Mohon tunggu...
MAKKATUL MUKARRAMAH
MAKKATUL MUKARRAMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55522120025 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional dan Audit Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

TB 2 - Tax Audit - Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan - Prof Apollo

10 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:32 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, "Maga Bathanga" dalam konteks ini menggarisbawahi pentingnya proses audit yang efektif, transparan, dan adil untuk menghindari kerugian bagi semua pihak yang terlibat.

Bagaimana Hubungan Model dialektika Hegelian dengan auditing perpajakan

Model dialektika Hegelian mempengaruhi epistemologi akuntansi dan auditing, terutama dalam proses sintesis dan analisis. Dialetika Hegelian, yang mencakup tahapan thesis, antithesis, dan synthesis, digunakan dalam epistemologi akuntansi dan auditing. Proses ini memengaruhi cara pemikiran dalam menyusun laporan keuangan dan melakukan audit. Analisis dialektika Hegel digunakan untuk berpikir kritis dalam konteks pembelajaran abad ke-21, termasuk dalam memahami isu-isu perpajakan dan auditing. Dialetika akuntansi berdasarkan pandangan Hegel menafsirkan proses auditing sebagai bagian dari dialektika, yang melibatkan tahap-tahap seperti thesis, antithesis, dan synthesis. Dalam epistemologi akuntansi, sintesis mengacu pada penyatuan data dan informasi keuangan untuk menghasilkan laporan yang akurat dan relevan [1]. Proses analisis dalam auditing perpajakan juga dipengaruhi oleh dialektika Hegelian. Auditor menggunakan metode ini untuk menyusun temuan dan menyimpulkan kesimpulan audit secara logis dan sistematis. Model dialektika Hegelian membawa gagasan tentang sintesis dan analisis ke epistemologi akuntansi dan auditing, membantu memahami kompleksitas dan dinamika dalam kedua bidang tersebut.

Bagaimana Hubungan Model dialektika hanacakara dengan auditing perpajakan

Model dialektika Hanacaraka dan auditing perpajakan dapat memiliki hubungan yang menarik jika dilihat dari perspektif filosofis dan metodologis. Hanacaraka, sebagai aksara Jawa, memiliki makna filosofis yang mendalam dan struktur yang teratur. Setiap karakter dalam Hanacaraka memiliki cerita dan makna yang berkaitan dengan kehidupan dan nilai-nilai budaya. Filosofi ini dapat diterapkan dalam auditing perpajakan sebagai panduan untuk memahami dan menilai perilaku wajib pajak dengan lebih mendalam, melihat melampaui angka untuk memahami motivasi dan konteks budaya di balik tindakan mereka. Pendekatan dialektika Hanacaraka menggabungkan berbagai elemen budaya dan waktu, mirip dengan bagaimana auditor harus menggabungkan informasi historis dan kontemporer untuk memberikan penilaian yang komprehensif. Model dialektika ini dapat menginspirasi auditor untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dan data untuk mencapai kesimpulan yang seimbang dan tepat waktu. Hanacaraka mengajarkan pentingnya kesadaran budaya dan keberlanjutan nilai-nilai. Dalam konteks auditing perpajakan, ini bisa diterjemahkan sebagai pentingnya kesadaran auditor tentang dampak sosial dan budaya dari keputusan perpajakan. Auditor perlu menyadari bahwa rekomendasi mereka tidak hanya mempengaruhi keuangan perusahaan tetapi juga dapat mempengaruhi masyarakat secara luas. Seperti Hanacaraka yang beradaptasi dan mengintegrasikan elemen dari berbagai budaya, auditor juga harus mampu beradaptasi dengan berbagai peraturan perpajakan dan standar akuntansi yang terus berubah. Kemampuan untuk beradaptasi dan tetap relevan adalah kunci untuk melakukan audit perpajakan yang efektif dan efisien. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dari model dialektika Hanacaraka, auditor dapat meningkatkan kualitas audit mereka dengan pendekatan yang lebih holistik dan berpusat pada manusia, yang tidak hanya memeriksa kepatuhan perpajakan tetapi juga memahami konteks yang lebih luas di mana wajib pajak beroperasi.

 

Kanapa Model Audit digunakan dalam Pendekatan Dialektika Hegelian

Pendekatan dialektika Hegelian adalah metode filosofis yang digunakan untuk memahami perkembangan ide dan sejarah melalui proses kontradiksi dan resolusi. Dalam konteks audit, pendekatan ini dapat diterapkan untuk memahami dan menyelesaikan isu-isu kompleks melalui dialog antara berbagai perspektif. Berikut adalah penjelasan mengenai model audit dengan pendekatan dialektika Hegelian:

1. Teori Dialektika Hegelian terdiri dari tiga tahap utama:

  • Tesis  yaitu Pernyataan atau posisi awal tentang suatu isu.
  • Antithesis yaitu Kontradiksi atau tantangan terhadap pernyataan awal tersebut.
  • Sintetis yaitu Resolusi yang mengintegrasikan elemen dari kedua posisi awal dan kontradiksinya, menghasilkan pemahaman baru yang lebih tinggi.

2. Penerapan dalam Audit pendekatan ini dapat diterapkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses atau sistem dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan konflik yang muncul.

  • Identifikasi Tesis > Mengidentifikasi posisi awal atau kebijakan yang ada dalam sistem keuangan atau operasional organisasi. Contoh: Kebijakan internal kontrol yang ada.
  • Menghadapi Antitesis > Mengidentifikasi kelemahan, masalah, atau pandangan kritis yang menantang kebijakan tersebut. Contoh: Temuan audit yang menunjukkan kelemahan dalam kontrol internal.
  • Mengembangkan Sintesis > Mengintegrasikan pandangan kritis dan kebijakan awal untuk mengembangkan solusi yang lebih baik dan efektif. Contoh: Memperbarui kebijakan kontrol internal dengan mengadopsi temuan dan rekomendasi dari audit.

3. Langkah-langkah dalam Model Audit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun