Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (4)

8 Juli 2024   08:36 Diperbarui: 8 Juli 2024   08:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melanjutkan tulisan yang lalu:

Kisah Lahirnya Bom Pertama Tiongkok (1)

https://www.kompasiana.com/makenyok/6683afbfed64152385548942/kisah-lahirnya-bom-pertama-tiongkok-1

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (2)

https://www.kompasiana.com/makenyok/6685020e34777c7fa67eba22/kisah-lahirnya-bom-atom-pertama-tiongkok-2

Kisah Lahirnya Bom Atom Pertama Tiongkok (3)

https://www.kompasiana.com/makenyok/6688d38d34777c7b413a7cd2/kisah-lahirnya-bom-atom-pertama-tiongkok-3

Saat masyarakat Tiongkok sedang mengencangkan ikat pinggang untuk melawan kelaparan, hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa pesawat asing diam-diam mendekat di ketinggian puluhan ribu meter sedang mengintai.

Sejak Tiongkok memutuskan untuk mulai mengembangkan senjata nuklir, rasa cemas perlahan-lahan menyebar di Washington. Ketika Kennedy menduduki Gedung Putih pada tahun 1961, dia selalu percaya bahwa Tiongkok lebih berbahaya, lebih mengancam, dan agresif dibandingkan Uni Soviet.

Dia pernah berharap untuk bergabung dengan pemimpin Soviet Nikita Khrushchev untuk mencegah Tiongkok mengembangkan senjata nuklir, namun Khrushchev justru menentang rencana Kennedy, dan tidak tertarik sama sekali, Kennedy tidak menyerah dan terus mencari sekutu setelah ditolak.

Segera setelah itu, dia menemukan pilihan terbaik, Taiwan. Pada awal tahun 1960-an, Angkatan Udara ke-35 dibentuk. Ini adalah grup terbang yang dibentuk dimana AS menyediakan pesawat U-2, dan Taiwan menyediakan pilot berpengalaman.

Pada 13 Januari 1962, sebuah pesawat U-2 dari Angkatan Udara ke-35 menyusup ke wilayah udara barat laut Tiongkok dan menemukan struktur platform tinggi di gurun, yang merupakan peluncur rudal, foto-foto penemuan ini sangat penting bagi info inteligen AS, foto-foto itu langsung dilaporkan ke Gedung Putih.

Saat itu, Gedung Putih sangat cemas. AS sering mengirimkan pesawat untuk menyelinap ke pedalaman Tiongkok untuk memata-matai pangkalan uji coba rudal dan bom atom, pesawat diam-diam datang. Lalu bagaimana pihak Tiongkok menghadapi situasi ini?

Berkaitan dengan hal ini, Zhang Pixu -- Sekretaris Komite Partai Pabrik 504 pada saat itu menuturkan: Kami melakukan latihan simulasi di dalam pabrik. Bagaimana seandainya AS melakukan pengeboman, bagaimana semua orang akan mengungsi dan apa yang harus dilakukan? Divisi artileri antipesawat ditempatkan di dekat pabrik kami.

Namun kemudian diketahui bahwa AS sedang melakukan pengintaian dan tidak mempunyai rencana nyata untuk menyerang, tapi pihak Tiongkok tidak mengetahuinya pada saat itu. Oleh karena itu, saat itu pabrik-pabrik penting dilindungi oleh unit artileri antipesawat.

Sumber: photo.chinamil.com.cn
Sumber: photo.chinamil.com.cn

Yang kita lihat pada gambar di atas ini adalah puing-puing pesawat U-2 yang ditembak jatuh oleh pasukan pertahanan udara PLA. Pakar militer dari AS dan Taiwan ingin mengetahui senjata rahasia apa yang digunakan Tiongkok untuk menjatuhkan U-2, jadi ketika wartawan asing bertanya kepada Menteri Luar Negeri Chen Yi, "Bagaimana Anda menjatuhkan mereka?" Chen Yi tersenyum sambil berkata, "Kita memukul mereka dengan tongkat bambu."

John F.Kennedy -- Presiden Amerika Serikat ke-35 menyatakan: Saya tidak percaya bahwa calon presiden mana pun dapat dengan mudah menyelesaikan tantangan keamanan nasional yang kita hadapi saat ini.

Ketika itu ada banyak kekhawatiran di Gedung Putih. Kennedy pernah mengatakan kepada kolumnis "New York Times" bahwa Tiongkok akan memiliki bom atom, dan begitu Tiongkok memiliki bom atom, seluruh Asia Tenggara pada akhirnya akan jatuh ke tangan PKT.

Serangkaian rencana untuk menyerang fasilitas nuklir Tiongkok pernah diajukan ke meja Gedung Putih. Dikatakan bahwa perlu dilakukan serangan pre-emptive dan perang yang tidak diumumkan, berusaha dengan mencekik bayi dalam buaian.

Tepat ketika orang Amerika khawatir tentang masalah nuklir PKT, Mao Zedong dan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok juga menghadapi masalah mendesak lainnya.

Perdebatan Sengit Internal Peminpin di Tiongkok Untuk Proyek Bom Atom

Pada rapat kerja Komisi Industri Pertahanan Nasional yang diadakan di Beidaihe pada musim panas tahun 1961, kepemimpinan PKT melancarkan perdebatan sengit perihal apakah Tiongkok yang menghadapi kelaparan, harus terus mengembangkan bom atom?

Ada dua pendapat berbeda dalam pertemuan tersebut, yang pada pokoknya sebagai berikut: Pertama bertekad melanjutkan pembangunan. Yang kedua berpendapat: Proyek bom atom dihentikan sementara, dan penelitian akan dilanjutkan setelah perekonomian membaik.

Sumber: cpc.people.com.cn
Sumber: cpc.people.com.cn

Berkaitan dengan perdebatan tersebut, Liu Xiyao -- Wakil Menteri Kementerian Permesinan Kedua Tiongkok pada saat itu (Wafat 24 Agustus 2013 dalam usia 97 tahun) dalam rekamannya menuturkan: Ada kontroversi besar di Beidaihe (pusat pemerintahan Tiongkok). Beberapa orang yang terutama bergerak di bidang ekonomi menganjurkan pelepasan diri untuk menghentikan proyek bom atom. Mereka harus melepaskan diri sepenuhnya atau menundanya selama beberapa tahun. Chen Yi adalah seorang aktivis yang mendukung proyek, dia bersikukuh dengan mengatakan sebagai Menlu meskipun dia harus menanggal celananya proyek harus terus berjalan. Dan Ketua Mao tampak tidak ada masalah, itu suara aktivis yang mendukung proyek.

Sedang He Long panglima militer cendrung untuk tidak menunda proyek. Perdana Menteri Zhou Enlai cendrung menginginkan proyek diteruskan, tapi dia selalu memberikan dua rencana, dan menyerahkan permasalahannya biar Ketua Mao yang mengambil keputusan akhir.

Menurut kabar bahwa Chen Yi sangat bersemangat pada perdebatan tersebut. Dia mengatakan bahwa Tiongkok akan menggunakan celana sebagai jaminan bagi mereka untuk menghasilkan bom atom. Namun, pihak penentang tidak mau kalah. Mereka berkata, Tuan Chen, coba saja buka celanamu, kamu tidak bisa membuat bom atom dengan pantat telanjang.

Apakah Tiongkok ingin makanan atau bom atom? Mao Zedong dan Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok dihadapkan pada sebuah pilihan yang sulit. Tanpa pangan, masyarakat tidak dapat stabil. Tanpa perisai nuklir, Tiongkok akan selalu tegang untuk berperang dan menghadapi ancaman intimidasi nuklir setiap saat dari luar negeri terutama AS dan Barat.

Akhirnya, Liu Shaoqi tampil dan mengatakan bahwa lebih baik tidak boleh ada perdebatan terlebih dahulu. Kita harus menyelidiki  situasinya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan, karena kini (saat itu) Tiongkok tidak mendapat bantuan dari Uni Soviet, Tiongkok masih tidak dapat melaksanakan proyek tersebut sendiri.

Sumber: cpc.people.com.cn
Sumber: cpc.people.com.cn

Zhang Aiping -- saat itu wakil direktur Komisi Sains dan Teknologi Pertahanan Nasional Tiongkok Liu Xiyao -- saat itu wakil direktur Komisi Sains dan Teknologi Nasional Tiongkok. Orang yang bertanggung jawab atas penyelidikan ini adalah Zhang Aiping, komandan lapangan uji ledakan bom atom pertama Tiongkok, Liu Xiyao, yang kemudian menjabat sebagai wakil komandan lapangan, dan Liu Jie, direktur Departemen Pesawat Kedua, bersama-sama melakukan penyelidikan dan penelitian nasional.

Zhang Aiping Nama aslinya adalah Zhang Duanxu. Lahir pada 9 Januari 1910 di Zhangjiagou, Kota Luojiangkou, Kabupaten Da, Sichuan. Pada tahun 1925, ketika dia belajar di Sekolah Menengah Daxian, aktif berpartisipasi dalam gerakan mahasiswa dan gerakan tani.

Bergabung dengan Liga Pemuda Komunis Tiongkok pada tahun 1926. Pada tahun 1928, resmi menjadi anggota PKT. Pada tahun 1929, dia terlibat dalam pekerjaan rahasia di Sichuan dan Shanghai, dan menjabat sebagai sekretaris cabang PKT dan anggota komite daerah. Pada bulan Desember tahun yang sama, dia pergi ke Rugao, Jiangsu untuk bergabung dengan Tentara Merah Buruh dan Tani Tiongkok, dan berturut-turut menjabat sebagai pemimpin peleton, instruktur politik, komandan batalion, dan komisaris politik brigade di Angkatan Darat ke-14.

Sejak musim dingin tahun 1930, menjabat sebagai anggota Komite Tetap Komite Khusus Liga Pemuda Komunis Fujian Barat dan Menteri Departemen Propaganda, Sekretaris Jenderal Biro Pusat, anggota Komite Tetap Komite Provinsi Jiangxi dan Direktur Departemen Propaganda, kapten Komite Sentral Pionir Muda, dan anggota eksekutif pengganti Komite Sentral Republik Soviet Tiongkok. Ia pernah mengedit "Youth Truth", surat kabar resmi Komite Sentral Liga Pemuda, dan mengedit "Young Pioneers", terbitan resmi Korps Pusat Pionir Muda.

Pada musim semi tahun 1934, masuk Universitas Tentara Merah Buruh dan Tani Tiongkok untuk belajar. Pada musim gugur tahun yang sama, menjabat sebagai komisaris politik Divisi ke-4 Tentara Merah ke-3 dan direktur departemen politik divisi tersebut. Selama Long March, dia berturut-turut menjabat sebagai komisaris politik resimen ke-11 dan ke-13 Tentara Merah ke-3, dan memimpin pasukannya untuk berpartisipasi dalam pertempuran merebut Loushanguan, menaklukkan Kota Zunyi, dan mempertahankan Gunung Laoya. Setelah tiba di Shaanxi utara, menjabat sebagai komisaris politik Resimen Kavaleri Komisi Militer. Pada musim panas 1936, belajar di Universitas Tentara Merah Anti-Jepang dan setelah lulus menjabat sebagai guru di Universitas Militer dan Politik Anti-Jepang.

Dalam tugas penyelidikan tentang proyek bom atom, setelah diberi tugas, sebulan kemudian, Zhang Aiping menyerahkan laporan investigasi rinci kepada pemerintah pusat. Laporan investigasi ini tidak mudah didapat.

Mari kita dengarkan penuturan, bagaimana penuturannya tentang tugas tersebut: Saya mengatakan bahwa saya hanya tahu tentang telur, ubi seumur saya ini, tetapi saya tidak tahu tentang bom atom sama sekali. Tuan Chen (Chen Yi) bergegas ke arah saya dan berkata bahwa kamu tidak tahu, apakah tidak bisa belajar?!

Zhang Aiping menggunakan metode sederhana dan langsung untuk menyelidiki lebih dari 50 unit penelitian utama dan lebih dari 3.000 staf. Kesimpulan akhirnya adalah bahwa tahun 1962 adalah tahun yang kritis. Selama kepemimpinan pusat secara khusus memimpin dan mengambil tanggung jawab sendiri, jaminan lain dapat menyusul, dengan mengadopsi pendekatan melestarikan poin-poin penting, adalah mungkin untuk mengembangkan senjata nuklir dan melakukan uji coba nuklir pada tahun 1964.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Di atas ini adalah dokumen asli dari laporan Kantor Industri Pertahanan Nasional kepada Komisi Militer Pusat pimpinan Mao Zedong yang ditandatangani oleh Luo Ruiqing, Wakil Perdana Menteri Dewan Negara, pada tanggal 29 Oktober 1961. Yang isi dari laporan tersebut mengusulkan rencana dua tahun untuk meledakkan bom atom pertama Tiongkok pada tahun 1964 dan paling lambat pada paruh pertama tahun 1965.

Empat hari setelah laporan diserahkan, yaitu pada 3 November (1961), Mao Zedong memberikan disposisi instruksi: Bagus, ikuti instruksi sebaik-baiknya, berkoordinasi dengan penuh semangat untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik. Tanda tangan  Mao Zedong 3 November.

Perkataan Mao Zedong merupakan penegasan dan dorongan yang besar bagi mereka yang berpartisipasi dalam pengembangan bom atom pertama pada saat itu dan bagi semua orang yang kemudian berpartisipasi dalam proyek ganda bom atom dan peluru kendali Tiongkok.

Untuk lebih memperkuat kepemimpinan industri energi atom, di bawah kepemimpinan langsung Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok, dibentuklah Komite Khusus Pusat yang beranggotakan 15 orang, yang terdiri dari 15 orang termasuk Zhou Enlai, He Long, Li Fuchun, Li Xiannian, Bo Yibo, Lu Dingyi, dan Nie Rongzhen.

Zhou Enlai ditunjuk sebagai direktur komite yang terdiri dari seorang perdana menteri, 7 wakil perdana menteri, dan 7 menteri. Badan pimpinan tertinggi untuk penelitian dan pengembangan serta persenjataan Tiongkok disebut sebagai Komite Khusus Pusat upaya negaranya. Pada tahun 1964, dengan tujuan meledakkan bom atom, maka proyek ini dilaksanakan secara total.

Pada tahun 1962, di bawah penempatan dan komando terpadu Zhou Enlai, pemerintah pusat menempatkan 197 kader ilmiah dan teknologi tingkat tinggi dan menengah serta 15.000 personel infrastruktur dari seluruh negeri dan dengan cepat mengerahkan mereka di lebih dari 400 pabrik dan unit penelitian ilmiah pada 20 provinsi, kota, dan daerah otonom di seluruh negeri. Segera Pada saat itu, kabar baik sering datang dari pabrik dan unit penelitian ilmiah di seluruh negeri.

Pada 14 Januari 1964, Pabrik Pengkayaan Uranium Lanzhou di Provinsi Gansu memperoleh satu botol peng-kayaan uranium-235 (enriched U-235) yang diperkaya tinggi pertama di Tiongkok dengan peng-kayaan 90% yang dapat digunakan sebagai bahan bom atom.

Pada tanggal 7 April 1964, Pabrik Komponen Bahan Bakar Nuklir Baotou, Mongolia Dalam memproduksi rangkaian komponen nuklir pertama.

Pada bulan April 1964, Pabrik Pembuatan Komponen Nuklir Kompleks Energi Atom Gansu Jiuquan memproduksi batch pertama logam uranium yang diperkaya ke tingkat senjata. Di tidak jauh dari Pangkalan 404 di Jiuquan, unit bengkel pemuda "Qingnian Chegongyuan Gongpu" berhasil mengerjakan komponen nuklir uranium yang diperkaya tinggi.

Pada tanggal 6 Juni 1964, Pangkalan 221 Qinghai Jinyintan melakukan percobaan peledakan global. Pada saat itu, semua komponen nuklir yang dibutuhkan untuk bom atom pertama Tiongkok, dengan kode nama 596, pada umumnya telah diproses selesai. Selanjutnya perlu dipindahkan ke Xinjiang untuk uji coba ledakan bom atom yang sesungguhnya.

Sumber: visibleearth.nasa.gov
Sumber: visibleearth.nasa.gov

Tempat uji coba bom atom pertama Tiongkok dipilih adalah Lop Nur di Xinjiang. Foto ini sebenarnya adalah foto satelit yang diambil oleh satelit NASA dari ketinggian 900an kilometer pada 5 April 2000-an dan dipublikasikan di majalah akademis Amerika terlihat bentuk Lop Nur yang seperti telinga. Lubang di telinga tersebut pernah menjadi danau bening 10.000 tahun yang lalu. Setelah bertahun-tahun mengalami pasang surut, akhirnya hilang sama sekali, meninggalkan daerah dataran rendah tersebut di Gurun Gobi yang luas. Tempat terpencil dan tak berpenghuni ini adalah lokasi pengujian alami bom atom pertama Tiongkok.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Foto di atas ini adalah menara besi yang dibangun di Gurun Lop Nur Gobi, tingginya 102 meter. Apakah ini menara pengamatan? Bukan. Bom atom pertama Tiongkok akan diuji di puncak menara ini.

Ada total 8.647 komponen. Para insinyur mengangkutnya dari Beijing ke Gurun Gobi di Xinjiang dengan pesawat, kereta api, mobil, dan terkadang kuda dan unta. Mereka menempuh jarak total 18,52 juta kilometer, yang setara dengan mengelilingi bumi sebanyak 460 kali, pada suhu tinggi lebih dari 40 derajat, bisa dibayangkan betapa sulitnya memasangnya di gurun pasir.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Dulunya merupakan menara besi tertinggi di Tiongkok, namun hanya berdiri selama 110 hari. Setelah bom atom meledak, terlihat seperti foto di atas ini, sehingga hanya sedikit orang yang pernah melihatnya.

Banyak orang bekerja keras untuk menara yang satu ini, tetapi karena alasan kerahasiaan, mereka menolak untuk meninggalkan foto apa pun. Namun, ada pengamat yang menemukan foto lama yang unik.

Foto di bawah ini diambil oleh fotografer yang bertugas mengambil gambar bom atom pada saat itu. Foto delapan orang di bawah ini mungkin satu-satunya yang masih tertinggal saat ini untuk foto para pekerjaan di menara tersebut. Yang pertama dari kiri di baris kedua adalah Li Guangji. Dia juga berpartisipasi dalam uji coba nuklir pertama bom atom, ketika dia melihat foto tersebut  dia sendiri juga merasa heran, kenapa? Dengarkan penuturan dia yang sempat direkam pengamat dokumensasi kemudian.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Li Guangji -- Penguji bom atom pertama menuturkan: Banyak orang luar tidak tahu. Lagi pula, ada bola di dalamnya. Kita bisa melihat bola itu dari samping. Tangan saya masih bersandar di pagar bola. Seharusnya itu sangat rahasia saat itu. Tentu saja saya sangat terkejut dengan foto ini.

Sebagai rahasia utama: Delapan orang ini tinggal bersama dengan menara tersebut selama 103 hari. Selama 103 hari itu, mereka memiliki tiga tugas inti/utama.

Pertama, mengangkut bom atom dari bawah ke atas, kedua menjaga bom atom tetap hangat, dan ketiga memasukkan detonator.

Sumber: user.guancha.cn
Sumber: user.guancha.cn

Karena pada akhirnya bom atom meledak di kabin puncak menara, mereka harus belajar memanjat menara dengan lancar agar bisa menyelesaikan misi. Dalam keadaan normal, bukanlah masalah besar bagi orang yang rutin berolahraga untuk memanjat menara besi setinggi 100 meter, namun dalam keadaan saat itu, mungkin tidak mudah di dataran tinggi dan di Gurun Gobi, jadi para teknisi berlatih secara bergiliran. Saat pertama kali mendaki sepuluh meter, jantungnya berdebar-debar, setelah mendaki 30 meter lagi, mereka merasa pusing.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Jia Hao -- Penguji bom atom pertama menuturkan kemudian: Sekarang kalau dipikir-pikir, saya merasa sedikit gugup juga sedikit takut. Saat itu saya masih muda dan merasa badan saya masih oke, jadi saya naik saja. Kalau tidak ada masalah, jarak antar tangganya sekitar setengah meter, dan ada satu bingkai pelindung bulat satu meter dibelakangnya, jika berbalik tidak akan bisa kembali, tapi jika tidak bisa menginjak kaki dengan tepat pasti terjatuh, ketika kamu naik sampai setengah kaki mejadi lemas, tapi kamu tidak bisa mundur, mau tidak mau harus terus naik untuk tetap menyelesaikan misi, setelah sampai di atas nafas terengah-engah, butuh waktu lama untuk meredahkan nafas.

Pengamat dan perekam sejarah menemukan materi video di sini untuk melihat bagaimana rasanya ketika mereka mulai bekerja kembali. Para teknisi saat itu berjalan naik turun menara 100 meter seperti ini siang malam sebelum uji coba nuklir terlaksana, dengan hati-hati merawat peralatan di menara dan bom atom yang akhirnya naik ke menara.

Namun dibandingkan dengan penderitaan saat memanjat menara, iklim Gurun Gobi yang keras adalah musuh terbesar mereka.

Bekerja di Gurun Gobi, mereka harus menanggung suhu tinggi 40 derajat di musim panas, angin kencang level 10 di musim gugur, dan suhu dingin minus 30 derajat di musim dingin, suatu saat cuaca bagus seketika berubah menjadi buruk, begitu terus sering berubah-ubah, pendek kata cuaca selalu ekstrim.

Sumber: user.guancha.cn
Sumber: user.guancha.cn

Dalam menghadapi perubahan iklim yang ekstrim yang begitu, bagi manusia sulit untuk bisa bertahan, apalagi untuk perangkat presisi seperti bom atom. Dimana suhu ruang ledakan di menara harus dijamin antara 15 derajat Celcius hingga 25 derajat Celcius, apa pun perubahannya di lingkungan luar.

Sekarang asumsikan bom atom telah diangkut ke ruang ledakan di bagian atas menara. Teknisi memasukkan detonator untuk mematikan peniup udara panas dan segera mundur. Pada saat ini, suhu ruang ledakan bagian atas akan turun secara perlahan karena tidak adanya peniup udara panas. Sekarang kita harus mengetahui suhu ruang ledakan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dari 25 derajat menjadi 15 derajat untuk menjamin keamanan pengujian?

Perbedaan waktu ini sulit dihitung dengan menggunakan metode perhitungan teoritis, karena tidak mungkin memprediksi seberapa tebal ruangan kecil di atas dan seberapa dingin suhu pada hari uji ledakan.

Jadi satu-satunya cara adalah mematikan peniup udara panas saat cuaca paling dingin di luar, lalu terus mengukur suhu ruang kecil itu. Siapakah yang akan menyelesaikan tugas ini?

Itu anak muda yang ada di pojok kanan bawah foto  di atas. Namanya Zhu Jianshi, dia adalah lulusan Departemen Matematika dan Mekanika Universitas Peking. Begitu dia lulus, dia ditugaskan ke Akademi Kesembilan untuk melakukan penelitian teoritis tentang bom atom . Mari kita dengar tanggapannya.

Zhu Jianshi -- Penguji bom atom pertama menuturkan: Suhu minimum lokal yang diberitahukan oleh stasiun cuaca adalah minus 31 derajat, jadi saya harus memastikan suhunya 20 derajat plus atau minus 5 derajat, yaitu 25 derajat, dan suhu di bawah 31 derajat, itu lebih dari 50 derajat.

Suhu di bawah menara minus 30 derajat, suhu di ruang kecil di atas menara 20 derajat, dan perbedaan suhu antara bawah dan atas 50 derajat. Orang yang mengukur suhu ini adalah Zhu Jianshi, yang baru berusia 20 tahun.

Zhu Jianshi menceritakan: Aku melepas bajuku, hanya celana dalam dan rompiku, naik ke atas, mencatat suhu di termometer, lalu turun, setelah sampai di bawah langsung memakai mantel bulu, menunggu seperempat jam, lalu naik lagi, mengukur sekali lagi, ini dilakukan setiap seperempat jam, dan kurva suhu diukur dicatat setiap malam, bagian atas adalah suhu tinggi yang tertutup rapat, dan bagian bawah adalah suhu rendah. Begitu orang ini naik, dia menemukan pembuluh kapiler di sekujur tubuhnya bergerak.

Begitulah dia naik turun menara dengan suhu panas dan dingin,  ini dilakukan selama setengah bulan, kurva suhu yang dia gambar memberikan data penting untuk memastikan bahwa bom atom akhirnya bisa meledak  pada suhu konstan.

Ada total 5.058 anggota staf yang berpartisipasi dalam pengujian di Lop Nur, Xinjiang, seperti delapan orang di foto, dan banyak orang Tiongkok bahkan tidak tahu nama sebagian besar dari mereka.

Dalam uji coba senjata nuklir pertama di Tiongkok, kerahasiaan sangat ketat. Ada "lima jaminan" untuk tugas uji coba nuklir: jaminan suara, jaminan pengujian, jaminan pemulihan, jaminan sampel, dan yang lainnya adalah kerahasiaan.

Segala komunikasi mengenai bom atom ini dilakukan dalam bahasa kode, untuk mencegah musuh (pihak luar) memperoleh informasi terkait pengembangan bom atom di Tiongkok.

Karena bom atom pertama akan diledakkan di menara besi setinggi 102 meter, ketika bom atom masih dirakit di bawah menara, dikatakan "tinggal di kamar sebelah saat bom atom dirakit". dan ditempatkan di menara, kemudian disebut "tinggal di majelis tinggi". Waktu peledakan yang paling kritis disebut "zero hour", dan hanya sedikit pejabat senior yang mengetahui sebelumnya waktu peledakan yang sebenarnya.

Para personil ini melakukan hal-hal yang menggemparkan,  mereka ini harus menyimpan nama aslinya, semuanya menggunakan nama samaran. Pada akhir tahun 1950-an, puluhan ribu orang menerima perintah rahasia untuk tidak menanyakan tujuan mereka atau apa yang mereka lakukan. Mereka tidak diperbolehkan menyapa keluarga atau meninggalkan pesan, jika tidak, mereka akan dituduh membocorkan rahasia militer.

Waktu terus berlalu pada tahun 1964, dan semua persiapan telah dilakukan untuk menyelesaikan uji ledakan bom atom.

Pada 4 Oktober 1964, bom atom tiba di lokasi uji coba Lop Nur di Xinjiang. Pada 14 Oktober 1964 pukul 19:20, bom atom dikirim ke puncak menara dan berada di tempatnya untuk siap diledakan.

Pekerjaan ledakan nuklir memasuki tahap akhir. Setelah dilakukan penelitian oleh Komisi Militer Pusat, diputuskan bahwa waktu nol uji bom atom adalah waktu terjadinya ledakan nuklir, waktu Beijing, pada pukul 3 sore tanggal 16 Oktober 1964. Tanpa diduga pada saat ini akhirnya timbul pertanyaan, siapa yang akan menekan tombol peledakan, setiap orang disana menyatakan tidak berani melakukannya, apa yang sedang terjadi?

Berkaitan dengan hal ini, Zhang Aiping- Komandan peledakan bom atom pertama Tiongkok saat itu menuturkan: ... cukup tekan ini (tombol) dengarkan hitungan. 9,8,7,6,5,4,3,2,1 ,tekan, begini saja tekannya. Beberapa orang mencoba melakukannya, tetapi tidak ada satupun yang berani melakukannya. Mereka semua berkata, "Saya tidak berani. Saya tidak berani." Akhirnya, kami memilih satu orang, dan kami bersama-sama tidak mengerti, karena dia khawatir tidak kuat menekan tombol dan bom tidak meledak bagaimana? jadi kami akhirnya berkata, "Pokoknya kamu ada berapa tenaga tekan saja sekuatnya." Pokoknya ditekan sekuat tenaga maka semuanya akan berakhir, sehingga pada akhirnya dia merasa lega dan mencobanya beberapa kali.

Kedengarannya menarik dan menyenangkan sekarang, tetapi pada saat itu tidak sesederhana itu.

Sumber: sohu.com
Sumber: sohu.com

Orang yang menekan tombol terakhir bernama Han Yunti seperti terlihat pada foto di atas. Tetapi yang membuat dia khwatir dan gugup sebenarnya bukan menekan tombol terakhir, tapi ada rem dan dua voltmeter di sebelah tombol peledakan, karena jika voltmeter menunjukkan kelainan, dia harus segera menekan tombol rem, jika tidak, ledakan nuklir ini bisa menjadi ledakan kimia biasa.

Pada hari-hari ketika dia bersiap untuk peledakan, dia tidak bisa tidur nyenyak selama beberapa hari dan beberapa malam, dia terus bergumam, bagaimana jika dia salah menekannya dan itu mempengaruhi dengan ledakannya?

Oleh karena itu, menjadi lelucon dan olok-olok di pangkalan saat itu, mengatakan bahwa Han Yunti takut mati dan bahkan tidak berani menekan tombol.

Dari atas ke bawah, ada sekelompok orang-orang jenaka di setiap aspek pembuatan bom atom. Setelah hampir sepuluh tahun bekerja keras, mereka akhirnya sampai pada momen paling kritis.

Pukul 4 pagi tanggal 16 Oktober 1964, staf melakukan persiapan akhir untuk uji ledakan di bawah menara besi. Pukul 06.30 detonator dimasukkan. Setelah semua persiapan selesai, staf mengevakuasi area ledakan. Pukul 14.30, staf memasuki Stasiun Pengamatan Baiyungang, 60 kilometer dari area ledakan,

Pada pukul 02.40, Jenderal Zhang Zhenhua mengeluarkan perintah operasi di ruang kendali utama, dan Han Yunti menekan tombol peledakan pada hitungan mundur 10, 9, 8, 7, 6, 5, 4, 3, 2, 1,  fire!

Sumber: user.guancha.cn
Sumber: user.guancha.cn

Zhang Aiping segera menelepon Zhou Enlai untuk melaporkan kabar baik tersebut. Kemudian, ketika Mao Zedong mendengar berita tersebut, Ketua Mao Zedong dengan tenang bertanya kepada yang ada di ruangannya, apakah bom atom benar-benar meledak?

Kata ini sampai ke Zhang Aiping, dan Wang Ganchang di sampingnya berkata dengan penuh semangat, tentu saja!

Sumber: user.guancha.cn
Sumber: user.guancha.cn

Tamat.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://www.guizhoulanglaile.com/news_show.asp?id=2740

https://www.nps.gov/articles/000/anna-louise-strong.htm

https://m.thepaper.cn/baijiahao_4687865

https://www.caep.cn/zwxx/zdzt/jnphwdcybzn/jnwz/487875.shtml

https://www.cas.cn/xzfc/202210/t20221013_4850896.shtml

https://phy70.jlu.edu.cn/info/1032/1295.htm

https://zh.wikipedia.org/zh-cn/%E6%9C%B1%E5%85%89%E4%BA%9A

https://www.chinanews.com.cn/zgqj/news/2009/11-26/1986062.shtml

https://zh.wikipedia.org/zh-cn/%E6%9D%8E%E5%9B%9B%E5%85%89

https://zh.wikipedia.org/zh-hans/%E5%BD%AD%E6%A1%93%E6%AD%A6

https://www./zh/1307/17%20

http://www.chinaql.org/n1/2022/0129/c437203-32343239.html

http://military.people.com.cn/n1/2016/0227/c1011-28154702.html

http://cpc.people.com.cn/daohang/n/2013/0228/c357263-20628645.html

http://www.ce.cn/xwzx/gnsz/szyw/200712/10/t20071210_13862823.shtml

https://visibleearth.nasa.gov/images/43005/lop-nur-china

https://user.guancha.cn/main/content?id=899970

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun