Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tangisanmu, Apa Sih Makna Sesungguhnya?

23 April 2014   07:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:19 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah meneteskan air mata itu hanya bagi wanita saja, atau bagi pria pun berhak untuk melakukannya?

Menangis atau meneteskan air mata sebagai wujud penyesalan atau rasa sedih yang mendalam, atau sentuhan empati yang dalam sehingga seseorang yang tak pernah mengalami masalahpun turut hanyut dalam lingkaran kesedihan. Mereka tanpa sengaja menangis atau terharu dan menumpahkan air mata. Meskipun setelah mereka menangis merekapun kembali bernyanyi-nyanyi atau tertawa-tawa karena terbawa eforia hiburan yang tengah mereka simak.

Sebut saja ketika ada adegan menyumbang ke salah satu masyarakat miskin, di mana masyarakat tersebut sampai menitikkan air mata karena bersedih dengan apa yang dialaminya. Dampaknya tak hanya si miskin yang menangis, di studio pun ikut pula memperlihatkan rona kesedihan. Entah sedih beneran atau tidak. Tapi yang membuat saya terheran-heran, semenit mereka lepas meneteskan air mata karena tayangan haru, mereka pun bernyanyi-nyanyi dan tertawa-tawa kegirangan. Sepertinya tangisan mereka hanya Settingan. Benar gak ya? ah entahlah yang pasti orang yang menangis tersebut merasa terharu dengan apa yang dilihatnya.

Tapi siapapun yang memiliki perasaan, tatkala melihat seseorang bersedih dan meneteskan air mata tentu saja akan terharu dan tanpa sadar terhanyut dalam situasi tersebut. Karena naluri manusia adalah sekeras-keras watak atau karakter seseorang, maka mereka akan dapat diluluhkan oleh air mata seseorang. Entah  mungkin sebuah kodrat bagi manusia, tatkala mereka tak mampu membendung rasa kasihan dan empati atas penderitaan dan permohonan orang lain yang tengah menerima persoalan. Sehingga siapapun dia baik pria maupun wanita tidak menutup kemungkinan akan meneteskan air mata sebagai bentuk curahan rasa terdalam dalam diri mereka. tak hanya wanita yang acapkali disebut sebagai manusia cengeng, tapi priapun di saat-saat mereka membutuhkan curahan perasaan, maka tetesan air mata itu dapat mewakili perasan duka. Wajar dan tak ada yang aneh dalam hal ini.

Namun demikian, sedih yang sebenarnya dengan settingan hakekatnya tidak serupa, alias berbeda. Seseorang yang melakukannya karena berada pada situasi yang benar-benar merasakan kepedihan hidup, sosok yang di depannya tentu akan merasakan sebuah kejujuran di dalamnya. Tapi akan berbeda jika itu hanya tangisan tipu-tipu, tentu siapapun akan menduga bahwa tangisan tersebut sebagian dari sebutan dari air mata buaya. Mereka meneteskan air mata karena ingin menerkam mangsanya dan ingin memperoleh keuntungan dari kelalaian calon korbannya.

Mudah-mudahan kita tidak termasuk pada pemilik air mata buaya yang menetes di kedua mata para koruptor dan tersangka kejahatan karena ingin mendapatkan maaf dari sang hakim akibat kejahatan kita. Dan jangan pula seperti tangisan orang yang terkena gangguan jiwa, mereka menangis dan tertawa tak jelas ritme dan kapan mereka harus melakukannya.

Salam

Gambar : www.myniceprofile.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun