Akhir akhir ini, percakapan di media sosial kembali riuh dengan diskusi apakah memang benar bahwa ada gaji dokter yang masih di bawah tukang parkir mobil. Hal ini disampaikan oleh salah satu kandidat Presiden RI sehingga hal ini menjadi diskusi yang cukup sengit di kalangan masyarakat
Hasil konfirmasi kepada ketua IDI, dr. Daeng M Faqih, SH. MH, disampaikan bahwa masih banyak dokter yang mendapatkan gaji kurang dari Rp 3 juta per bulan khususnya dokter umum yang berada di daerah-daerah. Ketua IDI menjelaskan bahwa dokter umum dan PNS baru di bawah 5-10 tahun (Golongan III A) memiliki gaji pokok sekitar Rp 2,4 juta sampai Rp 2,7 juta.
Ditambah dengan kapitasi BPJS rata-rata sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Sehingga gaji akhir seorang dokter umum PNS adalah Rp 2,9 juta sampai Rp 3,2 juta atau sekitar Rp 3,4 juta sampai Rp 3,7 juta
Sebaliknya, Menteri kesehatan, Prof. Dr. dr. Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek, SpM. Menkes justru mengatakan bahwa gaji dokter untuk program Nusantara Sehat bisa mencapai Rp 11,2 juta per bulan. Di mana Nusantara Sehat adalah program dari Kementerian Kesehatan yang pada intinya mengirimkan dokter bersama tenaga kesehatan lain ke daerah terpencil di Indonesia.
Untuk memverifikasi statemen tersebut, JDN Indonesia yang diketuai oleh dr Andi Khomeini SpPD (K) bersama tim (dr Afifan Heriawan, dr Makhyan J, dr Fakih NS, dr Bela D) telah melakukan "Survei Kesejahteraan Dokter Umum" yang disebarkan kepada dokter umum di seluruh penjuru Indonesia.
Dari riset yang melibatkan sampel 452 dokter umum yang telah diverifikasi keanggotaannya melalui nomer NPA IDI aktif (bukan dokter internship/dokter muda), dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Padahal, jam kerja mereka dalam satu tempat praktik rata-rata 42 jam per minggu. Artinya jam kerja ini sudah sesuai bahkan sedikit melebihi dari jam kerja standar yakni 40 jam per minggu sesuai dengan pasal 77 Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Â
Sedangkan sisanya, yakni 94,47 persen dokter umum tidak mendapatkan gaji sesuai rekomendasi gaji minimal IDI saat praktik di satu tempat meski sudah memiliki rata-rata jam kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.
Dalam statement-nya, Menkes mengatakan bahwa dokter Indonesia dapat praktik lebih dari satu tempat sehingga berpotensi mendapatkan penghasilan lebih. Statement ini menimbulkan asumsi bahwa dokter meskipun mendapatkan penghasilan kecil bila berpraktik pada satu tempat, maka dia bisa mencari pendapatan lagi dengan berpraktik di tempat lain. Namun, apakah statement ini benar?
Meskipun demikian, ternyata masih ada sekitar 11,02 persen dokter Indonesia yang mendapatkan gaji kurang dari Rp 3 juta per bulannya. Selanjutnya angka ini kita bandingkan dengan standar gaji layak dari hasil berikut:
Hal ini kemungkinan dipengaruhi dengan banyaknya Fakultas Kedokteran di daerah tersebut sehingga jumlah lulusan membludak, sementara kebutuhan dokter sudah tercukupi. Hal ini mengakibatkan dokter masih mau untuk menerima pekerjaan tersebut meski gajinya di bawah Rp 3 juta per bulan daripada menjadi pengangguran intelektual.
Kebanyakan dokter yang mendapatkan gaji di bawah Rp 3 juta per bulan ini adalah dokter puskesmas dan pengganti/dokter tidak tetap yang mengisi klinik apabila dokter utamanya berhalangan hadir. Berikut cuplikan lowongan dokter pengganti yang seringkali dapat kita saksikan berseliweran dalam grup para dokter umum dengan gajinya yang cukup mengejutkan.
Sungguh tragis ternyata pada tanggal 14-15 Januari 2019, di saat statement ada gaji dokter yang di bawah tukang parkir viral, ternyata ada dokter yang bekerja dengan gaji Rp 1.000 per pasien BPJS. Klinik-klinik lain pun hanya memberikan gaji per pasien berkisar antara Rp 2.500-5.000.
Sementara untuk gaji tukang parkir, menurut Manajer operasional parkir Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Iwan Setiawan gaji tukang parkir seusai dengan UMP yakni sebesar Rp 3.648.035. Pada 2019 nilai ini akan naik 8,03 persen sesuai dengan Pergub 114 Tahun 2018 menjadi sebesar Rp 3.940.973.
Sementara itu, tukang parkir yang mengelola lahan pemprov umumnya membayar setoran sebanyak Rp 60 ribu per hari sehingga mereka biasanya mendapatkan Rp 50-100 ribu per hari. Sayangnya, data statistik terkait penghasilan rata-rata tukang parkir di Indonesia masih belum diketahui.
Perbandingan gaji dokter dan tukang parkir ini memang tidak bisa dilakukan secara apple-to-apple karena beda lokasi juga akan memengaruhi pendapatan kedua profesi tersebut. Selain itu, tidak adanya referensi standardisasi dan penelitian tentant gaji tukang parkir secara nasional akan mempersulit perbandingan data.
Meskipun demikian, adanya temuan bahwa bahwa 15,69 persen dokter yang digaji kurang dari Rp 3 juta perbulan ada di DKI Jakarta disaat tukang parkir di DKI Jakarta mendapatkan gaji sesuai UMP yakni Rp 3.648.035, hal ini menunjukkan bahwa gaji tukang parkir pun bisa melebihi beberapa dokter umum yang ada di DKI Jakarta.Â
Lalu, apakah masih ingin menyekolahkan anak Anda di FK yang biayanya makin melangit?
Masihkan FK dapat dianggap sebagai kampus prestisius yang menjamin hidup layak di masa depan?
Masihkah relevan untuk menjadi dokter umum di era BPJS ini?
Silahkan dipikir-pikir kembali.
Surabaya, 20 Januari 2019
dr Makhyan Jibril A. MSc M.Biomed
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H