Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fenomena Kekalutan Loyalis PDI P (Jokowi) Terhadap Prabowo dan Partai Islam

11 April 2014   22:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana santer di beritakan di beberapa media massa termasuk media sosial Kompasiana bahwa rakyat tidak tertarik pada Prabowo dan justru tertarik pada Jokowi. Padahal ketika kita mau benar-benar mencari jawaban pertanyaan tersebut tentulah tidak semua masyarakat menolak Prabowo. Alasannya karena Prabowo dianggap lebih identik jadi seorang presiden dan kebijakannya akan lebih tegas.

Jika pendapat penulis kompasiana mengatakan bahwa Prabowo benar-benar tidak dibutuhkan, ternyata dugaan tersebut masih terbantahkan dengan masih besarnya suara gerindra versi hitung cepat. Dan ketika menganggap bahwa Prabowo ditolak karena masih berbau-bau orde baru nyatanya Golkar pun masih mendapatkan suara yang tinggi. Sehingga secara perlahan mementahkan dugaan bahwa Prabowo sama sekali dianggap tidak cocok di hati rakyat.

Nah, yang justru mesti digarisbawahi adalah tatkala golkar, gerindra, PKS dan partai Islam lainnya berkoalisis maka akan sangat berat bagi PDIP memboyong Jokowi ke Istana, meskipun sangat santer bahwa PDIP akan berkoalisi dengan PKB. Karena PKB sendiri sudah konsisten memperjuangkan Rhoma Irama yang juga mempunyai posisi kuat menjaring masa dari kalangan umat Islam.

Meskipun PPP dan PKB juga partai Islam tapi jiwanya adalah Nasionalis, bagi kalangan politisi dianggap sebagai lawan yang berat dan dapat menghalangi cita-cita partai nasionalis lainnya yang murni tak membawa embel-embel Islam di dalam partainya. Bahkan yang membahayakan lagi jika partai Islam bersatu bersama Golkar maka akan sulit PDIP memenangkan Pemilu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun