Di bawah kendali pilot penguji, pesawat perlahan memasuki landasan dan siap lepas landas kapan saja.
Se-iring Y-10 terbang ke langit biru, pemandangan itu langsung disambut dengan tepuk tangan meriah, dan Ma Fengshan menitikkan air mata kegembiraan. Karena dia telah menunggu terlalu lama untuk saat ini, dan seluruh rakyat Tiongkok juga telah menunggu terlalu lama untuk saat-saat ini.
Berita keberhasilan penerbangan pertama Y-10 menarik perhatian dunia. Reuters Inggris berkomentar bahwa setelah berhasil mengembangkan pesawat besarnya sendiri, Tiongkok tidak bisa lagi dianggap sebagai negara terbelakang.
Thornton Arnold Wilson, Presiden Perusahaan Boeing di AS (saat itu) berkata kepada desainer Tiongkok, sekarang Anda telah lulus, dan kami hanya lulus beberapa tahun lebih awal dari Anda.
Memang benar, kesuksesan penerbangan pertama Y-10 merupakan hari yang tak terlupakan dalam sejarah industri kedirgantaraan Tiongkok. Karena kelahirannya, Tiongkok menjadi negara keempat di dunia yang menguasai desain dan manufaktur pesawat besar setelah Amerika Serikat Uni Soviet, dan Eropa.
Setelah keberhasilan penerbangan pertama Y-10, mereka telah secara berturut-turut melaksanakan beberapa proyek uji reguler, dan juga melakukan penerbangan adaptif ke beberapa kota domestik. Misalnya, mulai dari Shanghai dan pergi ke utara melewati Gunung Changbai hingga Harbin.
Melalui rute ini, kemampuan adaptasi pesawat di daerah dingin diuji. Setelah itu, Y-10 kembali ke Shanghai dan terbang ke Urumqi, dengan penumpang penuh para wartawan. Ini adalah misi uji terbang rute timur-barat terpanjang di Tiongkok dengan kesuksesan yang luar biasa.
Namun, saat Y-10 sudah terbang ke langit biru, nasibnya berubah lagi.
Bagi sebuah pesawat penumpang sipil, selain indikator teknis, yang menentukan nasibnya adalah apakah dapat menghasilkan manfaat ekonomi.
Pada bulan Oktober 1983, Komisi Ekonomi Perencanaan Negara Tiomgkok mengadakan pertemuan. Pada pertemuan ini, Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC) menunjukkan bahwa pesawat Boeing 737 yang baru diluncurkan telah mencapai tingkat baru dalam hal kemudahan penggunaan dan keselamatan, dan sangat populer di pasar. Tapi pesawat Boeing 707 yang mirip spesifikasinya dengan Y-10 ternyata telah dihentikan produksinya saat itu.
Oleh karena itu, CAAC mengambil keputusan untuk tidak membeli Y-10 karena faktor pasar. Meskipun tidak ada dokumen yang dikeluarkan secara resmi untuk memberitahukan penangguhan proyek 708, namun proyek Y-10 harus ditangguhkan karena kekurangan dana. Tampaknya nasib Y-10 di masa depan akan berbaring diam di hanggar.