Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena Asisten Rumah Tangga, Sebuah Risiko Konflik Kehidupan Pasutri

21 Maret 2014   16:52 Diperbarui: 4 April 2016   10:19 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan mengasuh anak-anaknya, Pak Bohlam berusaha setia untuk tidak menghianati cinta istrinya. Beberapa bulan menahan diri untuk tidak mendekati wanita lain. Meskipun hasrat kelelakian kian menggelora. Tetap saja niat untuk "membeli" pemuas hasratnya urung dilakukan.

Namun, kekuatan iman tidak semua orang sama ketika harus berpisah dengan istrinya. Dengan jujur beliau pun menceritakan bahwa dirinya tak mampu tidur dalam kesepian. Acapkali merindukan istrinya, maka beliaupun harus mencari wanita demi memperturutkan hasrat kelelakian.

Dua tahun sudah istrinya meninggalkannya demi sebuah prestise, kehidupan yang sempurna karena suami tak dapat memberikan apa-apa yang diinginkan istrinya. Maka pantaslah sang istri merantau dengan resiko "bermain" dengan perempuan lagi.

Meskipun suami tak pernah jujur terkait permainan sang suami, namun karena keinginan untuk mencari materi yang lebih di negeri orang, istripun berusaha meyakini bahwa sang suami adalah pria yang jujur. Dan sang istripun tetap menunjukkan aura bahagia meskipun harus bekerja 24 jam di negeri orang.

Kata pepatah, jujur kacang ijo. Istri siapakah yang mampu merantau ke negeri orang tanpa suami di sisinya? dan siapa pula suami yang sanggup di rumah tanpa kehangatan istrinya?

Itulah fenomena yang sampai saat ini Pak Bohlam rasakan, dengan harapan penghasilan yang tinggi dan kehidupan yang memadai, beliau merelakan istrinya meninggalkannya menjadi asisten rumah tangga, menjadi PRT di negeri orang demi sebuah materi. Dan dirinya harus terperosok ke dunia hitam, dunia pelampiasan hasrat karena ketiadaan istrinya di sisi.

Fenomena asisten rumah tangga Indonesia di Luar Negeri

Melihat fenomena asisten rumah tangga dan resiko bagi kehidupan rumah tangga sepertinya sudah bukan rahasia umum. Jika beruntung maka para PRT tersebut mendapatkan majikan yang amat baik dan mereka menghargai para asisten rumah tangga mereka. Namun, keadaan akan berubah drastis jika hubungan keduanya tidak sebaik yang diharapkan. Masih beruntung jika tak berujung maut, karena kebanyakan para asisten rumah tangga ini mendapatkan perlakuan tak senonoh.

Di antara majikan tersebut, sang pria seringkali menyukai PRT wanita mereka. Tentu saja karena rata-rata para pekerja rumah tangga ini cantik, maka ada banyak wanita PRT tersebut yang mengalami kekerasan fisik maupun psikis. Tak hanya paksaan secara kejiwaan, fisikpun akan menerima kekerasan. Tak hanya tubuh yang disiksa, kekerasan seksual pun sering mereka dapatkan.

Maka, acapkali beberapa media menayangkan sosok TKI yang mengalami kerusakan fisik akibat kekerasan dan adapula yang harus "maaf " hamil di luar nikah karena kekerasan seksual dari majikannya.

Namun, meskipun sederet kekerasan seksual dan fisik masih saja siap-siap menimpa para asisten rumah tangga ini, mereka para pekerja, tetap saja memaksakan diri untuk merantau demi kehidupan "mewah" yang mereka impi-impikan. Semua tanpa alasan karena sulitnya mendapatkan kehidupan yang layak di negeri sendiri.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun