Halo gaess... kembali lagi dalam artikel mingguanku. Kali ini aku akan membahas mengenai konflik dan negosiasi. Tentu kedua kata ini menarik untuk dibicarakan karena ini merupakan hal yang sering atau bahkan selalu kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Yang pertama, aku ingin membahas tentang konflik. Konflik disini merupakan sesuatu yang akan selalu kita hadapi dalam kehidupan. Manusia tentu pasti akan mengalami fase dimana dia mengalami konflik. Konflik rumah tangga, konflik agama, dan lainnya merupakan beberapa contoh dari adanya konflik.Â
Sebelum masuk lebih dalam lagi, kita harus tau dulu nih apasih pengertian konflik itu? Menurut Mullins (1993) konflik adalah kondisi terjadinya ketidaksesuaian tujuan dan munculnya berbagai pertentangan perilaku, baik yang ada dalam diri individu, kelompok, maupun organisasi.Â
Sementara menurut Putman dan Pool (1987) konflik adalah interaksi antara individu, kelompok, dan organisasi yang membuat tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan mereka.Â
Jadi dapat disimpulkan dari kedua pengertian ini bahwa konflik ini muncul dari ketidaksesuaian atau ketidakcocokan yang muncul dalam suatu individu, kelompok, dan organisasi.
Dalam organisasi, ada dua pandangan yang berbeda mengenai konflik, yaitu:
1. Pandangan tradisional
Pandangan tradisional melihat bahwa konflik organisasi dipandang sebagai proses yang sangat sederhana dan optimistic, karena pada pandangan ini berasumsi bahwa:
- Konflik muncul karena ada orang yang menjadi pembuat masalah, karena konflik terjadi sebagai akibat dari anggapan bahwa orang lain lebih suka mengacau atau mengganggu situasi.
- Konflik adalah teoritis yang tidak bisa dihindari karena merupakan hal buruk dan harus dihindari.
- Konflik digunakan untuk mengkambinghitamkan pihak-pihak tertentu.
2. Pandangan modern. Â
Pandangan modern melihat bahwa konflik dianggap baik, artinya dalam kehidupan organisasi harus ada. Konflik dapat membuat individu untuk mempertahankan pendapatnya, berpikir kritus, inovatif, dan kreatif. Jadi disini konflik bukan untuk dihindari, tetapi konflik ini harus dicarikan solusi melalaui strategi yang efektif. Asumsi dalam pandangan ini adalah:
- Konflik dapat terjadi karena adanya berbagai faktor structural dalam organisasi, yang secara khusus adalah konflik yang berhubungan dengan hierarki.
- Konflik yang muncul berskala minimal dapat mengoptimalkan produktivitas kerja organisasi.
- Konflik tidak dapat dihindari, karena dapat terjadi pada setiap organisasi.
- Konflik menyatu dalam organisasi, artinya konflik harus ada dalam organisasi.