Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Susu dan Bubur Sekolah Gratis, Tingkatkan Nilai Gizi Anak-anak

24 Juli 2020   08:07 Diperbarui: 24 Juli 2020   16:27 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program pengembangan pendidikan berkelanjutan sudah tidak diragukan lagi tingkat kebutuhannya. Baik pengembangan kurikulum, manajemen serta teknologi pendidikan demi meningkatkan derajat pendidikan di masa mendatang. 

Bahkan jika ditengok ke belakang, semestinya program-program tersebut menjadi program wajib yang dilaksanakan secara kontinyu oleh pemerintah, dengan melibatkan semua unsur kementerian. Institusi-institusi tersebut berperan aktif bagaimana mewujudkan program pendidikan yang berkualitas demi masa depan bangsa yang lebih baik.

Tentu saja, dengan program yang baik tersebut sebaiknya dikelola dengan asas transparansi dan benar-benar untuk kemajuan pendidikan, lebih khusus untuk pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia. Karena pada prinsipnya bangsa kita kaya raya dengan SDA-nya, nah jika SDM-nya juga mumpuni maka pengelolaan negara akan lebih efektif dan efisien.

Salah satu program yang memenuhi unsur peningkatan sumberdaya manusia dan mengoptimalkan sumberdaya alam negeri ini adalah program susu dan bubur sekolah gratis.

Program susu dan bubur sekolah gratis dan peningkatan derajat kesehatan peserta didik

Suatu ketika saya bekerja sebagai honorer di salah satu sekolah berkebutuhan khusus di Lampung Timur. Kepala sekolah memiliki kebijakan untuk menyediakan susu bagi warga sekolah. Tak hanya siswa yang merasakan nikmatnya minuman sehat tersebut, lantaran semua warga sekolah ikut merasakannya, seperti penjaga, pekebun atau tenaga kebersihan pun merasakan manfaat dari program susu gratis ini.

Dengan adanya susu gratis tersebut menunjukkan peningkatan kesehatan bagi anak-anak berkebutuhan khusus di sana dan semua orang memiliki energi yang mencukupi untuk bekerja.

Setiap Jumat ba'da kegiatan olahraga dan bersih-bersih semua dipersilahkan menikmati susu yang segar itu.

Meskipun demikian, mengingat tidak semua anak berkebutuhan khusus diperkenankan mengkonsumsi susu, lantaran latar belakang kondisi fisik yang dilarang untuk mengkonsumsi sejumlah makanan termasuk susu bagi anak-anak autis--khususnya susu sapi, nyatanya tetap bisa dialihkan dengan susu kedelai yang lebih aman dan memiliki gizi yang sehat pula.

Dan efeknya kesehatan siswa begitu mengalami peningkatan. Begitu pula ketika usia dini dan menginjak sekolah dasar, kala itu ada pula program minum susu gratis dan efeknya sangat terasa.

Memanfaatkan dana bos untuk peningkatan kesehatan siswa

Kita mungkin beranggapan bahwa dana bos identik untuk melengkapi sarana dan prasarana sekolah, termasuk membayar gaji honorer--yang tertuang dalam peraturan pemerintah tentang penggunaan BOS ( Bantuan Operasional Sekolah)-- padahal sejatinya kalau meruntut manfaatnya tentu bisa saja digunakan untuk penyediaan sarana kesehatan termasuk minuman susu dan bubur gratis.

Meskipun memang plot untuk dua kegiatan tersebut belum ada, karena alasan belum ada aturannya, maka sepertinya program ini bisa diapresiasi dan menjadi program  yang dirancang dalam penyusunan rencana anggaran belanja sekolah. Dengan mengikuti aturan yang seharusnya dibuat dan difasilitasi pemerintah. Karena kita tahu bahwa segala bentuk penggunaan uang negara yang tidak sesuai peruntukannya dianggap korupsi, dan sanksinya jelas ada.

Maka sebaiknya pemerintah membuat aturan baru agar anak-anak bisa menikmati minuman dan makanan sehat tersebut sebagai penambah gizi.

Memanfaatkan industri susu di lingkungan

Banyak berdiri UMKM atau industri rumah tangga yang bergerak dalam pengolahan susu, baik susu kedelai, sapi maupun susu kambing. Seperti di kota kami ada usaha masyarakat yang mengelolanya. 

Seperti susu kedelai yang dikelola secara bersama dan mandiri ternyata meningkatkan derajat ekonomi dan kesehatan masyarakat. Setiap hari Ahmad (bukan nama sebenarnya) bersama beberapa rekan memproduksi susu kedelai (sule) dan dijajakan ke khalayak termasuk pada warga sekolah kami. 

Setiap hari susu kedelai selalu tersedia di frezzer kantin sekolah. Dan minat anak-anak untuk membelinya juga tinggi. Jadi tidak membutuhkan waktu lama untuk menghabiskan sule tersebut.

Begitu juga susu kambing yang terkenal dengan susu kambing etawa, nyata di Kota Metro pun mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena menjadi salah satu UMKM yang baik dan sehat dalam pengelolaannya.

Jika kedua usaha tersebut dikelola dengan menjalin kemitraan dengan sekolah-sekolah dan institusi pemerintah pula, saya yakin para pengusaha tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk memajukan usaha mereka.

Anak-anak sekolah mendapatkan layanan susu gratis karena dibiayai dari BOS, dan para pelaku usaha bisa mengembangkan usahanya. Ada simbiosis mutualisme di antara mereka. 

Jika pengusaha berkembang dan menjadi maju tentu menjadi lahan untuk para pekerja baru yang hingga detik ini jumlahnya masih menumpuk.

Dengan perolehan keuangan dari para wirausaha lokal ini pun dapat meningkatkan pendapatan pajak yang tentu bisa menambah penerimaan pajak nasional.

Satu sisi anak-anak sehat, pelaku usaha maju, pengangguran berkurang dan penerimaan negara juga meningkat.

Namun untuk urusan ekonomi tentu sudah bukan wilayah lembaga pendidikan, karena fokus utamanya adalah pendidikan dan sumberdaya manusia.

Itulah sedikit paparan bahwa ada asas kebermanfaatan atas ketersediaan susu dan bubur gratis bagi anak-anak. Anak-anak menjadi sehat dan pelaku usaha (UMKM) bisa maju dan berkembang.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun