Dalam bekerja tentunya kita akan berusaha melakukan yang terbaik, bukan karena mengharapkan pujian semata, namun itu semua dilakukan semata-mata karena pekerjaan itu diawali dengan niat yang baik tentunya. Sejatinya dalam memberi berarti kita sudah menerima, disaat kita menolong berarti kita sedang menolong diri sendiri.
Hal inilah yang menjadi moto seorang guru honorer (Hayatudin, S. Pd) yang bisa menjadi ispirasi penulis dalam membagi kisah beliau, sebagai guru honorer yang sudah mengabdi mulai dari Tahun 2012 hingga sekarang, tidak membuatnya untuk berhenti berbagi kepada sesama. Menurut beliau Berbagi merupakan wujud kita sebagai mahluk sosial yang akan selalu terkait satu sama lain, terlebih dalam islam berbagi sangat dianjurkan, beliau juga menambahkan berbagi tidak terbatas pada harta saja namun berbagi itu sangat sangat luas bisa berbagi dalam hal ucapan, cara, tindakan, tenaga dan sebagainya. Yang penting selama berbagi itu baik maka berbagilah. Hal inilah yang menjadi alasan penulis untuk berbagi tulisan sekiranya dapat menjadi semangat kita dalam berbagi untuk sesama.
Kebiasaan beliau dalam membantu sesama agar lebih mudah dan jangkauannya lebih luas maka beliau dan kawan-kawan membuat sebuah Komunitas sosial kemanusiaan sejak tahun 2016, beliau dipercaya sebagai Wakil Ketua, seiring perjalanan waktu kemudian berubah menjadi sebuah yayasan yaitu Yayasan Aksi Peduli Lombok. Dan lagi-lagi beliau dipercaya sebagai Ketua Yayasan.
Di sela-sela belaiu menjalankan tugasnya sebagai guru Honorer di salah satu SMA yang ada di Kabupaten Lombok Barat tepatnya di SMAN 1 Kuripan dan mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beliau sempatkan diri untuk melakukan kegiatan aksi sosialnya setelah menjalankan tugas sebagai guru. Kegiatan beliau dalam Yayasan Aksi Peduli Lombok bisa dibilang padat sehingga beliau bisa bekerja hingga malam hari. Kegiatan beliau diantaranya adalah memberi santunan kepada anak yatim dan duafa, membagikan Al-Qur’an bagi TPQ yang membutuhkan, mendapingi pengobatan keluarga yang tidak mampu sampai sembuh, Ikhtiar untuk pasien yang membutuhkan kaki palsu ke Denpasar Bali di Yayasan Puspadi Bali sedangkan untuk tongkat dan kursi roda mencari bantuan dari Dinas Sosial Provinsi NTB dan masih banyak lagi kegiatan yang lainnya.
dokpri
Mungkin banyak yang bertanya kok bisa ya guru honorer dengan gaji yang tidak menentu bisa melakukan hal itu, uangnya dari mana ya?
Karna membantu dan memberi tidak selamanya hanya terpaku dengan uang, membantu bisa juga dengan perkataan, tenaga dan lain sebagainya. Yayasan yang beliau ketuai sejak Januari 2021 ini sudah banyak mendaptkan kepercayaan dari masyarakat. Berkat kepercayan itu sudah terjalin hubungan kerjasama yang baik dengan lembaga-lembaga terkait dan beliau juga memiliki donatur tetap dan tiem yang solid dengan visi dan misi yang sama.
Dari hasil wawancara dengan beliau, kenapa sih harus membantu, padahal beliau sendiri hanya Guru Honorer? Jika kita percaya bahwa disaat kita menolong orang lain bahwa sebenarnya kita menolong diri kita sendiri. Oleh sebab itu banyak orang lebih suka dibantu daripada membantu. Sebagai ilustarsi.
Ada orang buta yang berjalan di malam gelap, kemudian ia membawa senter. Lalu orang yang berpapasan dengannya bertanya dengan keheranan.
“Pak kenapa Bapak membawa senter? Tanyanya
“Biar terang mas” jawabnya seadanya.
“Loh, maaf bukanya Bapak buta?” memperjelas maksudnya
“Saya memang buta, tapi orang yang melihat saya kan tidak buta” jawabnya
“Maksudnya gimana ini pak?” masih heran dengan sikap orang buta itu
Sambil tersenyum lebar orang buta ini menjawab “Gini mas, memang benar saya hanya memberi penerang untuk orang lain bukan untuk diri saya, dengan kondisi yang terang maka orang lain akan jelas melihat saya dan tidak menabrak saya.
Nah inilah alasan beliau untuk terus memberi dan membantu orang lain walau beliau sendiri masih dalam keadaan kekurangan. Pada prinsipnya setiap kita melakukan sesuatu untuk orang lain justeru kita sedang melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri. Penulis banyak belajar dari beliau arti memberi dan membantu. Semoga kita semua lebih sering memberi daripada mengharap diberi karena itulah arti hidup yang sebenarnya. Akhir kata kerja baik warisi yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H