Mereka juga mewakili kepentingan keluarga kerajaan. Ada kata-kata dalam perpolitikan perlu mencari banyak teman dan sedikit musuh. Tampaknya keluarga Thaksin sudah menguasai esensi ini kini.
Paetongtarn, yang menerima dukungan dari 319 anggota parlemen dan ditolak 145 anggota parlemen pada Jumat (16/08/2024), telah terpilih menjadi perdana menteri termuda yang memimpin negara tersebut.
Pengangkatan perempuan berusia 37 tahun itu terjadi dua hari setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang melengserkan mantan perdana menteri Srettha Thavisin.
Thaksin pertama kali menjadi perdana menteri pada 2001. Namun masa jabatan keduanya tiba-tiba berakhir setelah pemerintahannya digulingkan melalui kudeta militer pada tahun 2006.
Ia kembali ke Thailand setelah 15 tahun di pengasingan pada Oktober lalu, beberapa jam sebelum Srettha terpilih sebagai perdana menteri.
Hal ini bisa terjadi setelah dia membuat kesepakatan yang tidak terduga dengan mantan musuh-musuhnya di kalangan militer pendukung setia Kerajaan Thailand dan membuat sebuah perjanjian kontroversial yang dianggap sebagai pengkhianatan oleh banyak pemilih.
Kesepakatan ini dimungkinkan berkat musuh bersama; sebuah partai muda yang populer, Move Forward, yang memperoleh suara terbanyak setelah menjanjikan reformasi.
Janji itu terbukti menjadi bumerang. Mahkamah Konstitusi memutuskan untuk membubarkan Partai Move Forward lantaran partai itu bertekad mereformasi undang-undang lese majeste yang ketat di negara tersebut.
Mahkamah Konstitusi juga memecat PM Srettha Thavisin. Dia dinyatakan melanggar konstitusi dengan menunjuk seorang menteri yang pernah menjalani hukuman penjara -- sebuah keputusan yang dianggap politis oleh banyak orang.
Srettha, seorang taipan real estat, memimpin negara itu kurang dari satu tahun. Dia merupakan perdana menteri Thailand keempat dalam 16 tahun yang diberhentikan berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi.