[caption id="attachment_314859" align="aligncenter" width="240" caption="Sumber: inspirasikita1.wordpress.com"][/caption]
Dialah dia yang bermata dua mata-mata satu di kepala satu di kamera dia selalu melihat tatkala tengah berpesta siapapun dia jadi korbannya
......................................
dia dialah yang bermata dua satu di kepala dua di atas kakinya menatap semua yang tak sepaham mata kedua mengintip dan menyepak siapa saja
...................................
dia dialah yang bermata dua datang dan pergi semau dia datang harus diundang pake ceremoni segala kepala besar bukan karena cerdasnya tapi besar kepala karena kecongkakannya
.....................................
Dialah dia si bermata dua berjalan tegak membusungkan dada berjalan tanpa menengok seakan di atas altar sang raja bukan raja tapi seperti raja durjana
......................................
siapakah dia si mata dua? beraninya menatap hanya yang beri harta tapi mengelak tatkala disapa si miskin papa berjalan bersungut-sungut seperti janggut sang kuda tanpa menoleh siapapun menyapa
............................................
dia dialah si bermata dua dua di mata duanya di depan kamera dulu membusungkan dada penuh bangga kini tertunduk malu tanpa suara tatkala KPK menangkapnya tak sia-sia menjerumskannya dalam penjara
...........................................
dialah dia si mata dua menatap lesu seperti tak berdarah menatap nanar sapa pun jua bukan aku dan bukannya dia memandangmu hina tanpa rupa dan kasta
..............................................
Dialah dia si bermata dua busung dada tiada berkasta pasi di muka tersungkur rupa
berselimut dosa
****** Puisi abal-abal, 09.01.2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H