Sehari  Kunjungi 10 Objek Wisata Free Â
Â
DAY 3
Pada 7 Februari 2019 adalah hari ketiga kami di Malaysia. Dan kami rencanakan perjalanan panjang berwisata mengunjungi 12 lokasi wisata. Dari total itu, tiga wisata letaknya jauh dari Kuala Lumpur, yakni Batu Caves, Putra Jaya, dan Moto GP Sepang Circuit Sisanya 10 lokasi ada di dalam Kuala Lumpur.
Pukul 07.00, kami sudah siap. Tak lupa, kami sholat Shubuh supaya perjalanan lancar. Pukul 07.30, kami keluar hotel sebentar untuk makan pagi. Kami menemukan depot makan sekitar 10 meter dari hotel.
Kami masuk dan ternyata banyak pekerja bangunan di dalamnya. Mereka mengenakan rompi hijau dan topi helm. Kami cuek saja.
Kami minta makan pagi nasi kepada seorang kepala pelayan depot. Teryata kami diambilkan empat nasi bungkus. Ketika kami buka, nasi tidak terlalu banyak dan lauknya seperempat telur. Ya terpaksa kami makan saja.
Sebagian besar para pekerja itu ternyata makan makanan seperti orang Bangladesh. Roti kebab dicelupkan ke semacam bumbu gulai lalu dimakan. "Di Malaysia, pagi hari jarang orang makan nasi,'' kata seorang wanita setengah baya pelayan depot.
Kami pun kaget menerima jawabanya tersebut. Ternyata mbak pelayan itu mengaku dari Lumajang. ''Saya dari Lumajang,'' akunya. Kami pun terlibat interaksi percakapan. Ketika makan usai, kami mau cuci tangan. Mbak pelayan yang bagian cuci piring, juga dari Jember.
Makan selesai dan hanya habis 8 RM kami berempat, dan bayar ke kasir. ''Saya dari Bandung Pak,'' kata mbak kasir. Wow. Ternyata Tiga dari enam pelayan depot makan itu berasal dari Indonesia. Selesai makan, kami balik ke hotel. Tunggu di lobby, dan menunggu jemputan.
Pukul 09.00, kami sudah dijemput taksi Bang Mustofa. Tanpa buang waktu, kami meluncur ke tujuan pertama Batu Caves, Distrik Gombak, Selangor. Objek wisata ini sekitar 25 menit dari Kuala Lumpur atau 13 kilometer dari Kuala Lumpur.
Batu Caves adalah sebuah bukit kapur yang memiliki serangkaian gua dan kuil gua untuk umat Hindu, Tamil. Di depannya ada patung raksasa Dewa Murugan dengan tinggi 42,7 meter. Di Batu Caves ini setiap tahunnya ada Festival Thaipusam di mana jutaan umat Hindu melakukan proses menghomarti Lord Murugan. Gua ini dipercaya berusia 400 juta tahun ditemukan kali pertama oleh William Hornaday, ahli natutalis Amerika.Â
Karena kuil suci, bagi pengunjung wanita yang memakai rok pendek dan celana pendek diharuskan memakai penutup atau kain. Penjaga kuil menyewakan kain penutup tersebut dengan tarif 5 RM tapi bila sampai puncak cash back 2 RM.
Yang menarik, menuju ke kuil gua, harus meniti tangga sebanyak 272 anak tangga. Dijamin orang gemuk tinggal di sini dan setiap pagi PP naik tangga, dipastikan kurus dalam sebulan.
Saya dan dua anak saya mencoba meniti tangga. Di tengah ngos-ngosan dan terus saja. Tiba di puncak, rasanya legah dan bisa memandang Kota Kuala Lumpur dari kejauhan. Â Di atas tersebut, ada kuil dan tanggal lagi menuju ke kuil satunya. Pelataran gua atas cukup lebar.
Dan, bila kita mendongak ke atas, tampak gua kapur itu memang sangat luas. Bau dupa semerbak dan ada kaleng besar donatur. Air mineral di gua atas ini 600 ml, 3 RM atau lebih mahal 2,10 RM dari harga di parkiran bawah. Setelah berfoto, kami bertiga turun. Naik taksi carteran dan meninggalkan Batu Caves.
Kami meluncur ke pusat administrasi Malaysia, Putrajaya. Putrajaya didirikan pada 19 Oktober 1995 menggantikan posisi Kuala Lumpur. Namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra. Wilayah seluas 46 km2 ini merupakan wilayah persekutuan ketiga, setelah Kuala Lumpur dan Labuan.
Ada empat objek wisata utama di Putrajaya yang letaknya saling berdekatan. Masjid Putra, Danau Putrajaya, Kantor Perdana Menteri disebut Perdana Putra, Seri Wawasan Bridge dan Alun Alun Putra.
Alun alun yang ada tulisan Putra Jaya itu dikelilingi tempat-tempat wisata tersebut. Kami foto bersama di depan tulisan Putra Jaya di alun alun dan ambil foto di depan masjid.
Setelah sholat Dhuhur, kami beranjak ke tepi danau Putra untuk maka siang. Dengan  eskalator ke bawah menuju tepi danau, ternyata banyak tempat makan dan  kongkow. Dengan harga satu paket 9 RM, kami makan menikmati makan siang di tepian danau dan berfoto-foto. Banyak pengunjung turis Cina saat itu. Mereka sebagian besar menyantap satu ekor udang lobster dengan harga 51 RM.
Di danau tersebut juga bisa naik kapal dan perahu--yang dermaganya di pojok bawah jembatan. Yang perlu diketahui, danau tersebut adalah danau buatan. ''Lahan putrajaya ini dulu bekasnya lahan perkebunan kelapa sawit. Diubah sedemikian rupa dan jadi perkantoran pemerintah dan objek wisata. Dan itu termasuk danau itu juga buatan,'' kata Bang Mustofa. Setelah itu, kami cabut menuju ke Sepang International Circuit.
Sepang International Circuit.
Kami tidak menyangka sebelumnya mengunjungi Sepang. Objek wisata ini ditawarkan bang sopir taksi dan kami menyetujuinya. Padahal sebelumnya, saya sendiri berkeinginan berkunjung ke Sepang untuk menonton MotoGP yang digelar pada November 2019.
Sepang Sirkuit letaknya tidak jauh dari Bandara KLIA. Dari Sepang yang datarannya agak tinggi, kita bisa melihat lalu lintas pesawat
yang landing dan take off.
Sepang dibuka pada 7 Maret 1999 dengan arsitek Herman Tilke. Lintasan ini panjangnya 5.543 km, dan memiliki 15 tikungan. Sirkuit untuk event besar balapan antara lain Formula One, MotoGP, A1 Grand Prix, Super GT, dan Asian Touring Car Championship. Mulai 1999 sampai 2008, Michael Schumacher, pembalap Ferari tiga kali berturut turut meraih kemenangan. Â Namun ada yang pembalap MotoGP juga yang meninggal di sirkuit ini yakni Marco Simoncelli, pembalap Honda, pada 23 Oktober 2011.
"Formula One tidak diadakan lagi di Sepang. Karena Malaysia rugi besar. Yang menguntungkan ya balap motoGP,'' ujar Mustofa.
Ketika kami tiba di sini, Sepang yang namanya sudah melegenda ternyata tempatnya tidak seseram  namanya. Satpam tanpa pakaian seragam mempersilakan mobil memasuki lapangan parkir utama.
Gratis  di Corporate Suite 2 Senilai 800 RM
Rejeki kami. Hari itu kebetulan ada MotoGP Sepang Circuit test. Pembalap top hadir untuk menjajal sirkuit persiapan November 2019. Valentino Rossi,pembalap Yamaha, March Marques, Repsol Honda, dan Alex Rims, Suzuki.
Terlihat di parkiran sangat luas. Banyak mobil terparkir dan beberapa motor cc besar. "Wah, bang rejeki. Pintu gerbang tidak ada penjaganya dan terbuka," kata Mustofa. Kami masuki saja pintu gerbang dan menuju ke tempat duduk penonton/balkon di Corporate Suite 2. ''Harga tempat duduk ini ketika ada event MotoGP adalah 800 RM untuk tiga hari,''kata Mustofa. Kami bisa menikmatinya dan duduk saja.
Terlihat ada tiga pembalap, Suzuki, Honda dan Yamaha menggeber MotoGP-nya. Suara motor memekakan telinga. ''Bila nonton event, kita diberi kapas penyumbat kuping,'' ujarnya.Kami berfoto dan ambil video. Sekitar satu jam kemudian, kami cabut ke tempat wisata lain.
Kami melaju ke Kota KL (Kuala Lumpur) untuk city tour (wisata kota). Karena 10 lokasi wisata sisanya berada di kota ini.
Masjid Negara
Kali pertama kami menuju ke Masjid Negara. Saya heran pengunjungnya sebagian besar warga Cina juga banyak dan antree. Bagi wanita harus memakai baju panjang dan berjilbab. Di situ ada tempat persewahan baju panjang dan jilbab.
Kami sempat melakukan sholat Duhur dan Ashar di situ dan dijadikan tontonan oleh mereka. Terlihat juga turis bule berfoto dan sekedar duduk duduk di teras masjid yang berlantai dua.
Saya heran di Malaysia. Mengapa semua tempat wisata laku terjual semua. Pengunjungnya padat. Mulai masjid sampai monumen pahlawan juga kebanjiran pengunjung.m
Zoo Negara
Sebenarnya kami ditawari bang sopir untuk  mengunjungi Zoo Negara di mana ada binatang langka dunia asal Cina yakni Panda. Tapi kami menolaknya karena tarif untuk melihat Panda itu 50 RM per orang. Lain kali saja.
Tugu Negara
Setelah dari Masjid Negara, kami menuju Tugu Negara. Monumen Pahlawan Malaysia di saat Perang Dunia II. Areal monumen juga cukup luas. Ada tugu dan patung patung perjuangan pahlawan Malaysia. Posisi patung letaknya sangat strategis dan cukup bagus untuk diambil fotonya.
Meski hanya sebuah monumen atau tugu, tetap saja objek wisata ini sangat menjual. Para turis menyerbunya. Dan, terlihat banyak bus pariwisata terparkir di halamnnya. Sekitar 20 menit kami di tugu negara, selanjutnya kami meneruskan perjalanan ke Dataran Merdeka.
Dataran Merdeka
Dataran Merdeka merupakan tempat wisata paling singkat kami kunjungi. Karena dataran merdeka hanya sebuah museum tua yang bangunannya berarsitektur kolonial Inggris. Museum itu pun saat itu juga ditutup. Kami hanya berfoto di seberang gedung museum tersebut.
Petailing Street (China Town)
Setelah itu, kami mengunjungi China Town atau Petailing Market. Tidak ada yang menarik di Petailing Street. Ini berupa pasar seperti pasar baru Jakarta. Banyak barang-barang tiruan antara lain seperti jam tangan, sepatu, tas, dan parfum banyak dijual di pasar ini. Meski disebut China Town, sebagian besar pedagangnya seperti orang-orang Bangladesh.Â
KL Tower
Kami kemudian melanjutkan ke objek wisata KL Tower. KL tower adalah bangunan tower komunikasi yang pembangunannya selesai pada 1 Maret 1995. Bangunan yang merupakan ikon pertama Kuala Lumpur yang memiliki ketinggian  412 meter. Di bawah puncak tower, ada restoran yang bisa berputar. Sajiannya makan malam dengan melihat pemandangan kota Kuala Lumpur. Lari marathon setiap tahun digelar  di tower ini. Para peserta berlari menaiki tangga sampai puncak.
Tower yang masuk tower tertinggi ketujuh di dunia ini juga digunakan untuk melihat hilal untuk menentukan awal Ramadhan dan Idul Fitri. Kami tidak naik ke tower karena tiketnya sekitar 35 RM. Kami hanya berfoto di depan papan namanya.
Twin Towers
Tujuan wisata kami terakhir adalam menara kembar (twin towers) Petronas. Menara kembar ini memiliki ketinggian 451,9 mtr. Menara ini merupakan tower tertinggi dunia mulai 1998 sampai 2004. Ketinggian tower ini kemudian dikalahkan Taipei 101 Tower, 509,3 mtr. Tapi Taipei 101 tower akhirnya dikalahkan The Burj Khalifa, Dubai dengan ketinggian 829,8 meter.
Terkait dua towernya yang ketinggiannya sama masih menduduki  rangking tower kembar tertinggi di dunia. Pada 2020, Twin Tower Petronas akan dikalahkan tetangga juga di Kuala Lumpur yakni The Exchange 106 dengan ketinggian 452 meter.
Kami tiba di Petronas sekitar pukul 16.20. Meski sudah sore, masih sangat banyak turis berfoto dengan latar belakang menara. Untuk foto, kita harus ke halaman tower dan terus berjalan sampai mendekati jalan raya utama. Bila terlalu dekat, puncak towernya tidak kelihatan.
Kami berfoto sebentar dan selanjutnya pergi belakang tower yakni ke Suria Park atau Taman Suria. Di situ ada taman disertai danau buatan dengan air mancurnya.
Tapi cuaca mendung sekali sore itu. Tak lama kemudian, hujan turum. Para wisatawan berlarian mencari tempat berteduh. Kami kemudian mencari taksi carter kami. Taksi sudah didapatkan dan pulang menuju ke hotel.
Sukses Biaya di Bawah Harga PaketÂ
Selama perjalanan wisata 3 hari berapa total biaya yang dikeluarkan? Kurs 1 RM= Rp. 3.600. Rinciannya sebagai berikut: KLIA Express, 1.152.000, Taxi Carter, 3.240.000, Tiket pesawat PP dan hotel, 4.500.000, pajak turis, 216.000, gondola, 230.000, dan grab, 104.400. Total semuanya, 9.442.400 : 4 = 2.360.600 per pax. Paket ini lebih lama satu hari, include tax, dan 15 objek wisata, termasuk Sepang. Misi kami bacpacker keluarga harus di bawah harga paket wisata teman akhirnya  sukses.
TV Indonesia Lebih Unggul
DAY 4
Hari terakhir, kami santai hanya berada di hotel. Kami melakukan persiapan packing-packing untuk check out dan balik ke Indonesia. Penerbangan kami pukul 16.30.
Pagi sampai jelang Jumatan kami hanya menonton TV2 dan TV3 Malaysia. Ternyata berita virus hoax tengah menyerang Malaysia. Dalam berita TV 3, ada berita di media massa reshuffle kabinet Mahathir? Ternyata berita itu hoax belaka. Mahathir sendiri sudah berkomentar tidak ada reshuffle kabinet. Para pakar pun membicarakan berita berita hoax yang kini bertebaran di medsos dan media cetak juga.
Selama empat hari di hotel, saya memperhatikan tayangan TV Malaysia dan sisi gambar, penataan studio dan orang-orang yang ditampilkan di TV, hasilnya kualitas TV Indonesia jauh lebih unggul dibanding Malaysia. Â Malaysia harus belajar ke Indonesia soal pertelevisian.
Tidak Ada Jukir Motor di Mall
Tapi dari sisi transportasi umum dan pembangunan perkantoran pencakar langit, Malaysia unggul. Malaysia sudah memiliki monorail, MRT dan yang terbaru Subway (kereta api bawah tanah).
Dengan infrastruktur itu, Malaysia masuk kategori negara maju. Â Meski untuk ke toilet di KL Center harus bayar 0.40 RM atau sekitar Rp. 1.500. Tapi di bandaranya free. Malaysia juga tidak semua serba berbayar. Tidak ada tukar parkir. Motor ditaruh di depan mall tidak bayar karena tidak ada tukar parkir. Masuk Sepang Sirkuit saja ketika test Moto GP gratis.
Bandingkan dengan di Indonesia hampir semua berbayar. Di Indonesia ada pajak parkir tahunan--saya tidak menyebutkan parkir berlangganan. Sudah kena pajak masih ditarik parkir pula oleh jukir yang tidak jelas. Motor yang rusak selama STNK hidup dan diperbarui kan masih kena pajak parkir.
Nilai Mata Uang Rupiah
Ketika saya di Kuala Lumpur dan masih memiliki mata uang RM akan saya tukar ke Rupiah. Berapa nilai Rupiah sebenarnya ketika di luar negeri? Di papan kurs mata uang asing di salah satu money changer di KL Center, saya lihat Rupiah diambil angka Rp. 100. Beli (dengan RM) kira kira nilainya 0,62600. Jadi agak ruwet juga. Pokoknya kalau saya jual nilainya cuma 3.250 per 1 RM. Padahal belinya di BRI 1RM=3.600. Akhirnya tidak jadi menukarkan,
Pukul 14.00, dari KL Center kami ke KLIA I dengan kereta KLIA Express. Setibanya di bandara kami ke gate C dengan kereta internal bandara. Kami masuk waiting room. Dan puku 16.30, kami meninggalkan Kuala Lumpur menuju ke Indonesia. Semoga tulisan ini bermanfaat. (makrufmochamad@gmail.com)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H