Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Nenek Moyang Etnis Hui di Tiongkok yang Mayoritas Muslim

6 Agustus 2024   10:37 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:38 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Daerah tempat tinggal masyarakat Kaligang merupakan koridor etnis di bagian barat Tiongkok dimana berbagai kelompok etnis hidup bersama, berbagai budaya hidup berdampingan, dan berbagai keyakinan agama hidup berdampingan. Kawasan yang sangat khas ini belum banyak diteliti secara mendalam oleh sedikit orang.

Ada cerita, pada suatu hari, Ma Laichi juga dikenal sebagai Abu 'l-Futh Ma Laichi* (1681 -- 1766), adalah seorang guru sufi Tiongkok yang membawakan gerakan Khufiyya ke Tiongkok dan menciptakan Huasi Menhuan yaitu tarekat Naqsybandi paling awal dan terpenting dalam sejarah Muslim Tiongkok, ketika itu datang ke Sungai Kuning di Kabupaten Hualong untuk bersiap menyeberangi sungai. Kebetulan masyarakat Tibet di daerah tersebut sedang menyambut Buddha Hidup (Living Buddha) untuk berdoa meminta hujan, dan melarang Ma Laichi naik perahu untuk menyeberangi Sungai Kuning.

Namun Ma Laichi terpaksa menunangi kuda menyeberang sungai, tapi tanpa kesulitan sama sekali, kuda dapat menyeberang seolah-lah seperti berjalan di tanah datar. Melihat peristiwa ini para penganut Buddha Hidup yang sedang berdoa meminta hujan tercengan, dan meminta Ma Laichi untuk mendoakan mendatangkan hujan.

Dengan cerita ini kita dapat membayangkan dengan jelas masalahnya.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

*Abu 'l-Futh Ma Laichi, dari Keluarga Muslim dengan latar belakang militer. Kakeknya, Ma Congshan, adalah seorang jenderal di bawah dinasti Ming; ayahnya, Ma Jiujun, lulus ujian kekaisaran di jalur militer di bawah pemerintahan Qing, tetapi bukannya bergabung dengan dinas pemerintah, ia malah menghasilkan banyak uang dalam bisnis. Rumahnya berada di Hezhou (sekarang disebut Linxia), salah satu pusat Muslim utama di Gansu.

Meskipun belakangan mereka yang bergabung dengan suku Hui di kemudian hari karena masuk Islam belum tentu mengalami apa yang disebut "era bilingual" akibat adanya pergantian etnis, apalagi bahasa yang digunakan oleh orang Han yang bergabung dengan suku Hui adalah "monolingual" yaitu Mandarin (Han'yu).

Sumber: bbc.com
Sumber: bbc.com

Bahasa apa yang digunakan oleh "orang Huihui" atau "orang Semu" awal? Menurut catatan sejarah, ada 31 jenis "orang Semu", yang sebagian besar terbagi menjadi orang ras kuning dan orang ras kulit putih, antara lain Geluolu, Kipchak, Asov (Ossetia), Kangli, dan Kuli Lu, Alhun, Helujie, Huolithorn, Salige, Michisi, Pengli, Cooliding, Guichi, Xilalu, Tuluhua, dan yang termasuk dalam ras kuning antara lain Tangwu (Dangxiang) dan Wuba (Tuva), Tubot (Tubo), Tulu Bajie, Yonggu jahat (Wanggu), Ciqiji, Chiqiji, dll.

Ada juga ras campuran kuning dan putih, yang berasal dari ras kulit putih atau ras campuran kuning dan putih. Di antara kelompok-kelompok ini, sangat sedikit orang Arab yang secara sepihak mengatakan bahwa orang Hui adalah keturunannya orang Arab, namun tidak dapat dipungkiri bahwa orang Hui dan orang Arab masih memiliki beberapa perbedaan yang sangat kompleks.

Sumber: k.sina.cn+locpg.gov.cn
Sumber: k.sina.cn+locpg.gov.cn

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun