bak api membakar noktah dan nafsu
sejurus tampak pucat, sedih, sembab penuh haru
harap cemas menanti tajamnya waktu
............................
Jangan dikira ku tak tahu sedihnya kamu
melolong dalam tangis di lubuk hatiku
meratap sedih harap empati
gagalkan eksekusi demi nurani
......................
Tapi..
Bukankah nuranimu terlepas dari dadamu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!