Rindu di Tepi Peraduan
Makripuddiin, S. Pd.
Lombok Barat. Rabu, 19 April 2023
Pertemuan terlalu singkat terasa
Hanya sekelebat angin berlalu
Hasrat menggebu tertahan dalam sukma
Menukik, menghantam rapuhnya jiwa
Bergemuruh, menggelegar menggoncang dada
Terasa sesak terhimpit nestapa
Malam terasa seperti siksa. Siangpun terasa sama
Seakan tak terima derita cinta
Meremas jari, bertopang lutut
Menatap tajam ke setiap sudut
Mencurah rasa, berbisik kata
Seakan menolak nasib mendera
Bertanya sendiri pada siapa
Di tepi peraduan bunga layu kekeringan
Kadang gila diri terasa
Bertanya lantur pada siapa
Berucap puas, melihatku tersiksa?
Kapan derita mendera ini sirna?
Dapatkan kau mengobati rindu yang di rasa?
Tidakkah kau tahu, setiap detik nafas yang ku hembuskan sebagai saksi
Dalam lafas ku gemakan doa terampuh
Dan berharap cepat kembali
Jika dia datang nanti, maukah kau sampaikan kepanya?
Betapa setiap detik rindu tak bisa tepis
Hanya meratapi diri di tepi peraduan
Karena bunga tak kunjung disiran
Gila! Ya. Mungkin terasa gila.
Tapi, apa itu salah?
Merindukan belahan jiwa melanglang buana
Singgah disetiap sudut gemerlapnya dunia
Penggoda nafsu sekuat baja
Rasa takut pasti ada
Ketika lentera terlupa sirna
Berpaling arah menuju surya
Yang bersinar terang menelan gelap.
Janji setia berharap terjaga
Dengan rasa yang dibangun cinta
Sudah cukup menjadi imun penjaga
Jika lupa, ingat kembali
Bahwa ada rasa yang selalu terjaga
Menanti setia dibalut nestapa
Jangan biarkan aku merana
Tak puas sukma menyiksa diri
Meringkuk lunglai di tepi peraduan
Nyayian lirih terdengar sumbang
Hanya sebagai pengalih hati
Walau ku tahu itu tak kan mampu
Tetap usaha setengah mati.
Buah cinta terjaga jua
Tersimpan rapi diberi saji
Menjadi ceria mengajak berlari
Meninggalkan mirisnya hati
Walau terkadang hanyalah ilusi
Keterpuraan menyiksa diri
Senyum kesakitan terlihat asli
Tertahan rindu setengah mati
Andai saja jarak terpaut
Takkan sendiri hati menintih
Takkan terasa dinginnya sepi
Karena rindu selalu bertepi
Berlabuh riang sesuka hati
Ada tanya di dalam hati
Siapa jua bisa membalas
Satu tanya terlihat sulit
Jika itu masalah rindu
Karena jawaban tak perlu dengan kata
Melainkan asa bertemu juaKapankan rindu terjawab pasti?Mungkin besok atau lusa nantiKarena para perindu akan selalu merinduSampai yang dirindukan di depan mata
Berucap manis menyapa mesra
Sebagai bukti bukanlah ilusi
Walau terkadang masih tak percaya
Apakah nyata atau ilusi
Sorakan mungil memanggil papa
Barulah yakin itu fakta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H