berantakan. Tak ada yang rapih di rumah itu. Semua acak-acakan.

"Mah, sepatu ayah mana?" Suaminya berkeliling-keliling mencari-cari sepatu. Biasanya terletak di rak sepatu bersama sandal lain. 

"Nggak di situ, Pah?" Mbak Yani menanyakan keberadaan sepatu yang biasanya di rak sepatu.

Sang suami menjawab: "Nggak ada tuh. Kemana ya, kog lenyap begini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun