Kondisi dan kesempatan ini, dimanfaatkan oleh Kamilus Tupen Jumat mendekatkan barang dengan pembeli dengan memberdayakan tukang ojek di Desa Tuwagoetobi dan sekitarnya.Â
"Tahun lalu kita sudah terobos bagaimana mendekatkan barang dengan pembeli dengan memberdayakan jasa tukang ojek. Jadi mereka (tukang ojek) menghantar jagung, dengan sistem seperti pos, JNE atau J&T," ungkap Kamilus.
Kamilus bermaksud agar jaringan antar petani dibangun dan sama sama diajak untuk menuju ke reformasi riil pertanian, yang pada giliran berikut ada harapan bagi golongan milenial bisa minat untuk jadi perawat setia bumi.
Luas kebun jagung milik Kamilus Tupen Jumat, yang siap untuk mal jagung seluas 2 (dua) hektar. Pembelian secara online dibuka terus termasuk jagung milik warga Desa Tuwagoetobi lainnya yang saat ini memasuki masa panen untuk pelayanan konsumen jagung muda.
Dan semoga golongan milenial makin minat dengan profesi ini. Atau paling kurang bisa menikmati hal unik dan bahagianya sebagai seorang petani," kata Kamilus Tupen.
Maksimus Masan Kian/Warga Adonara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H