Mohon tunggu...
Makrus Am
Makrus Am Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Anak Hiperaktif

24 Mei 2016   11:11 Diperbarui: 24 Mei 2016   11:59 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Anak dengan gangguan emosi dan perilaku mempunyai karakteristik yang beragam dan seringkali terlihat perilakunya di lakukan oleh anak-anak dengan sebayanya , misalnya banyak bergerak, suka mengganggu teman sepermainan, perilaku yang melawan, dan adakalanya perilaku anak tersebut menyendiri. Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku tersebut dapat kita jumpai di berbagai komunitas anak-anak, seperti playgrup, KB, PAUD, TK, juga di sekolah dasar atau SD, dan di lingkungan bermainnya.

Untuk kita mengetahui perilaku anak yang mengalami gangguan hiperaktif, di sini ada tiga gejala utama yang nampak pada perilaku anak. Antara lain inatensi, hiperaktif, dan impulsif.

Inatensi

Inatensi yaitu pemusatan perhatian yang kurang pada anak terhadap perhatian secara utuh akan sesuatu. Anak tidak mampu memusatkan konsentrasinya terhadap sesuatu, dan mudah memalingkan atau mengalihkan ke hal yang lain.

Hiperaktif

Gejala hiperaktif dapat di jumpai pada anak yang sulit untuk diam. Duduk dengan tenang dan diam sungguh menyulitkan dirinya, akhirnya anak ini sering bersegera untuk bangkit dari duduknya dan berjalan-jalan dan juga bersuara berisik sehingga menggangu teman-teman di sekitarnya.

Impulsif

Impulsif yaitu gejala anak yang kesulitan menunda respon. Tindakan anak terdorong untuk melakuakan sesuatu yang tidak terkendali. Contohnya implusif yaitu pada anak yang tidak sabar, biasanya sangat membosankan pada dirinya untuk menunggu pembicaraan/penjelasaan orang lain sehingga menyela dipertengahan pembicaraan orang lain tanpa menunggu selesai. Gejala implusifitas ini berpotensi tinggi pada anak untuk melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya dan juga orang lain.

Masalah-masalah pada anak hiperaktif

Masalah di sekolah

Anak tidak bisa maksimal mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Konsentrasi yang nudah terganggu oleh hal-hal lain sehingga sangat sulit untuk menerima materi yang di ajarkan.

Masalah di rumah

Anak yang hiperaktif biasanya cenderung keras kepala dan nakal apabila segala keinginan-keinginannya belum terpenuhi, sulit menyesuaikan keadaan. Sehingga menimbulkan orang tua lebih memarahi, mengkritik, menghukum dan penuh pengawasan. Dan menimbulkan suasana rumah yang tidak nyaman.

Masalah berbicara

Anak hiperaktif cenderung banyak bicara tapi pembicaraan itu tidak efisien dan efektif sehingga sulit menimbulkan interaksi dalam berkomunikasi.

Masalah fisik

Anak hiperaktif berbeda dengan anak biasa. Anak hiperaktif sulit untuk bisa tenang sehingga menimbulkan tingginya aktifitas yang dilakukan dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Dari sedikit penjelasan tentang anak hiperaktif di atas, sangat perlu sekali untuk seorang guru atau orang tua memahami terhadap anak hiperaktif. Sehingga memberikan bimbingan yang sesuai untuk lebih mengarahkan, mendidik, membimbing secara baik, jangan sampai menyikapi dengan kemarahan atau emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun