Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (4)

23 Juli 2024   09:25 Diperbarui: 23 Juli 2024   09:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai perwira staf tempur, Zhang Jun segera membuka peta pertempuran untuk mempelajari rute perjalanan setelah menerima perintah. Tentara PVA Korps ke-12 hanya berjarak 20 kilometer dari Shangganling saat itu. Namun, selama 10 menit dia melihat peta. Resimen Ketiga Markas besar mengirimkan telegram mendesak satu demi satu. Isi telegram awalnya hanya mentransfer satu atau dua resimen untuk bala bantuan, tetapi akhirnya diubah menjadi seluruh  Korps ke-12 untuk memperkuat Shangganling.

Zhang Jun menceritakan: Perintah kekuatan militer adalah untuk membentuk Korps ke-12 dan mendirikan Pos Komando Pertempuran Shangganling yang dipimpin oleh Li Desheng. Maka Li Desheng pergi ke Pos Komando Korps untuk menerima tugas tersebut. Saya pergi bersama Li Desheng saat itu.

zh.wikipedia.org
zh.wikipedia.org

Foto di atas ini adalah Li Desheng, Dia adalah wakil komandan Tentara PVA ke-12 pada usia 36 tahun dan bertanggung jawab untuk memimpin operasi seluruh pasukan. Li Desheng bergabung dengan revolusi pada usia 14 tahun. Dia berpengalaman mendaki gunung yang tertutup salju dan berjalan di padang rumput. Dia pernah berpartisipasi dalam Kampanye Seratus Resimen yang dipimpin oleh Peng Dehuai. Selama Perang Pembebasan, dia mengikuti pasukan Liu dan Deng ke Pegunungan Dabie’shan. Dia adalah seorang jenderal yang berani dan banyak akal.

Ketika Li Desheng mendengarkan analisis situasi pertempuran oleh kepala resimen, dia menyadari betapa berbahayanya situasi di Shangganling. Pengeboman pasukan PBB, yang menjatuhkan enam peluru artileri per detik, menurunkan permukaan puncak Shangganling lebih dari dua meter.

Li Desheng menyadari bahwa dia harus mengumpulkan pasukannya secepat mungkin dan memperkuat Shangganling secepat mungkin. Kemudian dia memberi perintah kepada Zhang Jun untuk segera menyampaikan perintah penguatan Shangganling ke seluruh unit yang berafiliasi dengan Korps ke-12. Namun, karena peralatan komunikasi Korps ke-12 yang terbelakang, Zhang Jun harus pergi ke berbagai unit untuk menyampaikan perintah secara lisan.

Zhang Jun menceritakan: Malam itu, saya naik mobil untuk mencari pasukan. Saat itu, pasukan sedang mundur dengan kacau. Banyak pasukan dan kendaraan yang mundur. Selain itu, banyak sekali kendaraan yang melaju ke depan. Malam hari untuk mencari dan mengenali satuan mereka sangat sulit, karena tentara harus menjaga kerahasiaan yang ketat pada saat itu,  mereka tidak akan memberitahumu sama sekali jika ditanya.

Setelah upaya sia-sia semalaman, Zhang Jun menghadapi masalah besar lagi saat fajar, pesawat musuh mulai mengebom. Zhang Jun mengendarai jip militer gaya Amerika. Satu-satunya orang yang bisa mengendarai kendaraan semacam ini haruslah seorang perwira tinggi di Tentara PVA. Beberapa pesawat militer AS menguntit jip Zhang Jun. Zhang Jun dibom oleh pesawat musuh tiga kali di pagi hari. Untungnya, setiap kali tidak mengenai sasaran,  sehingga berhasil meloloskan diri.

Saat Zhang Jun mendesak pengemudi untuk terus mencari pasukan, pengemudi menghentikan mobilnya ke tepi. Dia berkata kepada Chang Jun, "Jangan diteruskan. Jika komandan Zhang terus meaniki mobil ini, kita mungkin tidak dapat menemukan kesatuan kita. Mari komandan menghormati pengemudi dulu." Disarankan untuk segera kembali ke markas militer dan mengganti jip dengan sepeda motor roda tiga.

Zhang Jun mencertiakan: Justru dengan sepeda motor roda tiga ini lebih nyaman, sasarannya jadi lebih kecil, dan lebih mudah disembunyikan. Pada pukul tiga atau empat sore, saya melihat beberapa kuda lagi di muara parit lain, jadi saya tebak kemungkinan itu kesatuan kita (PVA) yang siap berangkat, lalu saya lari mendekati mereka dan saya tanya, ternyata mereka adalah resimen ke-100.

Zhang Chao, komadan Resimen ke-100, meragukan perintah Zhang Jun untuk berhenti mundur, beristirahat, dan segera memperkuat Shangganling, karena Zhang Jun tidak bisa menunjukkan dokumen atau segel apa pun tentang perintah atau tanda tangan pemimpin tersebut bahkan perintah itu tidak tertulis hanya secara lisan, Itu disampaikan kepadanya secara lisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun