Rerata remaja ingin menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang bebas berbuat apa saja. Jadi karena prinsip ini kebanyakan dari remaja ini ingin menunjukkan kepada keluarga dan lingkungan bahwa mereka layak hidup bebas tanpa diatur-atur. Sayang sekali keinginan bebas ini bukan ditujukan pada hal yang positif, tapi justru ke arah yang negatif. Mengkonsumsi miras menjadi salah satu alternatif. Adapula di antara mereka yang mengkonsumsi narkoba. Sungguh pengalihan aktifitas yang cenderung berbahaya bagi diri sendiri.
Selain karena ingin menunjukkan predikat bebas itu, mereka acapkali karena terpengaruh dari ajakan kawan yang menjanjikan akan mendapatkan sensasi lebih jika meminum miras dengan dicampur obat serangga itu. Tak ayal, daripada dibilang kampungan dan kehilangan teman, maka mereka langsung mencobanya tanpa memikirkan dampaknya.
Tak hanya karena faktor kebebasan tanpa batas itu yang mendorong generasi muda mengkonsumsi miras oplosan, yaitu karena mereka ingin dibilang hebat. Seperti penjelasan si AD kemudian. Beruntung yang bersangkutan sudah pensiun dari peminum miras.
Kenapa kog ingin dibilang hebat? Ternyata ketika mereka bisa bertahan dalam teler luar biasa dan bisa bangun kembali dengan sehat maka sudah dianggap jagoan, lelaki sejati atau laki-laki hebat. Padahal dengan cara-cara ini justru membahayakan diri sendiri.
Tahukan Anda, Laki-laki hebat bukan dengan merusak diri sendiri
Ada beragam cara yang bisa ditempuh agar lelaki bisa dibilang hebat dan jagoan. Tak perlu mahal dan tak harus susah payah seperti membesarkan bentuk tubuh agar dibilang atletis. Atau mengkonsumsi miras biar dianggap jagoan. Lantaran sebuah kehebatan itu tidak hanya diukur dari tubuh yang kekar dan tenaga yang kuat dan mampu menahan diri dari rasa mabuk belaka. Akan tetapi ke bentuk yang lebih positif dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Apalagi dengan mengkonsumsi miras yang memang sudah dilarang oleh negara. Ditambah lagi dampak yang ditimbulkan tentu cenderung negatif. Dalam Islam sudah jelas larangan miras ini, karena dampaknya negatifnya lebih banyak dariapda dampak positifnya.Â
Dampak negatifnya ya tentu minimal kerusakan organ dan syaraf peminumnya. Bahkan yang lebih ekstrim lagi berujung hilangnya nyawa satu-satunya yang amat berharga. Alangkah baiknya ikut dalam kegiatan sosial yang bermanfaat bagi sesama, ikut kegiatan kesenian daerah, turut serta dalam kegiatan Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan kegiatan lain yang bermanfaat.
Boleh juga menjadi salah satu penulis di Kompasiana. Tak hanya kawan yang ditemukan, karena kita belajar mengasah kemampuan menulis dan mendapatkan manfaat dari beragam karya tulis mereka.
Kalau sudah begini, Langkah apakah yang mesti dilakukan pemerintah dalam mencegah penyebaran miras oplosan
Langkah preventif sudah banyak dilakukan pemerintah seperti penyuluhan akan bahaya miras. Dampak terhadap fisik dan mental seseorang serta akibat yang ditimbulkan jika meminum miras oplosan. Tapi langkah preventif saja ternyata tidak cukup. Perlu tindakan yang lebih keras lagi terhadap pengguna dan produsennya.
Selama ini para produsen miras oplosan hanya dikenai hukuman denda dan penjara, karena undang-undang tentang peredadan miras oplosan masih merujuk pada miras murni yang notabene pemerintah mempunyai regulasi yang jelas. Sedangkan miras oplosan belum memiliki standar hukum yang jelas. Oleh karena itu, hukuman yang berat bagi peminum miras oplosan dan produsennya tentu bisa membuat efek jera.Â