Terbantu oleh raja-raja kapal Hong Kong
Pada tahun 1970-an, armada yang dimiliki oleh pemilik kapal Hong Kong berjumlah sepersepuluh dari armada dunia, menjadikan Hong Kong sebagai pusat pelayaran internasional dan pasar pelayaran penting di dunia.
Selain itu, Â sebagian besar pemilik kapal di Hong Kong adalah orang Tionghoa. Jika Hong Kong bisa dijadikan titik terobosan untuk memasuki pasar internasional, maka tidak akan ada hambatan komunikasi dan berhubungan.
Orang pertama yang menjadi perhatian Chai Shufan, Menteri Departemen Permesinan Keenam, adalah raja pelayaran patriotik Hong Kong, saudara Bao Yukang dan Bao Yuxing.
Bao bersaudara adalah orang Tionghoa Inggris. Adik laki-laki Bao Yuxing mendirikan Perusahaan Perkapalan Liancheng. Kakak laki-laki Bao Yugang adalah pendiri Universal Group Raja Pelayaran Dunia". dan Pao Yugang memiliki hubungan dekat dengan tokoh politik dari banyak negara, dan dianugerahi gelar Ksatria (Sir) oleh Kerajaan Inggris.
Jika Bao Yugang bisa memesan kapal di dalam negeri Tiongkok, sebagai "raja pelayaran dunia" pengaruhnya pasti akan mendorong banyak pemilik kapal juga akan memesan ke Tiongkok. Jika ini terjadi berarti misinya sudah barhasil setengah, dan kapal buatan Tiongkok bisa memasuki pasar internasional. Namun bagaimana untuk bisa merayu mereka untuk memesan kebutuhan kapal mereka ke galangan kapal Tiongkok?
Chai Shufan, direktur Departemen Mesin Keenam dan yang lainnya, setelah mengadakan penelaahan selama beberapa hari, dan akhirnya memutuskan untuk memulai masuk melalui adik laki-laki Bao Yuxing, mencoba memenangkan hati Bao Yuxing untuk membangun kapal di Tiongkok, dan kemudian baru mempengaruhi dan mendorong Bao Yugang dan bos-bos kapal lainnya.
Sebenarnya, pada awal Oktober 1978, ketika Deng Xiaoping mengunjungi Jepang, Bao Yuxing kebetulan berada di Jepang. Bao Yuxing, yang selama ini sangat bersahabat dengan Tiongkok, secara tidak sengaja bertemu dengan Liao Chengzhi* yang sedang mengunjungi Jepang bersama Deng Xiaoping keduanya langsung cocok. Setelah percakapan ramah-tamah, Bao Yuxing tertarik dengan Liao. Tertarik dengan semangat patriotisme Chengzhi, keduanya bertukar pikiran secara luas dan mendalam tentang kemungkinan industri pembuatan kapal Tiongkok mendunia.
Setelah hubungan antara Liao Chengzhi dan Bao Yuxing, Bao Yuxing dengan cepat merespons secara positif dan setuju untuk membangun dua kapal curah 2,7 ton yang awalnya direncanakan untuk dibangun di Jepang dialihkan membangunnya di Tiongkok.