Mohon tunggu...
MAKKATUL MUKARRAMAH
MAKKATUL MUKARRAMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Magister Akuntansi - NIM 55522120025 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pajak Internasional dan Audit Pajak - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

TB 2 - Tax Audit - Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan - Prof Apollo

10 Juni 2024   15:01 Diperbarui: 10 Juni 2024   15:32 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Auditing Perpajakan 

Auditing perpajakan adalah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh otoritas pajak atau auditor independen untuk memastikan bahwa wajib pajak telah mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku. Tujuan utama dari audit perpajakan adalah untuk mengidentifikasi dan mengoreksi ketidakpatuhan atau kesalahan dalam laporan pajak serta untuk mencegah penghindaran pajak. Pengetahuan yang baik tentang peraturan dan kewajiban perpajakan meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Wajib pajak yang lebih memahami peraturan pajak cenderung lebih patuh dalam melaporkan dan membayar pajak mereka. Penerapan sanksi yang tegas dan konsisten dapat meningkatkan tingkat kepatuhan. Ketakutan terhadap sanksi seperti denda atau hukuman penjara mendorong wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak mereka. Tingkat kesadaran wajib pajak mengenai pentingnya kontribusi pajak bagi negara sangat mempengaruhi kepatuhan. Kesadaran yang tinggi mendorong perilaku patuh dalam melaporkan dan membayar pajak. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh otoritas pajak, termasuk kemudahan akses informasi dan prosedur administrasi yang efisien, dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Rasa tanggung jawab moral dan etika juga memainkan peran penting dalam kepatuhan pajak. Wajib pajak yang memiliki nilai-nilai moral yang kuat cenderung lebih patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan mereka.

Proses pemeriksaan atau auditing perpajakan melibatkan beberapa tahapan yang harus dilalui, seperti:

  1. Penyampaian Surat Pemeriksaan: Wajib pajak menerima surat panggilan atau pemeriksaan penyampaian sebagai awal dari proses pemeriksaan perpajakan.
  2. Pembuatan Audit Plan dan Audit Program: Persiapan dilakukan dengan membuat rencana audit dan program audit untuk memandu jalannya pemeriksaan.
  3. Penyampaian Surat Pemberitahuan: Wajib pajak diberi surat pemberitahuan hasil pemeriksaan sebagai hasil dari proses pemeriksaan perpajakan.
  4. Pemeriksaan Dokumen dan Data: Auditor melakukan pemeriksaan dokumen dan data terkait keuangan serta pelaporan pajak wajib pajak.
  5. Persiapan Saat Menghadapi Audit Pajak: Wajib pajak harus mempersiapkan dokumen dan informasi yang diperlukan saat menghadapi proses pemeriksaan pajak.

Proses bisnis pemeriksaan auditing perpajakan melibatkan langkah-langkah berikut:

  1. Penyusunan Peta Kepatuhan: Tahapan awal mencakup penyusunan peta kepatuhan terhadap ketentuan perpajakan yang berlaku.
  2. Pembentukan Komite: Dalam beberapa kasus, pembentukan komite khusus dapat dilakukan untuk mengawasi proses pemeriksaan dan memastikan kepatuhan terhadap prosedur dan regulasi.
  3. Pengumpulan dan Pengolahan Data: Auditor mengumpulkan dan mengolah data perpajakan untuk mengevaluasi kepatuhan wajib pajak terhadap regulasi perpajakan yang berlaku.
  4. Pemeriksaan Dokumen: Dilakukan pemeriksaan dokumen-dokumen terkait keuangan dan pelaporan pajak wajib pajak.
  5. Analisis dan Evaluasi: Auditor melakukan analisis terhadap data dan dokumen yang telah dikumpulkan untuk mengevaluasi kepatuhan wajib pajak terhadap ketentuan perpajakan.
  6. Penyusunan Laporan: Setelah proses pemeriksaan selesai, disusunlah laporan hasil pemeriksaan yang mencakup temuan, rekomendasi, dan Kesimpulan.

Document Pribadi, (2024)
Document Pribadi, (2024)

Dialektika 

Dialektika adalah metode argumen filosofis yang melibatkan proses dialog antara dua pihak yang berlawanan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam. Istilah ini sering digunakan dalam filsafat untuk menggambarkan cara berpikir yang menekankan dinamika kontradiksi dan resolusi. Dialektika berasal dari kata Yunani "dialegesthai" yang berarti "berbicara" atau "berdialog". Dalam dialektika, sebuah tesis (pernyataan awal) akan bertemu dengan antitesis (pernyataan yang berlawanan), dan melalui proses dialog dan negasi, akan mencapai sintesis (pemahaman baru yang menggabungkan unsur-unsur dari kedua pernyataan tersebut). Dialektika digunakan untuk memahami proses perubahan dalam sejarah, politik, dan masyarakat melalui interaksi dinamis antara berbagai ide dan kekuatan. Dialektika mengajarkan cara berpikir kritis dengan mempertimbangkan berbagai perspektif dan kontradiksi untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif.  Secara keseluruhan, dialektika adalah metode yang efektif dalam memahami perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan melalui proses kontradiksi dan resolusi yang berkelanjutan.

Model Dialektika Hegelian

Model dialektika Hegelian adalah metode filsafat yang dikembangkan oleh Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk memahami perkembangan ide dan realitas. Dialektika Hegel ini bukan hanya metode logis, tetapi juga menggambarkan proses historis dan realitas sosial, di mana konflik dan kontradiksi mendorong perkembangan menuju kesempurnaan atau kebebasan yang lebih tinggi. Hegel menyebut proses ini sebagai "negasi dari negasi" atau "Aufhebung," yang berarti baik penghapusan maupun pelestarian, mencerminkan bagaimana setiap tahap mengatasi kontradiksi dan menghasilkan kemajuan ide secara keseluruhan.

Dialektika Hegelian terdiri dari tiga tahap utama:

  • Tesis  > Tahap awal dalam dialektika, di mana sebuah ide atau konsep awal (tesis) diusulkan.
  • Antithesis > Tesis tersebut kemudian menghadapi kontradiksi atau pertentangan (antitesis), yang menantang dan menyangkal tesis awal.
  • Sitetis > Hasil dari konflik antara tesis dan antitesis ini menghasilkan sintesis, yang menggabungkan elemen-elemen dari kedua tahap sebelumnya untuk membentuk pemahaman baru yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun