Prolog
Kata idealis akan melekat pada satu tokoh yang bernama Tan Malaka mengapa demikian karena Tan Malaka pernah berbicara bahwa ‘’Idealisme adalah keistimewaan terakhir yang dimiliki oleh seorang pemuda’’. Sehingga banyak yang kemudian menjadikan kata tersebut sebagai roh spirit yang menyala untuk menghidupkan sebuah kesadaran kolektif. Tan malaka merupakan sosok yang berideologis, bagi para pengagumnya pasti sudah mengetahui bagaimana Tan malaka dijelaskan di semua karya tulisnya, seorang pemuda yang memegang ideologi marxisme dalam gerakannya untuk menentang sistem kapitalisasi penjajahan di Indonesia saat itu, Sehingga sebagai seorang ideologis Tan malaka sudah sepantasnya disebut sang idealis.Â
Idealisme banyak didefinisikan dengan banyak arti, Â dari yang bersifat terbuka sampai tertutup. Pada banyaknya definisi yang disebutkan. Umumnya seseorang mendefinisikan sebuah idealisme yaitu sebuah tujuan atau capaian yang diambil dari sudut pandang ideal/sempurna yang tidak bisa diganggu gugat lagi. Idealisme selalu diposisikan berlawanan dengan materialisme.Â
Ideologi adalah sebuah kumpulan ide atau gagasan yang dilakukan sebagai pedoman untuk memberikan arah dan tujuan dalam kelangsungan hidup. Ideologi akan menjadi alat seseorang untuk bertindak bahkan landasan untuk memutuskan sesuatu yang penting dalam hidupnya, ideologi akan membawa seseorang ke arah yang telah dirancang.
Menarik sekali jika kita bedah idealisme dari sudut pandang ontologi kata dari idealisme itu sendiri. Menurut kamus kamus besar bahasa Indonesia idealisme merupakan aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dipahami.  Titik berat idealisme terletak pada sudut Pandangan sebuah ide sehingga rangkaian holistik keyakinan dan perasaan diatur oleh pikiran. Kemudian Idealisme tumbuh subur didalam ranah epistemologi bagaimana sebuah idealisme bekerja. Kerja-kerja idealisme tidak menapikan unsur keseluruhan seperti yang dijelaskan oleh plato bahwa idealisme merupakan  pusaran dunia ide yang berusaha untuk diwujudkan dalam dunia realitas.Â
Singkatnya kita dapat menyebut Tiga kata yang dapat mendefinisikan kata idealisme yaitu keyakinan, prinsip dan bentuk ideal. Lantas mengapa idealisme selalu dinilai sebagai barang yang kaku? Karena idealisme disepakati secara umum sebagai bentuk ideal padahal idealisme merupakan suatu pemikiran yang mengorientasikan ide sebagai gagasan utamanya sehingga berbicara idealisme seharusnya lebih berorientasi pada ide nya bukan memperdebatkan ideal perseorangan.Â
Isme merupakan simbol ideologis yang yang kemudian menjadi cikal bakal kata Idealisme tentu jika kita telaah Idealisme turunan dari kata ideologis yang kemudian setiap orang mempunyai definisi nya sendiri dalam memaknai  ideologis itu sendiri. Sehingga lahirnya banyak isme isme baru yang kemudian membentuk sebuah keyakinan bersifat kaku selayaknya sebuah kepentingan yang tidak bisa lagi diganggu gugat.
Monolog
Plato membagi dua sudut pandang dalam melihat idealisme. Pertama, dunia ide dan kedua dunia realitas. Apa yang kita temui di dunia realitas merupakan sebuah hasil dari rancangan yang dikonversi dari dunia ide. Dari penjabaran bahwa idealisme merupakan pandangan yang berorientasi pada sebuah ide tentu landasan paling dasarnya adalah ideologis.Â
Pada dasarnya ideologi terbagi ke dalam dua suku kata yaitu Ideos dan Logos. Ideos artinya pemikiran sedangkan Logos artinya logika, ilmu dan pengetahuan sehingga secara terminologi para Cendikiawan menyimpulkan ideologi merupakan rumusan alam pikiran yang terdapat di berbagai subjek atau kelompok dilapisan masyarakat sehingga ideologi tidak melulu dimiliki oleh sebuah negara tapi juga ideologi dapat dimiliki oleh sejumlah orang yang mempunyai sudut pandang ideal terhadap sesuatu yang menjadi sebuah kepentingan atau sebuah cita cita yang kemudian dirumuskan menjadi sebuah pandangan hidup yang kemudian disebut isme.Â
Ide akan berkaitan dengan perspektif yang lebih dinamis. Proses pencarian ideologis atau capaian menjadi seorang idealis. Akan menemui berbagai macam proses panjang seperti dimana saat kamu mencari makna dirimu hanya akan mengambil afirmasi yang paling mendukung dunia ideal mu sendiri bukan membentuk pandangan baru yang lebih kompleks. Seharusnya kebijaksanaan dapat membangun kerangka berfikir, bertindak, dan bersikap tanpa harus dicampuri dengan hasrat egois. Sehingga mengapa judul tulisan ini ditulis idealis tapi tidak ideologis karena kebanyakan dari kita melangkah ke anak tangga kedua dan menghiraukan tangga-tangga sebelumnya. Idealis terdapat pada dimensi ideologis sehingga seharusnya idelologis adalah tahap pertama yang harus dipegang oleh seseorang sebelum nantinya dirinya pantas disebut sang idealis.Â