Penjaga pantai Tiongkok dan Indonesia mengadakan pembicaraan tingkat senior pertama awal tahun ini untuk meningkatkan kerja sama keamanan maritim.
Kedua pihak membahas topik-topik seperti pengaturan pertemuan rutin di semua tingkatan, kunjungan ke pelabuhan, dan peningkatan kemampuan, kata Penjaga Pantai Tiongkok pada hari Sabtu  (4 Jan 2025).
"Kedua pihak percaya bahwa perlu untuk lebih memperdalam kerja sama maritim yang pragmatis, bersama-sama menjaga ketertiban keamanan maritim, dan menangani keadaan darurat maritim dengan tepat," kata pernyataan tersebut.
Pembicaraan tersebut berlangsung di Beijing selama kunjungan Laksamana Madya Irvansyah, Kepala Badan Keamanan Laut Indonesia, yang dimulai pada hari Selasa dan berakhir pada hari Sabtu dan berlangsung atas undangan Tiongkok.
"Pertemuan ini bukan hanya simbol hubungan erat kedua lembaga, tetapi juga komitmen bersama untuk menciptakan kawasan maritim yang aman, damai, dan sejahtera," katanya, menurut penjaga pantai Indonesia.
Delegasi tersebut juga mengunjungi markas besar unit penjaga pantai di kota selatan Guangzhou dan memeriksa fasilitas operasional dan kapal patroli.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah meningkatkan upayanya untuk bekerja sama dengan Indonesia di bidang ekonomi dan keamanan di tengah meningkatnya persaingan strategis dengan Amerika Serikat dan meningkatnya ketegangan dengan Filipina di Laut China Selatan (LCS).
Indonesia bukan penggugat di LCS , tetapi zona ekonomi eksklusif yang diklaimnya di Laut Natuna Utara tumpang tindih dengan sembilan garis putus-putus Tiongkok, yang menunjukkan klaimnya yang luas di LCS.
Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi serangkaian insiden yang melibatkan kapal-kapal dari kedua negara di perairan yang disengketakan, dengan Indonesia mengawal kapal penjaga pantai Tiongkok menjauh dari Kepulauan Nantua tiga kali dalam kurun waktu seminggu, lebih dari dua bulan yang lalu.