Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menelusuri Nenek Moyang Etnis Hui di Tiongkok yang Mayoritas Muslim

6 Agustus 2024   10:37 Diperbarui: 6 Agustus 2024   10:38 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Etnis Hui Mongolia adalah kelompok etnis yang relatif unik di Tiongkok (kelompok etnis non-Dongxiang dan Baoan masih menggunakan nama kelompok etnis Mongolia dalam nama mereka). Mereka tinggal di yurt (kemah Mongol), mengenakan jubah Mongolia, dan berbicara bahasa Mongolia.

Namun, mereka berbeda dari agama kebanyakan orang Mongolia, yang agama dan kepercayaan pada Lamaisme (Budha Tantrayana/Tantrik). Tapi mereka bergama dan percaya pada Islam, mereka tidak membaca Lama Sutra, tetapi membaca Al' Quran.

Pada masyarakat Tiongkok lama, pemerintah daerah mendaftarkan mereka sebagai distrik. Berbeda dengan orang Mongolia lainnya, jelas tercatat sebagai "Mongolia Hui".

Sekarang mereka tersebar di Hanwula, Aolunbulage, Bayanmuren, Usutu, Zongbieli, Bayinhot dan Sumu lainnya (yaitu unit administratif tingkat kotapraja) di bagian timur laut Alashan Banner di Mongolia Dalam.

Di Hezhen juga ada populasi sekitar 10.000 jiwa, di antaranya terdapat juga sejumlah kecil Muslim Mongolia di Kota Bayannur.

Menurut Kitab "Masa Lalu Alashan/Alashan Wangshi", selama lebih dari dua ratus tahun sejarah Dinasti Qing, umat Islam yang datang ke Alashan dari seluruh negeri dan membaur dengan orang-orang Mongolia bergaul satu sama lain untuk waktu yang lama dan berintegrasi ke dalamnya, membentuk Muslim Mongolia saat ini.

Sumber: @Zhenzhenglishi
Sumber: @Zhenzhenglishi

Namun ada dua peristiwa penting dalam sejarah yang lebih jauh: Yang pertama adalah Ananda, cucu Kublai Khan, pendiri Dinasti Yuan, dan putra Manggesa dari Raja Anxi. Pada tahun 1280, ia diangkat menjadi Raja Anxi dan memerintah tanah Tangut/Dang Xiang (sekarang Ningxia, Gansu, Shaanxi, dan tempat lainnya).

Menurut "Koleksi Sejarah/Shiji" Rashid al-Din: Ananda dibesarkan oleh keluarga Muslim sejak ia masih kecil, Iman Musuman (Muslim) telah terkonsolidasi di dalam hatinya dan tidak dapat digoyahkan, sehingga di kampnya mendirikanmembangun masjid dan sering membaca Al Quran dan bersembayang/sholat.

Sebagian besar dari 150.000 tentaranya juga percaya pada Islam. Pada saat yang sama, karena dia ditempatkan di Ningxia saat itu, banyak orang Mongolia, Han, Tibet, dan anggota Partai di yurisdiksinya juga masuk Islam secara massal dan menjadi Muslim.

Saat ini, sebagian besar nenek moyang orang Hui di Ningxia, Gansu, dan Qinghai di wilayah barat laut Tiongkok masuk Islam (sudah menjadi Muslimat) sejak pada era ini. Nenek moyang mereka adalah orang Mongolia, Hans, dll. Dari suku asli Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun