Kelebihan dan Kekurangan Baterai Natrium-ion
Penyimpanan energi mengumpulkan kelebihan energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan, menyimpannya, lalu melepaskannya sesuai permintaan, untuk membantu memastikan pasokan yang andal. Fasilitas semacam itu menyediakan penyimpanan jangka pendek atau jangka panjang (lebih dari 100 jam).
Saat ini, baterai lithium-ion merupakan teknologi penyimpanan utama, tetapi paling cocok untuk penyimpanan jangka pendek. Baterai natrium-ion kini hampir siap untuk mengisi celah penyimpanan jangka panjang.
Seperti namanya, baterai natrium-ion mengandung natrium (simbol simbol kimia Na), suatu unsur yang ditemukan dalam garam (air laut NaCl). Teknologi ini melibatkan pergerakan ion natrium antara kutub positif dan negatif, yang menghasilkan muatan.
Teknologi yang digunakan dalam baterai natrium-ion mirip dengan baterai litium-ion. Bahkan, seperti yang telah disebutkan orang/pihak lain, pabrik yang saat ini memproduksi baterai litium dapat dengan mudah dan murah beralih ke baterai natrium.
Dan natrium adalah bahan yang jauh lebih melimpah daripada litium, dan berpotensi lebih murah untuk diekstraksi.
Selain itu negara yang memilik tambang Litium hanya Chili, Zimbabwe, Bolivia, Australia dan Argentina.
Australia sendiri memproduksi 52% litium dunia. Tidak seperti Chili, di mana litium diekstraksi dari air garam, litium Australia berasal dari tambang batu keras untuk mineral spodumene. Tiongkok, produsen terbesar ketiga, memiliki pijakan kuat dalam rantai pasokan litium.
Chili memiliki cadangan litium terbesar di dunia dengan selisih yang cukup besar. Australia berada di posisi kedua, dengan cadangan yang diperkirakan mencapai 6,2 juta metrik ton pada tahun 2023. Baca:
Kisah Upaya BYD dan Tiongkok dalam Mendapatkan Litium untuk Baterai