Mohon tunggu...
Maksimus Masan Kian
Maksimus Masan Kian Mohon Tunggu... Guru - Guru Kampung

Pria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penulis Muda Berbakat Milik NTT Saat Ini, Bernama Saverinus

20 Januari 2019   09:11 Diperbarui: 20 Januari 2019   09:53 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saverinus Suhardin

Saya baru selesai membaca sebuah buku dengan judul, "Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat".Penulis buku ini adalah, Saverinus Suhardin. Ia seorang pengajar pada Akademi Keperwatan (AKPER) Marantha Groups Kupang-NTT. 

Sebelum mengenalnya melalui buku ini, saya sering sekali membaca tulisannya di media sosial, juga di media lokal, khususnya pada rubrik opini. Saya berani menyebutnya sebagai penulis muda berbakat, milik NTT saat ini.

Menarik dari buku yang berisi simpulan pemikiran ini adalah, ide dan inspirasi penulis muncul saat ia melakukan jalan pagi setiap hari.Tagar #jalanpagi adalah ciri penulis asal Manggarai Barat ini melabelkan setiap tulisannya.

Saverinus telah berhasil menjadi seorang penulis sesunggunya, yakni bisa menulis buku. Karya Buku "Pada Jalan Pagi yang Sehat, Terdapat Inspirasi yang Kuat" memberi bukti itu. 

Terbaca dalam buku ini, penulis sangat ikhlas memberikan pengetahuan seputar kesehatan kepada pembaca. Gratis. Nilai rupiah untuk harga buku ini, tidak sebanding dengan manfaat yang didapat pembaca. Siapa saja yang membaca buku ini, pasti mengerti, akan pentingnya pecegahan dini agar seseorang tidak diserang penyakit tertentu.
                 
Saya juga menemukan semacam ada provokasi yang dibangun penulis untuk merangsang kelompok akademik, khususnya perawat, yang jumlahnya cukup banyak, agar bisa mengambil peran berbagi ide melalui aktivitas menulis.  

Jumlah perawat di NTT cukup banyak. Apakah selain Saverinus Suhardin, ada perawat lain di NTT yang menulis buku? Saya tidak tahu.

Membaca setiap tulisannya, kita bisa pastikan, penulis adalah seorang kutu buku. Data yang ia gunakan tidak saja mengacu pada buku, hasil penelitian informasi dari media lokal, tetapi menggunakan ia menggunakan sekian banyak data dari media nasional dan data kesehatan dari Word Health Organization (WHO).

Jujur, saya baru pertama kali ini menemukan isi buku yang selesai satu topik tulisan, langsung disertakan sumber bacaan, pada lembaran tersendiri. Ini unik. Ada pembelajaran disini bahwa, sebagai penulis pemula, atau penulis handal sekalipun jangan terjerumus pada tindakan plagiat.

Penulis memberi banyak informasi seputar kesehatan, termasuk peringatan hari-hari kesehatan nasional dan dunia. Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Nasional. Ini sangat baru bagi kami. 

Semua perayaan hari-hari penyakit ia kuasai, diulas dan telak mendarat pada rubrik media publikasi. Jelas diekspos. Dilihat dari syarat aktual dan ketepatan momentum, penulis menang menang disitu.

Banyak tulisannya bertengger di rubrik opini pada media lokal diantaranya, Pos Kupang, Timor Expres, VictoryNews, juga media daring seperti, detik.com dan lainnya.

Awalnya, saya berpikir, penulis hanya menulis seputar dunia kesehatan, sesuai latar ilmu dan profesimu. Ternyata dugaan saya salah. Alumni Pendidikan Ners di Fakultas Keperawatan Univeraitas Airlangga, Surabaya ini, seperti memberi bonus tambahan kepada pembaca dengan topik-topik lain yang  aktual dan menarik. Salah satu yang saya suka adalah tulisan dengan topik, "Menghadapi Serangan Hoax". 

Sepakat bahwa, hoax hari ini sudah menjadi lahan bisnis oleh kelompok yang berkepentingan, maka mesti secara bersama kita lawan dan bumihanguskan. Kita tidak boleh terlena dan termakan dengan prilaku oknum yang menyesatkan ini. Apalagi secara gegabah membagikan informasi tanpa didahului dengan klarifikasi.

Ada lagi tulisan yang menurut saya menarik yakni, "Sisi Lain Piala Dunia". Bagi saya menarik, karena orang tidak berpikir menulis pertandingan bola kaki dengan kesehatan, saat hangatnya kompetisi itu sedang berlangsung. Paling yang diulas, pasti seputar tim mana yang menang, yang lolos ke babak berikut, siapa yang mencetak gol. 

Penulis hadir, mengulas soal prilaku penonton yang menghabiskan waktu untuk menonton dan lupa tidur yang kemudian memengaruhi kesehatannya. Ini lagi-lagi menurut saya, penulis memiliki kepekaan yang luar biasa sebagai salah satu syarat seorang penulis.

Saya suka sekali argumentasinya pada tulisan "Berpikir Lagi Soal Menutup Prostitusi", terdapat di halaman 130-131. Jika narasi itu dibacakan di hadapan Pa Wali Kota Kupang, Jefri Riwu Kore pasti ada pertimbangan lagi soal penutupan tempat prostitusi di Kota Kupang. He..he..Argumentasinya hebat.

"Dilema Menjadi Petani" adalah tulisan yang menurut saya memiliki muatan membangun motivasi orang muda untuk tidak gengsi masuk kebun. Tingginya sekolah akan mubazir, jika tidak terserap di dunia kerja. Berharap kerja di kantoran yang peluangnya kecil sementara lahan masih luas untuk bisa digarap.

Tulisan ini telah membentuk mind set orang untuk tidak memandang petani dan aktivitas bertani dengan sebelah mata. Kita membangun optimisme bersama, bahwa menjadi petani profesional justru dapat menghasilkan berkah yang berlimpah. 

Profisiat buat Saverinus Suhardin. Sebagai pembaca, saya terhibur, tercerahkan dan ditambahkan pengetahuan. Teruslah mengalirkan mata air inspirasi melalui tulisan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun