Melanjutkan tulisan yang lalu:
Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (1)
Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (2)
Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (3)
Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (4)
Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (5)
Zhang Junmin menceritakan: Saat Pertempuran di Shangganling dan selama Perang Melawan Agresi AS dan Membantu Korea yang begitu brutal, Â tapi tidak ada pasukan PVA yang mengatakan mereka takut mati.
Cao Zetang - Instruktur, mantan Resimen ke-4, Resimen ke-93, Divisi ke-31, Tentara PVA Korps ke-12 menceritakan: Meskipun saya tahu saya akan mati besok, saya tetap harus menyelesaikan tugas tersebut.
Banyak pahlawan muncul di Shangganling, semangat mereka dengan tidak takut berkorban dan rela berkorban tidak hanya menginspirasi semua prajurit sukarelawan/PVA, tetapi juga menarik perhatian Wang Jinshan, komandan Korps Ketiga. Wang Jinshan menyerahkan hal ini pada pertimbangannya sendiri.
Dia secara khusus menemui Qin Jiwei dan memberitahunya dengan sungguh-sungguh dan tulus bahwa di masa lalu, dia bersumpah untuk hidup dan mati demi mempertahankan posisinya, tapi itu tidak boleh sekarang. Korbannya sudah terlalu banyak, jadi posisi harus dipertahankan dan orangnya juga harus tetap hidup.
Jadi Qin Jiwei mengikuti instruksi Wang Jinshan dan secara bertahap menjelajahi Shangganling, membentuk serangkaian taktik praktis yang berhasil dengan baik.
Lin Youcao -- Kepala Staf Divisi ke-34 dari Tentara Relawan/PVA ke-12 menceritakan: Kita tidak menempatkan terlalu banyak tentara pada satu titik, yaitu satu orang dan dua pasukan menjadi satu kompi. Awalnya, ini adalah satu peleton atau satu kompi. Saya hanya mengatur 2 tau 3 pasukan untuk bertarung, bahkan sering kurang dari 3 pasukan hanya 1 pasukan, tapi ada 2 pasukan di belakang untuk mengawasi. Jika pasukan yang berada di mulut terowongan melihat rekannya jatuh satu tewas, maka satu pasukan cepat-cepat keluar terowongan menggantikannya.
Metode pertempuran prajurit tunggal ini akhirnya diringkas sebagai taktik kelompok prajurit kecil, yang unik untuk pasukan kita. Faktanya, perang adalah kompetisi dimensional. Sumber daya bagi yang kaya adalah uang, dan sumber daya bagi yang miskin adalah manusia.
Dong Baozhi - penduduk asli Hebei Selama Pertempuran Shangganling, kompinya bertanggung jawab untuk menjaga di Dataran Tinggi 597,9. Dong Baozhi dan rekan-rekannya memasuki pos ketika malam tiba untuk menjaga dan mempertahankan pos tersebut.
Untuk mempertahankan posisi tersebut, kompi Dong Baozhi mengadopsi strategi tempur kelompok kecil. Kompi tersebut didistribusikan di beberapa posisi dalam satuan regu. Pada saat itu, perlengkapan senjata regu infanteri sukarelawan/PVA adalah:
1 senapan mesin ringan; 3.000 butir peluru
8 senapan mesin ringan; 5.000 butir peluru
1.760 granat antitank; 300 granat
60 granat anti-tank;
25 tabung peledakan,
10 bungkus bahan peledak.
Komandan kompi membagi seluruh pasukan kompi menjadi tiga bagian.
Tugas bagian pertama pada posisi terdepan adalah untuk mempertahankan posisi-posisi.
Bagian kedua di terowongan untuk bersiap-siap mengisi kembali pasukan ke posisi itu kapan saja.
Bagian ketiga adalah tim cadangan dibiarkan berjarak lebih dari 100 meter dari posnya, siap siap kapan saja.
Dong Baozhi menuturkan: Jika ada satu korban, satu akan diisi ulang. Jika ada dua korban, dua akan diisi ulang, cukup dengan menggunakan walkie-talkie untuk menghubungi pasukan di belakang.
Tentara sukarelawan/PVA di Shangganling menyebut taktik ini sebagai "menambahkan bahan bakar". Taktik ini secara efektif mencegah pasukan PBB melancarkan gelombang serangan terhadap posisi tersebut. Menurut statistik, kompi Dong Baozhi membunuh dan melukai 1.500 tentara PBB di Dataran Tinggi 597,9 dalam satu hari, berhasil merampas empat senapan mesin berat dan sembilan senapan mesin ringan.
Serangan PBB terhadap Shangganling tidak berjalan sesuai harapan yang dapat dengan cepat bisa menembus pertahan pasukan PVA, ketika kedua pihak bertemu dan tarung ternyata sangat sulit, faktanya kedua belah pihak korbannya sangat besar.
Saat itu, cadangan militer AS di medan perang Korea hanya memiliki dua divisi yang ada di Jepang dan tiga divisi di Korea Selatan. Sudah tidak mungkin untuk meminta tambahan pasukan dari Amerika Serikat ke Korea Utara, bahkan sekutu terbaik AS, Â Inggris dan Prancis sudah tidak mau mengirim pasukan lagi ke Korea Utara.
Van Fleet Mengubah Taktik
Dong Baozhi - penduduk asli Hebei Selama Pertempuran Shangganling, kompinya bertanggung jawab untuk menjaga di Dataran Tinggi 597,9. Dong Baozhi dan rekan-rekannya memasuki pos ketika malam tiba untuk menjaga dan mempertahankan pos tersebut.
Untuk mempertahankan posisi tersebut, kompi Dong Baozhi mengadopsi strategi tempur kelompok kecil. Kompi tersebut didistribusikan di beberapa posisi dalam satuan regu. Pada saat itu, perlengkapan senjata regu infanteri sukarelawan/PVA adalah:
1 senapan mesin ringan; 3.000 butir peluru
8 senapan mesin ringan; 5.000 butir peluru
1.760 granat antitank; 300 granat
60 granat anti-tank;
25 tabung peledakan,
10 bungkus bahan peledak.
Komandan kompi membagi seluruh pasukan kompi menjadi tiga bagian.
Tugas bagian pertama pada posisi terdepan adalah untuk mempertahankan posisi-posisi.
Bagian kedua di terowongan untuk bersiap-siap mengisi kembali pasukan ke posisi itu kapan saja.
Bagian ketiga adalah tim cadangan dibiarkan berjarak lebih dari 100 meter dari posnya, siap siap kapan saja.
Dong Baozhi menuturkan: Jika ada satu korban, satu akan diisi ulang. Jika ada dua korban, dua akan diisi ulang, cukup dengan menggunakan walkie-talkie untuk menghubungi pasukan di belakang.
Tentara sukarelawan/PVA di Shangganling menyebut taktik ini sebagai "menambahkan bahan bakar". Taktik ini secara efektif mencegah pasukan PBB melancarkan gelombang serangan terhadap posisi tersebut. Menurut statistik, kompi Dong Baozhi membunuh dan melukai 1.500 tentara PBB di Dataran Tinggi 597,9 dalam satu hari, berhasil merampas empat senapan mesin berat dan sembilan senapan mesin ringan.
Serangan PBB terhadap Shangganling tidak berjalan sesuai harapan yang dapat dengan cepat bisa menembus pertahan pasukan PVA, ketika kedua pihak bertemu dan tarung ternyata sangat sulit, faktanya kedua belah pihak korbannya sangat besar.
Saat itu, cadangan militer AS di medan perang Korea hanya memiliki dua divisi yang ada di Jepang dan tiga divisi di Korea Selatan. Sudah tidak mungkin untuk meminta tambahan pasukan dari Amerika Serikat ke Korea Utara, bahkan sekutu terbaik AS, Â Inggris dan Prancis sudah tidak mau mengirim pasukan lagi ke Korea Utara.
Van Fleet Mengubah Taktik
Di atas ini adalah salah satu selebaran yang dijatuhkan oleh militer AS pada saat itu. Isinya seperti ini: Senjata pasukan PBB mengguncang bumi setiap hari, namun para pemimpin PKT berharap tentara Tiongkok hanya menggunakan senapan untuk melawan penyembur api.
Van Fleet mencoba menggunakan metode ini untuk melemahkan semangat para PVA untuk berperang dan bisa menguasai Shangganling. Bisakah itu terjadi?
Yang Tingyuan adalah seorang prajurit biasa dari Kompi ke-15 pada saat itu. Di Gunung Shangganling, ia sering mengambil selebaran yang dijatuhkan oleh pesawat PBB. Namun, hal-hal "puitis" semacam ini sering menjadi lelucon antara dirinya dan rekan-rekannya memberitahu rekan-rekannya, dia mengatakan bagaimana wanita ini terlihat seperti tuan tanah di kampung halaman kami. Setelah tertawa, semua orang kembali ke tugas tempur masing-masing.
Yang Tingyuan sangat bersemangat akhir-akhir itu karena dia akan menjalankan misi tempur khusus, yaitu penyerbuan.
Sebanyak enam belas orang dalam tim penyerang dibagi menjadi empat kelompok. Kelompok satu dan tiga bertugas pemusnah, kelompok kedua dan keempat bertugas melindungi.
Kelompok pemusnah bertugas penyinak ranjau dan memotong pagar kawat berduri, kelompok pelindung bertanggung jwab untuk mengkordinasikan operasi ketika terjadi keadaan darurat.
Yang Tingyuan ditugaskan ke tim pemusnah. Ia membawa dua kantong tepung, masing-masing seberat 14 kilogram, dua tabung peledak sepanjang 1,2 meter, satu senapan mesin ringan, dan empat kontainer peluru. Setiap kontainer berisi 71 butir peluru, dan 4 Granat, ditambah dengan tang pemutus kawat, setelah tim pemusnah Yang Tingyuan berhasil menjinakan ranjau dan membuka saluran tersebut, mereka menaburkan tepung putih sepanjang dia untuk menandai jalannya, dan kemudian menembakkan pistol suar, untuk memungkinkan pasukan tempur dengan cepat menyerbu ke posisi tersebut dan memusnahkan musuh.
Penggerebekan dimulai pada pukul dua malam hari, Yang Tingyuan dan anggota tim pemusnah lainnya merangkak ke depan, mereka berhasil merangkak ke pagar kawat berduri kedua, mereka mengira dapat memotong kawat berduri tersebut dengan lancar, namun begitu telah memotong satu kawat duri ketahuan oleh pihak musuh, segera lampur sorot musuh menyorot sekeliling kawat berduri, sehingga Yang Tingyuan dan rekannya terlihat oleh tentata AS, dan sekejap musuh memuntahkan peluru senapan mesin dengan gencar ke arahnya. Yang Tingyuan dan rekan-rekannya langsung terkena tembakan militer AS.
Yang Tingyuan menceritakan: Peluru seperti hujan ditembakan kepada kita, saat itu kita ketakutan bukan main, rambut terasa berdiri, merasa sudah terekspos dan semuanya menjadi tegang. Â Saya menyaksikan rekan-rekannya di sekitarnya jadi korban satu demi satu, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa.
Pemimpin regu juga terkena tembakan, dia memanggil "adik Yang, adik Yang, saya sudah tidak bisa menyelesaikan misi. Kamu harus bisa menyelesaikan misi."
Pada saat kritis, tim pelindung melepaskan tembakan ke arah militer AS, dan daya tembak musuh langsung mengalihkan perhatian ke mereka.
Hanya dalam beberapa menit, Yang Tingyuan dan rekan-rekannya melemparkan granat dan tabung peledak ke pagar kawat berduri kedua dan ketiga. Beberapa lubang diledakkan di pagar kawat berduri tersebut. Dia segera menembakkan pistol sinyal ke ke langit malam untuk memberi sinyal kepada mereka segera melancarkan serangan dengan mengikuti rute taburan tepung yang bercampur dengan darah rekan-rekannya yang tertembak. Dengan cepat dataran tinggi itu bisa dikuasai.
Dalam serangan tersebut PVA berhasil menewas dan melukai musuh 185 orang. Berita ini dengan cepat tersebar ke garis depan berbagai posisi PVA di Shangganling, sehingga memebri semangat kepada semua kesatuan PVA di Shangganling untuk meraih kemenangan, namun di saat yang sama mereka sedih atas rekan-rekan mereka yang gugur.
Persediaan pasukan PBB habis dan perang psikologis gagal. PVA tetap bertahan pada terowongan, Â terjadi kebuntuan strategis, PVA melihat musuh terdapat kebuntuhan strategis, bagaimana mengalah tentara PBB?
Perang psikologis Van Fleet tidak mencapai hasil yang diharapkan. Pada saat ini, Qin Jiwei, komandan Korps ke-15, menyadari bahwa sumber pasukan lawan telah habis siap melakukan serangan balik.
Tapi Kali ini, Van Fleet siap melakukan upaya terakhir, Van Fleet siap memainkan kartu truf terakhir yang ada di tangannya.
Kartu truf ini adalah Resimen Elit Lintas Udara ke-187 dari Divisi AS ke-7, sebuah unit yang terlatih. Semua pasukan terjun payung di resimen lintas udara dilengkapi dengan pelindung tubuh nilon (body armour atau jaket anti peluru) yang seragam. Serangan mereka bersifat metodis, dengan asap terlebih dahulu, dan kemudian kelompok kecil senjata pengintai, dan akhirnya meminta dukungan artileri, setiap langkah sangat tertib dan terstandar.
Jadi bisakah kekuatan seperti itu membantu Van Fleet memenangkan kembali Shangganling?
Setelah Resimen Lintas Udara ke-187 diterjunkan ke Shangganlin, mereka menemukan bahwa tidak ada rutinitas ofensif mereka yang berhasil di sini, karena para PVA mengembangkan serangkaian taktik lokal berdasarkan medan khusus Shangganling, seperti taktik "menambahkan bahan bakar", dan penggunaan kekuatan kecil melawan kekuatan kecil, menggunakan taktik banyak lawan banyak, yang tidak pernah disebutkan dalam buku teks militer, Resimen Lintas Udara ke-187 dikalahkan dalam beberapa hari oleh taktik PVA ini, yang menyebabkan banyak korban jiwa bagi resimen elit ini.
Van Fleet terpojok dan tidak ada lagi pasukan yang bisa dikirim.Â
Pada 30 Oktober 1952, kelompok artileri Tentara PVA Korps ke-15 memusatkan 133 artileri kaliber besar dan 30 mortir untuk melancarkan serangan balik menyeluruh terhadap posisi musuh.
Mendengar suara artileri yang memekakan telinga di luar, para pasukan yang berada di dalam terowongan menitikan air mata karena gembira, dan mereka yang duduk dalam terowongan tergetar-getar dan tergoyang-goyang dengan ledakan yang terjadi di luar, namun semua berteriak " Tidak apa! Getarlah sekuatnya! Hantam terus sampai hancur! Ini adalah artileri kita.
Peluncur roket yang meluluh-lantak musuh ini adalah peluncur roket Katyusha. Itu adalah senjata yang dikembangkan setelah Revolusi Oktober di Uni Soviet, ketika mulai digunakan, tidak memiliki nama khusus demi kerahasiaan hanya diberi tanda huruf "K" pada dudukan senjata. Kemudian, Selama Perang Patriotik Soviet, peluncur roket jenis ini memiliki kekuatan yang besar dan berulang kali menyebabkan kerugian besar pada tentara Jerman. (Kini Rusia memberikan kepada Hisbullah Lebanon yang digunakan untuk menyerang Israel).
Tentara Soviet menggunakan nama Katyusha, untuk mengibaratkan inkarnasi gadis cantik dalam pikiran mereka, untuk memuji dan menyebut peluncur roket semacam ini.
Shen Shaohua --Departemen Politik Tentara PVA Korps ke-15 menceritakan: Roket Katyusha ini sangat kuat. Itu adalah senjata tercanggih di medan perang Korea saat itu, dan merupakan senjata tercanggih selama Perang Dunia II. Setelah ada yang ditangkap (oleh militer AS), AS memprotes sambil berkata bahwa Partai Komunis melepaskan bom atom, dan kita (PVA) meluncurkan bom atom.
Pada saat yang sama, Resimen ke-93 dari Tentara PVA Korps ke-12 diperintahkan untuk memasuki Dataran Tinggi 597,9 pada malam 4 November 1952. Divisi ke-31 dan ke-34 dari Tentara Korps ke-12 diperintahkan untuk berkomitmen penuh di Shangganling keesokan harinya. Pada sore hari 1 November, Resimen ke-92 dari Divisi 31 Korps ke-12 di bawah perlindungan artileri yang kuat, para prajurit PVA menerobos posisi musuh di tiga arah dan merebut kembali semua posisi Beishan di Dataran Tinggi 537,7 di Dataran Tinggi 537,7 di Dataran Tinggi 537,7. hanya dalam 35 menit.
Pada 25 November 1952, Tentara PVA sepenuhnya memulihkan semua posisi di dua dataran tinggi Shangganling. Oleh karena itu, hari itu dianggap sebagai akhir dari Kampanye Shangganling. Tentara PVA mempertahankan Shangganling selama 43 hari penuh.
Ketika Ketua Mao kemudian bertemu dengan Qin Jiwei, komandan Korps ke-15, dia berkata bahwa tidak ada garis pertahanan yang tidak dapat dipatahkan dalam sejarah. Merupakan keajaiban militer dunia bahwa Shangganling tidak ditembus. Kegigihan Shangganling benar-benar menghancurkan rencana ofensif PBB .
Dalam Pertempuran Shangganling, PBB mengerahkan tentara 11 resimen dan 2 batalyon, dengan total kekuatan lebih dari 60.000 tentara. Tentara PVA berturut-turut mengerahkan 9 resimen infanteri dari Korps ke-15 dan Korps ke-12, yang berjumlah kurang lebih 43.000 orang.
Selama 43 hari pertempuran di Shangganling, PVA memukul mundur lebih dari 900 peleton musuh dan terlibat dalam 29 pertempuran skala besar melawan musuh.
1 batalion musuh, 18 kompi dan 218 peleton dimusnahkan.
14 tank musuh dihancurkan dan 61 artileri kaliber besar dihancurkan. Tentara PBB berakhir dengan kegagalan total.
Ada lebih dari 11.000 tentara PVA di Shangganling, meninggalkan kehidupan mereka di sana selamanya.
Qin Jiwei mengunjungi Korea Utara pada tahun 1980-an. Kim Il Sung bertanya kepada Qin Jiwei ke mana dia ingin pergi. Satu-satunya permintaan jenderal tua itu adalah mendaki Gunung Wushengshan  lagi dan kembali ke Shangganling.
Kim Il Sung secara khusus mengatur helikopter agar Qin Jiwei melayang di atas Shangganling untuk waktu yang lama. Qin Jiwei berkata dengan penuh emosi bahwa Shangganling adalah pertempuran paling brutal dalam hidupku.
Tamat
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri
https://en.wikipedia.org/wiki/Battle_of_Triangle_Hill
https://korea.stripes.com/health/the-sacrifices-of-gen-van-fleet-and-his-son.html
https://www.psywarrior.com/KoreaSCP.html
http://www.mod.gov.cn/gfbw/gfjy_index/js_214151/4843738.html
http://taihangsummit.com/407e0a32f9/
https://www.163.com/dy/article/IQO2H4I405566RY0.html
http://www.mod.gov.cn/gfbw/gfjy_index/js_214151/4843738.html?big=fan
http://www.news.cn/2022-11/25/c_1129158123.htm
https://www.12371.cn/special/tjspcx/hjg/
https://j.eastday.com/p/1640605860030377
https://tyt.hainan.gov.cn/twjr/xjdx/202011/824eb0e289e24d8686591a601ed4bb7d.shtml?ddtab=true
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H