Mohon tunggu...
M. Ali Amiruddin
M. Ali Amiruddin Mohon Tunggu... Guru - Guru SLB Negeri Metro, Ingin berbagi cerita setiap hari, terus berkarya dan bekerja, karena itu adalah ibadah.

Warga negara biasa yang selalu belajar menjadi pembelajar. Guru Penggerak Angkatan 8 Kota Metro. Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dangdut Akademy, Mengembalikan Dangdut Pada Khittahnya

6 Mei 2014   21:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:48 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gambar: Dangdut Academi Indosiar/ showbiz.liputan6.com

Tepatnya tadi malam (05/05) saya melihat pertunjukan yang saya yakin hampirseluruh Indonesia menyaksikan acara yang spektakuler ini. Acara yang ditayangkan oleh Indosiar. Stasiun TV yang bermoto satu untuk semua.

Dan benar, acara Dangdut Akademy seperti membius para penggemar dangdut. Dangdut yang benar-benar Indonesia. Mengembalikan dangdut sebagaimana kekhasan yang biasanya ditunjukkanoleh penyanyi dangdut pada masanya.

Acara yang selalu ditayangkan hampir tengah malam ini pun tetap saja mengundang perhatian. Tak hanya penyanyi dangdut, saya sendiri meskipun menyukai musik dangdut tapi untuk melihat tayangan kompetisi olah vokal, saya cenderung melihat kompetisi musik pop. Seperti halnya Idonesian Idol. Tapi kali ini berbeda, meskipun awal mulanya saya tertarik menyimak lebih dalam tayangan musikpop, ternyata Dandung Akademi ini berbeda dari biasanya. Semua memberikan kesan yang mendalam betapa dangdut itu adalah musik yang pantas dicintai karena sentuhan rasa yang dalam. Penilaian ini saya rasa tidak berlebihan meskipun saya memang menyukai segala jenis musik.

Kompetisi dangdut yang cukup memancing ekspektasi para penonton dari seluruh penjuru Indonesia bahkan dari luar negeri ini, sepertinya pun sudah sering diadakan, seperti yang dahulu ditayangkan di TPI dengan nama Kontes Dangdut Indonesia (KDI), namun ternyata sentuhan orisinil dari dangdut pada acara ini benar-benar mengena. Entahlah apa karena saya memang terlalu gandrung dengan dangdut lawas, karen segi penampilan penyanyi dan aransemen musik model dahulu dengan sekarang amat jauhberbeda.

Musik dangdut yang akhir-akhir ini sering dicibir karena menampilkan pertunjukan vulgar dan seronok serta mendapatkan hujatan dari para pemuka agama Islam, maka pertunjukan Dangdut Akademy ini sungguh berbeda. Penyanyi dan pemirsanya mendengarkan suara yang benar-benar apik dengan gaya olah vokal yang luar biasa, di tambah lagi guyonan dari para presenter yang juga menjadi bumbu tatkala kejenuhan mulai hinggap pada diri penontonnya.

Meski ada tiga penyanyi yang tak sempat saya lihat yakni Ati, Lesty dan Ikif karena tertinggal acara, namun dua penyanyi yang berasal dari Palembang dan Banten tersebut sangat memuka tim juri, penonton termasuk saya sendiri. Mereka ialah Frans dan Subro. Frans yang menyanyikan pop yang diaransemen menjadi musik dandut ternyata juga dinyanyikan sangat apik.

Begitu pula Subro, seorang penyanyi yang juga berprofesi sebagai pemain keyboard (organ tunggal) di kampungnya ini pun menyanyikan lagu dengan judul Senandung Rembulan, sebuah karya yang pernah dipopulerkanoleh Imam S Arifin yang juga pernah hit di masanya. Lagu tersebut dinyanyikan dengan sangat baik bahkan tim juri seperti tidak dapat lagi berkomentar karena karakter suara dari Subro ini termasuk unik dan sangat khas. Melihat Subro, saya kembali teringat dengan penyanyi dangdut Asep Irama yang juga memiliki kekurangan dari segi penglihatannya tapi mampu menyanyikan lagu yang juga memiliki penggemar di masanya.

Dangdut Akademy mungkin salah satua acara kompetisi dangdut yang cukup digandrungi karena lagu-lagu yang dibawakan merupakan lagu yang penuh dengan memori atau nostalgia dari penyanyi kawakan yang tak pernah lekang oleh waktu meskipun bermunculan lagu-lagu dangdut dengan bermancam-macam versi.

Posisi Inul Dalam Dangdut Academy

Selain melihat sisi baiknya kompetisi dangdut yang membuat saya salut karena menampilkan kontestan yang menyanyikan kembali lagu-lagu lawas, adalah sosok Inul Daratista yang telah menjadi ratunya para juri di kontes ini.

Inul yang berkesempatan menjadi juri sekaligus pimpinan juri pun sepertinya berada dalam situasi yang berseberangan dengan jalur dangdut yang dibawanya. Tidak lain dan tidak bukan karena Inul pernah menjadi selebritis hot news karena goyangan ciptaannya. Goyang Ngebor yang sempat menjadi tranding berita nasional dan juga menjadi titik didih tatkala H. Rhoma Irama mengecamnya sebagai penyanyi dengan goyangan erotis. Puncaknya Rhoma Irama pun sempat menyampaikan ultimatum dan keberatannya terhadap Inul Daratista karena goyangannya yang seronok.

Nah, ketika saat ini melihat sosok inul yang terlihat lebih adem dengan penilaiannya terhadap peserta, sepertinya Inul sudah berubah arah dan mencoba untuk kembali introspeksi diri bahwa dangdut itu adalah seni suara dan olah goyang yang tak sepatutnya dikotori dengan erotisme. Meskipun tak mungkin pula dangdut tanpa goyang bukan?

Akan tetapi, jika melihat konsep dan penilaian yang selalu diarahkan pada para peserta memang semakin memperkuat dugaan bahwa saat ini Inul ingin memberikan contoh kepada penyanyi pendatang baru agar bergaya ala penyanyi tempo doeloe. Dangdut yang murni tarik suara dengan cengkokan yangkhas dan dijauhkan dari kesan seronok. Seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, Evie Tamala, Mansyur S, Hamdan ATT, dan sederet penyanyi lawas lain yang berkontribusi terhadap kemajuan musik dangdut di tanah air.

Boleh jadi dengan sedikit goyangan ngebor karya Inul ini dilakukan penciptanya, Inul pun sudah semakin mawas diri bahwa tak patut pula dangdut dianggap nyanyian yang justru merusak penggemarnya dengan goyangan erotis. Dan terbukti, saat ini justru penyanyi-penyanyi baru yang justru menggunakan goyangan aneh-aneh karena ikut-ikutan gaya inul tersebut.

Penemu goyang ngebor justru menjadi insyaf dan berbalik arah menjadi tipe penyanyi yang tulen dan lebih nyaman untuk dilihat dan didengarkan suaranya ketimbang goyangannya yang mengundang syahwat.

Semoga kontes dangdut ini pun menjadi tolok ukur bagi para penyanyi dangdut Indonesia agar mereka kembali kepada khittahnya dengan mengedepankan musik dan olah vokal yang indah bukan semata-mata mempertontonkan keindahan tubuh yang menggoda.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun