Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertempuran Bukit Shangganling di Perang Korea (4)

23 Juli 2024   09:25 Diperbarui: 23 Juli 2024   16:23 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi di garis depan? Pria di foto di atas ini bernama Niu Baocai, pemimpin regu regu komunikasi (PHB) kompi pertama yang menjaga Dataran Tinggi 537,7.

Begitu Niu Baocai menerima tugas dari Komandan Kompi Wang pada pukul 14.00, waktu setempat 14 Oktober 1952 untuk memperbaiki saluran telepon di bagian yang terkena bom dengan secepatnya mungkin. Setelah menerima perintah, tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Niu Baocai mengangkat perangkat saluran telepon dan melompat keluar dari parit.

Selama proses melakukan perbaikan pengkabelan, Niu Baocai terluka kena serpihan ledakan bom ketika melakukan perbaikan, saat melakukan penyambungan terakhir, ternyata kabel yang dibawanya telah habis, masih ada sepotong yang harus disambung, Niu Bocai tanpa memperdulikan dirinya, tanpa segan-segan menggunakan tubuhnya untuk menyambungkan hubungan tilpon tersebut, sehingga hubugan tilpon tersambung untuk beberapa menit, namun harus mengorbankan nyawanya.

Niu Baocai mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyampaikan informasi militer,  sehingga dalam situasi kritis Cui Jian’gong, komandan Divisi 45, segera memerintahkan Resimen ke-133 untuk segera memperkuat Dataran Tinggi 537,7, dan Resimen ke-135 untuk memperkuat Dataran Tinggi 597,9  untuk menjaga puncak bukit dan menambah kekuatan, pokoknya apa pun Shangganling tidak boleh jatuh ke tangan musuh. (maka perintah itu sempat dikeluarkan, ketika tilpon tersambung beberapa menit dan putus, momen ini sangat menentukan).

Berdasarkan strategi militer AS, pertama-tama mereka harus merebut dua dataran tinggi ini, dan selanjutnya mereka baru dapat merebut Wushengshan/Pike’s Peak. Jadi dapat dikatakan bahwa divisi yang bertempur di Shangganling di sini adalah pintu gerbang menuju Wushengshan.

Ketika Panglima Resimen Kedelapan AS Van Fleet untuk menyerang Shangganling,  memang telah merumuskan rencana untuk menyerang Shangganling, dan dia sudah mengira bahwa pasukan PVA akan memperkuat pertahanan Shangganling, maka dari itu dia melakukan pengepungan dan melakukan bombardir dengan hebatnya di semua jalur persimpangan yang menuju Shangganling.

Resimen Tentara PVA ke-133 dan ke-135 yang menerima misi hanya dapat naik ke Shangganling satu kompi dalam satu waktu. Seringkali ketika satu kompi kehabisan tenaga dan kompi lain akan segera mengambil tempat itu, dalam waktu kurang dari dua hari, resimen tersebut pada dasarnya sudah kehilangan kekuatan tempurnya.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Jadi dari dua dataran tinggi ini ke puncak utama pos PVA, yang terdekat berjarak 500 meter, dan yang terjauh adalah 1.000 meter. Namun, dalam jarak tersebut, militer AS telah melakukan blokade berlapis-lapis, sehingga korban PVA sangat tinggi.

Tidak hanya resimen ke-133 dan ke-135 yang menderita kerugian besar, tetapi Divisi ke-45 Cui Jian’gong dilanda pemboman gila-gilaan oleh militer AS dalam dua hari terakhir. Jumlah pasukan menurun tajam dari lebih dari 5.000an ketika mereka memasuki Korea kin tinggal menjadi 2.000an lebih. Mata Cui Jiangong merah dan dia cemas. Dia segera menghubungi per tilpon atasannya, Komandan Qin Jiwei dari Korps ke-15, untuk meminta bala bantuan, di telepon, dia berkata dengan marah bahwa ini bukanlah medan perang, melainkan penggiling daging di Semenanjung Korea.

Qin Jiwei, komandan Korps ke-15, segera mengeluarkan perintah darurat, dan Divisi ke-44 segera memperkuat dan bekerja sama dengan Divisi ke-45 untuk mempertahankan mati-matian Shangganling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun