Alhamdulillah kami memiliki tiga orang anak, yang sulung lebih suka bidang seni, seperti menyanyi, menari, mewarnai dan aktifitas yang berkaitan dengan seni. Bahkan hampir setiap hari kegiatannya menyanyi, meskipun kemampuan olah vokalnya masih terbatas. Tapi kalau diajak berpikir ala matematis tidak sepenuhnya berminat, bahkan cenderung mudah bosan. Kalau diajarkan tentang berhitung yang rumit-rumit biasanya mudah capek. Pokoknya sedikit sekali minatnya.
Sedangkan anak kedua lebih hobi pada gerak fisik seperti hobinya berenang, tapi ia juga menyukai tantangan, seperti ketika menginginkan layang-layang ketika orang tuanya tidak segera membelikan, maka saya perhatikan sang anak justru membuatnya sendiri dengan lidi, dan dibentuklah menjadi layang-layang. Hasil produksi ala anak-anak yang saya anggap sudah sangat baik dari segi kreatifitas.Â
Pernah suatu ketika saya terkejut dan kagum, kog anak yang masih sekolah taman kanak-kanak ini sudah bisa membuat layang-layang. Ia bisa meniru layang aslinya dengan menggantikannya dengan bahan lain dari lidi. Karena biasanya layang-layang dibuat dari bilahan bambu yang diraut dan dihubungkan dengan benang kemudian diberikan samak kertas minyak. Meskipun hanya dari lidi, tapi kemampuan ini sungguh mengagumkan. Paling tidak bagi anak-anak usia dini.
Sedangkan anak yang ketiga saat ini memang belum kelihatan tapi amat menyukai permainan lain. Yang pasti memang saat ini dari ketiga anak ini memiliki kecenderungan berbeda. Namun bersyukurnya, ketiga anak-anak kami begitu menyukai alam bebas, mereka suka bergaul dengan banyak teman. Semuanya tidak pernah dibatasi namun tetap dikontrol agar keselamatan anak dalam bermain tetap terjaga.
Dengan melihat aneka kecenderungan dan bakat ini, tentu membutuhkan dukungan dari orang tua, khususnya kami sendiri yang berusaha menuruti keinginan anak yang positif ini. Seperti ketika berlibur anak-anak menyukai bermain ke kolam renang, maka kami pun mengarahkan mereka melakukan kegiatan itu. Meskipun harus selalu didampingi agar lebih aman. Selain itu, mengarahkan bakat dan kecenderungan tidak harus dengan biaya yang mahal, lantaran berenang di kolam renang yang murah pun tersedia, hanya dengan ongkos Rp 5000 anak-anak bisa menikmati kesenangannya berenang.
Begitu pula aktifitas yang berhubungan dengan seni, maka sedini mungkin berusaha mengarahkan mereka pada kegiatan yang mengasah kemampuan seni, seperti misalnya kegiatan lomba mewarnai, membuat kreasi menempel (kolase) dengan bahan sisa, atau limbah kertas yang bisa dimanfaatkan. Bahkan daun-daunan yang hakekatnya tidak bermanfaat pun sebenarnya bisa dijadikan bahan yang amat penting bagi pengembangan kemampuan anak dalam sebuah kreatifitas seni.
Menurut teori perkembangan, perbedaan kemampuan itu berkaitan dengan pengaruh kinerja otak kiri dan kanan. Yang manakah yang mempengaruhi di antara keduanya. Atau justru kedua bagian otak ini bisa saling bersinergi jadi cenderung lebih seimbang. Meskipun di usia dini kemampuan dan bakat serta kecenderungan masih bersifat dinamis alias berkembang dan berubah-ubah tergantung masa pertumbuhannya lantaran dipengaruhi pula oleh pendidikan dan lingkungannya, namun melihat variasi hobi ini menunjukkan adanya perbedaan bakat dan kecenderungan yang berbeda.Â
Usia anak-anak dini hakekatnya adalah usia emas (golden age) dimana pada masa ini, kemampuan motorik dan fisik anak dipengaruhi jenis dan seberapa banyak aktifitas yang dilakukan anak. Baik aktivitas secara fisik maupun otak anak. Selain itu aktifitas psikis pun tidak boleh diabaikan karena dimensi psikis (kejiwaan) turut menjadi bagian penting perkembangan anak selanjutnya.
Jika melihat perbedaan bakat dan kecenderungan jika dikaitkan dengan cara berfikir otak, menurut beberapa dominasi otak dibedakan menjadi dua.
Otak Kanan
Menurut teori dominasi otak kanan dan otak kiri, sisi kanan otak berfungsi terbaik jika digunakan pada tugas yang ekspresif dan keratif. Beberapa kemampuan yang populer terkait dengan sisi kanan otak meliputi:
- Mengenali wajah
- Mengekspresikan emosi
- Musik dan selera seni
- Membaca emosi
- Warna
- Gambar dan imajinasi
- Penyatuan
- Intuisi
- Kreativitas
- Subyektifitas
- Mengontrol tubuh bagian kanan
- Bentuk 3 dimensi
Otak Kiri
Sisi kiri otak di anggap mahir dalam tugas yang melibatkan logika, bahasa dan berpikir analitis. Otak kiri sering digambarkan lebih baik dalam:
- Obyektifitas
- Bahasa
- Logika
- Berbicara
- Menulis
- Berpikir kritis
- Ketrampilan Angka-angka
- Matematika/ketrampilan ilmiah
- Menganalisa
- Penalaran
- Mengontrol tubuh bagian kiri
- Pertimbangan. Sumber
Jika melihat perbedaan fungsi dari kedua sisi otak ini, tentu menjadi menarik jika anak-anak memiliki bakat tertentu dan orang tua mampu mengasahnya dengan aneka permainan yang merangsang kemampuan mereka. Merangsang kemampuan otak serta mengembangkan bakat serta kecenderungan anak hakekatnya menjadi bagian penting dalam proses pertumbuhan. Sehingga, dengan rangsangan yang tepat tentu bisa mengarahkan kemana semestinya anak-anak ini dikembangkan.Â
Mengembangkan bakat anak tidak harus dengan biaya mahal
Jika melihat dunia modern saat ini, segala macam permainan hakekatnya banyak yang instant, sehingga kurang bisa merangsang kemampuan kinerja otak dan fisik anak, seperti permainan elektronik yang justru menjadikan anak sedikit melakukan gerakan. Hanya mata, telinga dan tangan yang biasanya banyak digunakan. Sedangkan gerak fisik amat sedikit diasah. Anak bisa bertahan selama berjam-jam demi sebuah game oline, atau bermain video game yang cenderung sedikit sekali kreatifitas dan gerak fisik. Padahal permainan yang membutuhkan kreatifitas biasanya merupakan kombinasi gerak fisik, psikis dan otaknya.
Meskipun bermain game online tidak dilarang karena juga bisa meningkatkan kecerdasan anak, namun memberikan batasan agar tidak berlebih-lebihan amat dibutuhkan. Perlulah diisi dengan kegiatan lain di lingkungan sekitar agar mereka mampu bersosialisasi dengan baik.
Anak dirangsang mengembangkan kecerdasan otak, fisik yang bergerak serta kesabaran tingkat tinggi demi menyelesaikan sebuah kreasi tertentu. Otak anak berkembang dengan menemukan aneka persoalan serta bagaimana menyelesaikan persoalan itu. Fisik anak bergerak ke sana kemari demi mencari bahan-bahan untuk membuat kreasi, dan tentu saja kejiwaan anak akan terbentuk menjadi sosok yang ulet, telaten dan sabar hingga produk yang ingin dihasilkan benar-benar terwujud nyata.
Seperti yang anak kami lakukan, meskipun hanya sebuah layang-layang dari lidi dan bentuknya pun tidak sepenuhnya utuh seperti buatan orang dewasa, namun yang menjadi kebanggan adalah ketika anak mau berusaha membuat dan menyelesaikannya tanpa memikirkan seberapa bagus hasilnya. Anak mau berusaha dan bekerja keras disertai kesabaran adalah kombinasi yang kompleks pada tahap perkembangan mereka.
Hal-hal seperti ini, tentu banyak juga dialami oleh anak-anak lainnya, tergantung kecenderungan dan bakat masing-masing. Seperti misalnya ketika anak memiliki bakat dalam bidang bahasa, tentu anak tersebut menyukai hal-hal yang berhubungan dengan aktifitas membaca dan mendengar, dan mereka biasanya lebih lancar ketika berbicara. Menemukan kosa kata baru begitu mudahnya diingat dan dengan mudahnya menyampaikannya kepada orang lain.
Menggunakan bahan-bahan sisa tapi bisa dimanfaatkan akan memupuk rasa kepedulian terhadap alam semesta, mereka menyadari bahwa semua yang ada di sekitarnya adalah benda yang bisa dimanfaatkan. Hanyalah orang-orang di sekitarnya yang bisa membantu anak-anak ini dalam mengembangkan ide kreatifitasnya.Â
Yang pasti, baik otak kanan atau otak kiri, hakekatnya memiliki kelebihan masing-masing, sehingga bagaimanakah cara kita mengembangkan bakat dan kecenderungan anak akan tergantung pada kondisi keluarga dan lingkungan masing-masing. Begitu pula tingkat ekonominya yang tentu saja memiliki kesempatan yang lebih jika ingin memberikan anak kemampuan yang istimewa dalam bidang tertentu.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H