Lio dan Nela mati dengan cara berjalan ke dalam danau dan menceburkan diri ke dalam pusaran danau. Mereka ditemukan mati mengenaskan di pinggir danau setelah tiga hari. Dengan pergelangan tangan keduannya terikat tali gebang. Lio terbaring kaku dengan muka ke bawah menghadap ke tanah, sementara tubuh Nela menengadah ke atas.
Sejak peristiwa tragis itu, danau Waibelen seakan berubah nama menjadi Danau Asmara. Warga Desa Waibao, bahkan masyarakat Kabupaten Flores Timur lebih sering menyebut Danau Waibelen dengan Danau Asmara hingga hari ini. Saat ini, di danau Asmara pada sisi tempat tengelamnya sepasang sejoli ini, ditandai dengan tumbuhnya, sebatang pohon kelapa di pinggir danau.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!