Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Sahabat Kita Berperilaku Menyimpang, Apa yang Mesti Dilakukan?

23 Februari 2016   10:27 Diperbarui: 23 Februari 2016   12:05 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulillah, meskipun melihat keintiman mereka terlihat kurang hangat, saya berusaha untuk tidak menelusuri lebih jauh keanehan si Fulan, dan saya melihat ia sudah membuka usaha toko kecil-kecilan di pasar kecamatan.

Tapi, herannya, tiga bulan kemudian, saya mendapatkan kabar ternyata si Fulan sudah digugat cerai oleh istrinya. Menurut kabar, istri menggugat si suami lantaran kurang terpenuhi kebutuhan biologisnya dan justru suami malah banyak bermain-main dengan para lelaki.

Setelah kabar itu saya sempat bertemu lagi dengan Si Fulan di rumah teman yang kebetulan hendak menempati kontrakan baru. Heran saya, teman-temannya ganteng-ganteng, putih dan cara komunikasi agak aneh. Saya menduga bahwa kedua temannya ini memiliki kelainan juga. Meskipun begitu saya tidak berani menanyakan kondisinya. Terlihat sekali pertemanan mereka seperti seorang kekasih. Si Fulan yang bertingkah seperti wanita itu ternyata kawan-kawannya memiliki tingkah yang sama.

Sampai sekarang saya tidak tahu lagi kabar terbaru tentang si Fulan lantaran kami sudah berpisah dan lepas kontak lantaran masing-masing sudah menikah dan bertempat tinggal yang tidak lagi berdekatan.

Tetanggaku ada yang jenis kelaminnya wanita, tapi kebiasaannya seperti laki-laki

Lain lagi dengan tetanggaku yang satu ini, saya baru mengenalnya lantaran saya sering mondar-mandir depan rumah karena pergi pulang ke ladang. Dan kala itu saya juga baru saja pindah rumah bersama orang tua. Sebut saja Imah (bukan nama sebenarnya). Dilihat dari fisik ia seorang wanita, tapi ketika melihat pakaiannya kog malah seperti laki-laki. Tingkahnya juga seperti anak laki-laki pada umumnya. Dan benar dugaan saya, ketika kutanya kepada keluarganya ia memang wanita, tapi disebut banci lantaran perempuan yang kebiasaan sehari-hari justru ala laki-laki

Setiap hari saya melihat dia menggunakan pakaian laki-laki dan mengerjakan pekerjaan laki-laki pula, seperti mencangkul, mencari rumput dan semua urusan yang berkaitan dengan laki-laki. Malah sepertinya tidak pernah bersentuhan dengan pekerjaan wanita, seperti pernyataan keluarganya.

Si Imah sama sekali tidak mau bergaul dan sepertinya disembunyikan orang tuanya lantaran malu karena anak dengan kelainan seksual ini dianggap sebagai aib.

Sampai saya menikah, ia pun belum menikah lantaran memang tidak menyukai laki-laki. Entah kabar terkini apakah ia saat ini sudah menikah atau belum lantaran sudah lama sekali tidak pernah berkomunikasi dengan keluarganya.

***

Melihat fenomena bencong / banci di sekitar kita, seperti yang dialami kawan-kawan saya, tentu sedikit banyak memberikan kita gambaran dua tipe kebencongan, atau kelainan orientasi seksual. Kawan saya yang pertama adalah terlahir normal, tapi karena bekerja bersama-sama dengan orang yang berprilaku abnormal, maka iapun kini berubah memiliki kepribadian yang abnormal pula. Dan teman satunya lagi sejak lahir memang orientasi seksualnya sudah abnormal, maka secara kepribadian di usia pertumbuhan hingga dewasa menunjukkan keabnormalan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun