Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teror Bom (Sarinah), Saya Masih Takut dengan Hal Ini

17 Januari 2016   14:29 Diperbarui: 17 Januari 2016   20:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh ini, boleh jadi banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Kita selalu saja membiarkan siapa saja masuk dengan alasan "bukan urusan saya", tapi kita membiarkan gerakan-gerakan mencurigakan dan terkesan radikal justru merusak ketenangan dan kedamaian masyarakat.

Ketiga, ketika pemerintah pun abai dan membiarkan kelompok-kelompok radikal begitu bebas melakukan aksinya.

Bangsa ini boleh bangga dan puas diri lantaran aksi teror di Sarinah beberapa waktu lalu bisa diatasi dan pelakunya terbunuh, tapi yang semestinya menjadi catatan adalah betapa banyak orang yang berpaham agama ala mereka. Mereka terlihat seperti masyarakat kebanyakan, tapi kita tidak tahu persis, apa yang ada di dalam otak mereka. 

Apalagi di antara kita, justru anak-anak sekolah dan mahasiswa sudah banyak yang tidak diketahui ajaran apa yang saat ini mereka ikuti, lantaran kebanyakan mereka menutup diri. Mereka begitu mudahnya mengikuti ajaran kelompok tertentu hanya dengan bermodalkan ayat-ayat Qur'an dan hadits, tanpa mengetahui esensi ajaran yang dikandungnya. Mereka seperti dihipnotis begitu saja mengikuti tanpa bisa mengontrol diri bahwa apa yang dilakukan adalah sebuah kesalahan. 

Membiarkan organisasi-organisasi yang jauh melenceng dari ajaran Islam tentu sebuah kesalahan fatal. Sama saja pemerintah membiarkan bangsa ini dirongrong oleh kelompok-kelompok yang sudah tidak ingin negeri ini tegak berdiri. Dan yang sungguh mengherankan, kenapa kita selalu saja membiarkan gerakan yang berusaha merusak identitas bangsa yang berpancasila ini semakin tak berdaya.

Bagaimana mungkin, negeri yang katanya "harus" ber Pancasila justru materi mata pelajaran Pancasila yang biasanya diajarkan di sekolah malah semakin sedikit. Ditambah lagi pembelajaran agama Islam yang seharusnya mengajarkan budi pekerti pun semakin tidak dianggap. 

Dampaknya ya saat ini, ketika sekolah tidak lagi memberikan kesempatan anak-anak muda belajar pendidikan ke Pancasilaan dan ke agamaan, justru mereka akan keluar dan mencari materi-materi itu kepada orang-orang yang tidak tahu darimana mereka berasal. Timbulnya aneka pemahaman keliru yang justru membuat generasi muda semakin terjebak pada konsep yang salah.

Kesalahan inilah yang saat ini masih terjadi, dan yang perlu dicatat, pemerintah belum sepenuhnya menutup kran informasi propaganda yang menyesatkan yang justru saat ini menjadi alat belajar para generasi muda ini. Sebuah kelalaian yang dampaknya semakin kuatlah pengaruh terorisme radikal menyerang generasi muda.

Beberapa hal itulah yang selama ini saya takutkan. Bukan pesimis, tapi inilah fakta. Bahwa selama ini lembaga pendidikan, lingkungan masyarakat dan media informasi sudah sangat jauh melenceng dan cenderung mengajarkan tentang nilai-nilai radikalisme tanpa kita sadari.

Meskipun demikian, selaku orang tua, maka tidak ada kata lain selain mawas diri dan membentengi anak-anak sendiri agar tidak salah dalam menempuh pendidikan dan tidak tersesat ketika mencari pergaulan serta informasi tentang agama Islam yang benar.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun