Sebaliknya, mesin turbofan dirancang untuk menggerakkan udara dalam jumlah besar guna mendorong pesawat ke depan. Pada kecepatan subsonik yang lebih rendah, mesin ini dapat melakukannya dengan cukup baik. Lebih cepat dari itu, hambatan aerodinamis yang dihasilkan oleh kipas besar yang tidak dioptimalkan untuk penerbangan cepat menimbulkan masalah efisiensi dan pengoperasian.
Mesin Astro Mechanica beroperasi dalam tiga mode berbeda:
Mode 1 menggunakan motor listrik untuk memutar "blisk" -- cakram* berbilah yang dibuat sendiri oleh perusahaan yang berfungsi sebagai kompresor/turbofan, bukan bilah kipas tradisional dan tanpa pembakaran aktif, sempurna untuk operasi darat yang efisien dan penerbangan subsonik.
* Blisk adalah komponen struktural mesin jet pesawat yang mengintegrasikan bilah dan cakram. Blisk dikerjakan oleh mesin milling yang dikontrol 5 axis (sumbu) karena proses pemesinan yang rumit dan kualitas tinggi yang dibutuhkan.
Mode 2 memperkenalkan pembakaran turbojet, mendorong pesawat melampaui kecepatan suara sementara motor listrik menggerakkan kompresor ke kecepatan yang diperlukan untuk memberi mesin cukup udara, daripada mengandalkan gas buang seperti mesin turbojet tradisional.
Terakhir, Mode 3 adalah konfigurasi seperti ramjet yang sepenuhnya berbahan bakar tanpa bagian yang bergerak, yang memungkinkan mesin berpotensi mencapai Mach 3 atau lebih cepat hanya dengan menggunakan efek Tekanan Ram, di mana kecepatan pesawat memaksa sejumlah besar udara masuk ke saluran masuk, sehingga memberikan kompresi yang cukup untuk pembakaran.
Dengan pendekatan desain ini, Ian Brooke memperkirakan Concorde akan memiliki jangkauan 61% lebih banyak jika dilengkapi dengan mesin adaptif turboelektrik Astro Mechanica.
Mesin prototipe Gen 1 yang lebih kecil telah menunjukkan kecepatan yang mencengangkan sebesar 900 m/s (2.013 mph / 3.240 km/jam atau sekitar Mach 3).