Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kisah Perkembangan Industri Penerbangan Tiongkok dan Tokoh-tokohnya (2)

25 Mei 2024   11:47 Diperbarui: 25 Mei 2024   11:59 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Bagaimana Tiongkok bisa mencapai terobosan dalam penerbangan sipil, yang merupakan cabang penting dalam industri penerbangan? Baca: Kisah Perkembangan Industri Penerbangan Tiongkok dan Tokoh-tokohnya (1))

Tanggal 13 Desember 1963 adalah hari penting dalam sejarah diplomatik Tiongkok (RRT). Pada hari itu, Perdana Menteri Zhou Enlai memimpin delegasi Tiongkok untuk memulai kunjungan persahabatan selama dua setengah bulan ke 14 negara di Asia, Afrika, dan Eropa. Ini adalah acara diplomatik besar pertama sejak berdirinya RRT

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Oleh karena itu, hal tersebut menjadi pusat perhatian dunia. Namun, beberapa suara sumbang masih muncul dalam pemberitaan beberapa media asing. Saat memberitakan perjalanan Perdana Menteri Zhou, media asing lainnya melontarkan kalimat ini: Tiongkok adalah kekuatan tanpa sayap. Apa artinya?

Saat itu, para pemimpin negara besar dunia hampir selalu membawa pesawat yang diproduksi di negaranya masing-masing saat berkunjung. Ketika Perdana Menteri Zhou berkunjung, ia menaiki pesawat penumpang yang disewa dari Belanda.

Faktanya, pada awal tahun 1950-an, Tiongkok telah memulai penelitian dan pengembangan teknologi kecil seperti Songhuajiang No. 1 dan Heping 401. Namun, pesawat penumpang kecil tidak dapat memenuhi persyaratan penerbangan multinasional dalam hal jumlah penumpang yang dapat diangkut, juga waktu penerbangannya, serta kinerja keselamatannya.

Baru pada bulan Juli 1970, Ketua Mao Zedong mengatakan selama inspeksinya di Shanghai bahwa dengan kondisi teknis pada saat itu dan basis industri Shanghai, pengembangan pesawat penumpang jet besar dapat dimulai.

Selanjutnya, Komite Sentral Partai dan Dewan Negara mengeluarkan instruksi kepada Komite Kota Shanghai untuk merancang pesawat khusus. Setelah menerima instruksi tersebut, Shanghai segera mengadakan pertemuan. Tempat pertemuan dipilih di Hotel Yan'an di Jing An Qu, Shanghai.

Karena tugas ini diberikan pada bulan Agustus 1970, sehingga proyek ini disebut proyek 708, dan kode pesawatnya adalah "Yun-10 (Y-10)". Pada hari itu tim desain 708 dibentuk, pemimpin proyek secara khusus meminta instruksi dari Perdana Menteri Zhou Enlai untuk mengundang seorang pria bernama Ma Fengshan untuk dipindahkan ke proyek tersebut.

Sumber: zmfdz.news.cn
Sumber: zmfdz.news.cn

Ma Fengshan saat itu berusia 41 tahun dan menjabat sebagai wakil direktur Institut Desain Pesawat Xi'an pada saat itu. Ia lahir di keluarga petani di Wuxi, Provinsi Jiangsu. Setelah lulus sekolah menengah, Ma Fengshan melamar ke Departemen Teknik Penerbangan Universitas Shanghai Jiao Tong dan menjadi angkatan pertama talenta penerbangan yang dilatih di RRT.

Lalu mengapa Ma Fengshan menjadi kandidat khusus yang ditunjuk oleh tim desain 708? Ini penyebabnya adalah karena buku catatan Ma Fengshan yang menjadi perhatian khusus semua orang Tiongkok di industri penerbangan.

Pada tahun 1959, untuk memperkuat kemampuan pertahanan udara negara Tiongkok (RRT), Biro Industri Penerbangan mengorganisir personel untuk mencoba membuat pembom Tu-16 (tiruan) Uni Soviet. Untuk mendapatkan informasi teknis yang relevan, Tiongkok dan Uni Soviet menandatangani perjanjian, dan Ma Fengshan memimpin tim untuk melakukan studi di Pabrik Manufaktur Pesawat Kazan Soviet.

Pabrik Manufaktur Pesawat Kazan "Gorbunov" adalah anak perusahaan dari Kompleks Sains dan Teknologi Penerbangan Tupolev (sebelumnya Biro Desain Tupolev). Pabrik ini terletak di timur laut Kota Kazan perusahaan manufaktur penerbangan.  Selama bertahun-tahun, mereka telah memproduksi dan memodifikasi lebih dari 20.000 pesawat dari 34 model, termasuk PE-2, PE-8, Tu-16, Tu-104B, Tu-22M3, dan Tu-160 yang terkenal di dunia.

Sumber: en.wikipedia.org
Sumber: en.wikipedia.org

Selama studi banding ini, para ahli Soviet berulang kali menekankan selama ceramah bahwa tidak perlu mencatat apa yang diajarkan di kelas. Semua materi ini akan dikirim ke Tiongkok. Oleh karena itu, sebagian besar tim Tiongkok meletakkan pena mereka dan hanya mendengarkan saja dengan penuh perhatian. Namun setelah kembali ke Tiongkok, semua orang menunggu dan menunggu informasi terkait, namun belum juga terkirim.

Namun setelah melalui negosiasi antara Kedutaan Besar Tiongkok di Uni Soviet, pihak Soviet menjelaskan bahwa Tu-16 merupakan pesawat pembom tercanggih Uni Soviet saat itu. Pekerjaan desain utamanya diselesaikan oleh Biro Desain Tupolev dan Institut Penelitian Tenaga Fluida Pusat Uni Soviet. Pabrik Kazan hanyalah replika Tu-16 dan tidak memiliki hak desain untuk pesawat tersebut, sehingga mereka tidak dapat menyerahkannya atas serangkaian informasi lengkap kepada Tiongkok.

Saat semua orang bingung, Ma Fenshan mengeluarkan buku catatan dari tas sekolahnya yang dibawanya saat di Soviet. Buku catatan ini berukuran besar dan tebal. Itu adalah buku latihan siswa bersampul lembut yang diproduksi di Uni Soviet pada saat itu, melihat buku catatan itu, isi semuanya adalah catatan yang dibuat oleh Ma Fengshan saat belajar di Uni Soviet.

Ternyata sebelum Ma Fengshan mengunjungi Uni Soviet, dia belajar bahasa Rusia secara otodidak dan telah sepenuhnya siap. Ditambah dengan keterampilan profesionalnya yang mendalam, ketika dia mendengarkan penjelasan di kelasnya, dia mampu memahami poin-poin penting dan mencatat semua data dan hal penting dengan seksama.

Semua laporan teknis, termasuk gambar desain dan manual ada 143.000 halaman, kemudian setelah ditinjau satu per satu. Dan ternyata dalam sepuluh tahun pengembangan pesawat di Tiongkok, belum ada satu pun pengerjaan ulang besar-besaran karena kesalahan data.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Sejak saat itu, buku catatan Ma Fengshan ini menjadi dokumen rahasia yang disembunyikan (disimpan) di ruang rahasia. Perancang yang hendak membaca harus melalui tinjauan politik dan persetujuan berlapis-lapis sebelum dia bisa melihatnya sekilas tapi untuk dibawa bermalam atau mengcopynya sama sekali tidak diperkenankan sama sekali.

Buku catatan Ma Fengshan dapat dikatakan memainkan peran penting dalam penelitian ilmiah Tiongkok dalam meniru Tu-16. Oleh karena itu, Ma Fengshan, sebagai kandidat yang dipilih secara pribadi oleh Perdana Menteri Zhou Enlai, ditugaskan pergi dari Xi'an ke Shanghai untuk melakukan penelitian dan pengembangan proyek Yun-10 (Y-10).

Namun, Ma Fengshan harus menghadapi tugas penting yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sumber: k.sinaimg.cn
Sumber: k.sinaimg.cn

Pesawat jet besar juga biasa dikenal sebagai pesawat berbadan besar, mengacu pada pesawat dengan total berat lepas landas lebih dari 100 ton atau lebih dari 100 kursi penumpang.  Boeing AS dan Airbus dari Uni Eropa adalah pesawat yang terkenal di dunia sebagai pembuatan pesawat terbang besar. Dalam hal ini sama sekali bukanlah sekedar memperbesar pesawat kecil.

Karena se-iring dengan bertambahnya ukuran pesawat, banyak struktur dan sistem yang mengalami perubahan mendasar.

Saat itu, hanya AS dan Uni Soviet yang menguasai teknologi inti ini dan memiliki monopoli teknologi global. Oleh karena itu, bagi industri penerbangan muda seperti Tiongkok, pengembangan pesawat besar sepenuhnya harus dimulai dari awal (nol).

Masalah pertama yang perlu dipecahkan oleh Y-10 adalah di mana letak posisi mesin pesawatnya?

Saat itu, tim desain 708 mengemukakan dua pendapat, satu beropini menggunakan metode Tu-16 Soviet dan memasang mesin pesawat di kedua sisi badan pesawat. Keuntungan dari metode ini adalah tim Tiongkok sebelumnya telah membuat peniruan pesawat jenis ini sebelumnya dan relatif akrab dengan teknologi pembuatannya, dan penanggung jawabnya adalah Ma Fengshan.

Namun pendapat ini ditentang banyak orang karena tata letak ini dirancang untuk pesawat pengebom, jika dijadikan pesawat penumpang, kebisingan di dalam kabin akan sangat keras selama penerbangan.

Pendapat mereka adalah merujuk pada pesawat besar tercanggih di dunia, Boeing 707, dan memasang mesin di sayapnya. Namun, kesulitannya adalah tim Tiongkok belum pernah bersentuhan dengan teknologi tersebut.

Dua pendapat yang berlawanan mengharuskan Ma Fengshan untuk mengambil keputusan. Setelah mempertimbangkan dengan cermat, Ma Fengshan memutuskan untuk mengadopsi rencana tata letak keseluruhan yang mirip dengan Boeing 707.

Setelah Ma Fengshan membuat keputusan penting yang mempengaruhi nasib masa depan Y-10, tim proyek mulai berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan. Lebih dari 300 tenaga teknis yang diambil dari lembaga desain pesawat dan produsen pesawat di seluruh negeri Tiongkok membentuk tim penelitian ilmiah. Tim ini bergegas ke Shanghai, tetapi ketika semua orang tiba di Shanghai dengan penuh semangat, mereka menemukan bahwa masalah pertama yang mereka hadapi bukanlah masalah teknis profesional.

Karena kondisi Tiongkok yang sulit saat itu (masih miskin), lebih dari 300 staf teknis yang dipindahkan dari seluruh negeri hanya bisa tinggal di asrama sekolah kesehatan di Shanghai. Saat itu, mereka bahkan belum memiliki kantor yang layak, apalagi ruang desain khusus.

Ma Fengshan menyadari bahwa setiap orang tidak bisa terus menerus berkerumun di tepi tempat tidur untuk menggambar. Setelah memikirkannya sebentar, Ma Fengshan mendapatkan ide yang bagus dan mendorong semua orang untuk merapatkan meja makan kantin untuk dijadikan meja kerja untuk setiap orang sesuai dengan kondisi setempat untuk menjadi meja gambar. Pada waktu makan, semua orang menyingkirkan gambar-gambar itu dan langsung mulai makan. Setelah makan, semua orang menyeka meja, menata gambar-gambar itu di atas menja makan yang disatukan kembali, dan melanjutkan bekerja.

Karena ratusan orang berada di aula yang sama, para teknisi memikirkan banyak cara agar tidak saling mempengaruhi.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Cheng Bushi -- Pemimpin tim desain Y-10 menceritakan: Kantin luasnya ternyata tidak mencukupi, dan ketika kita menemukan beberapa box kayu besar yang digunakan untuk mengangkut pesawat ke bengkel untuk diperbaiki sebagai meja kerja.

Meskipun demikian, setiap orang masih menghadapi berbagai kesulitan. Musim panas di Shanghai sangat panas, dan nyamuk berkerumun di tengah malam. Untuk menghindari gigitan nyamuk, desainer yang bekerja hingga larut malam akan menutupi siku dan kaki mereka dengan koran.  Baru setahun kemudian kantor desain meminjam gedung terminal yang tidak digunakan di Bandara Shanghai Longhua, masalah tempat kerja akhirnya teratasi.

Sumber: nationalreview.com
Sumber: nationalreview.com

Pada tahun 1972, hubungan Tiongkok-AS mencair. Presiden Richard Nixon menggunakan pesawat khusus "Air Force One" untuk kunjungan kenegaraan resmi ke Tiongkok. Selama kunjungan tersebut, satu-satunya pesawat yang digunakan Tiongkok untuk resepsi adalah IL-18 buatan Soviet. Ini adalah pesawat penumpang jarak pendek yang dirancang oleh Uni Soviet pada tahun 1955.

Setelah itu, beberapa media asing menggunakan topik tersebut untuk membuat pemberitaan yang menyindir. Ma Fengshan melihat semua ini merasa cemas dan gundah di dalam hatinya. Karena merasa tidak bisa agar Perdana Menteri Zhou Enlai menaiki pesawat besar buatan Tiongkok sendiri. Dia bertekad untuk membuat Y-10 terbang ke angkasa secepatnya.

Namun saat itu, tiba-tiba muncul suara-suara di Tiongkok yang menyerukan penghentian program pembuatan Y-10. Pekerjaan penelitian dan pengembangan baru saja memasuki jalur yang benar, lalu mengapa mereka menyerukan penghentian?

Pengembangan pesawat sipil besar adalah industri berteknologi tinggi, investasi tinggi, dan berisiko tinggi. Tiongkok tidak memiliki pengalaman dalam membangun pesawat besar sendiri sebelumnya. Apa yang akan mereka lakukan jika proyek semacam itu yang menghabiskan tenaga kerja, sumber daya material, dan finansial sumber daya besar dan akhirnya gagal, bagaimana?

Siapa yang akan tanggung jawab untuk ini? Saat ini, beberapa orang menyarankan agar lebih baik membeli pesawat asing berukuran besar terlebih dahulu, mengumpulkan pengalaman melalui peniruan, dan kemudian mencoba penelitian dan pengembangan independen. Perdana Menteri Zhou secara langsung menyatakan penolakannya terhadap usulan tersebut dan tetap mengharapkan industri penerbangan Tiongkok dapat menempati tempat di kancah internasional.

Dengan dukungan Perdana Menteri Zhou, total 262 unit dari 21 provinsi, kota dan daerah otonom di seluruh Tiongkok berpartisipasi dalam pengembangan Y-10.

Setelah mengalami perdebatan yang memakan waktu yang lama, keputusan akhirnya diambil dengan menggunakan mesin Pratt & Whitney JT3D-7 yang telah dibeli sebagai suku cadang dengan pesanan Boeing 707-3J6 dari CAAC (Civil Aviation Administration of China).

Rancangan pesawat secara keseluruhan selesai pada akhir Desember 1972, dan pekerjaan pembuatan prototipe serta desain sistem struktural selesai pada tahun berikutnya. Pada bulan Juni 1975, total 140.000-an gambar desain pesawat telah diselesaikan.

Sumber: airlinereporter.com
Sumber: airlinereporter.com

Pada bulan Juli 1976, Y-10 diangkut ke bengkel di Bandara Shanghai Dachang dan akhirnya memasuki tahap perakitan. Para pekerja mulai menyambung bagian-bagiannya dengan pemasangan sayap di kedua sisi, pesawat pertama yang dirancang oleh Tiongkok akhirnya menjadi sosoknya muncul di depan mata orang-orang.

Saat menyaksikan pesawat rancangannya ditarik keluar dari pabrik, Ma Fengshan tidak hanya merasa senang dan bersemangat (excited), tapi juga sedikit sedih, karena nasib pesawat ini akan hancur total.  Mereka telah menghabiskan banyak uang dan bekerja keras untuk mengembangkan pesawat besar ini. Mengapa harus bongkar lagi?

Ternyata selama penerbangan sebenarnya, saat pesawat terus menanjak, tekanan pada badan pesawat akan meningkat. Apakah desain Y-10 memenuhi syarat atau tidak, hanya dapat diverifikasi melalui pengujian. Pesawat verifikasi ini akan diuji selama pengujian hingga hancur total (sebagai uji konstruksi), karena hanya dengan cara inilah tekanan maksimum yang dapat ditahan oleh pesawat dapat diukur.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Di sebuah lembaga penelitian (laembaga uji konstruksi semacam LUK yang ada di Serpong Tangerang) di Kabupaten Yaoxian, Provinsi Shaanxi, Y-10 dipasang/dirakit kembali di sini, dan banyak kabel baja digantungkan di badan pesawat, ini untuk mensimulasikan tekanan yang dialami selama penerbangan, jika sayap patah saat pengujian, berarti desain Y-10 gagal.

Saat tes dimulai, semua orang di lokasi menahan napas dan menunggu hasil tes dengan cemas.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Wang Wannian -- Kepala Insinyur pesawat Y-10 menceritakan: Dapat digambarkan bahwa ada begitu banyak orang di aula sebesar itu dan kita tidak mendengar suara sama sekali, bahkan jika ada jarum jatuh pun akan terdengar, betapa dapat dibayangkan suasana hati semua orang.  Akhirnya setelah dilakukan perhitungan, Y-10 berhasil lulus ujian.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Pada 26 September 1980 dini hari, Ma Fengshan dan rekan-rekannya dari tim pengembangan naik bus ke Bandara Shanghai Dachang. Hari itu adalah hari dimana Ma Fengshan telah lama menunggu untuk penerbangan pertama Y-10, di sna telah  ramai pengunjung dan para pekerja berebut untuk bisa melihat produk karya mereka lepas landas dengan matanya sendiri, dan untuk mendapatkan kesempatan ini bagi Y-10 ini Ma Fengshan sudah berkali-kali menyatakan posisinya kepada organisasi.

Dia berani berikrar secara militer untuk memastikan keberhasilan penerbangan pertama Y-10,  bahkan bersedia ikut dalam pesawat selama penerbangan pertama dan menggunakan nyawanya sendiri sebagai jaminan.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Ma Fengshan akhirnya menunggu momen menarik ini. Saat pintu hanggar terbuka, pesawat terbesar dalam sejarah industri penerbangan Tiongkok muncul di depan mata hadirin. Di bawah sinar matahari, badan pesawat logam dari pesawat Y-10 bersinar indah, cemerlang, bendera merah bintang lima yang besar dan logo Y-10 di bagian ekor yang tinggi sangat menarik perhatian.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China


Di bawah kendali pilot penguji, pesawat perlahan memasuki landasan dan siap lepas landas kapan saja.

Se-iring Y-10 terbang ke langit biru, pemandangan itu langsung disambut dengan tepuk tangan meriah, dan Ma Fengshan menitikkan air mata kegembiraan. Karena dia telah menunggu terlalu lama untuk saat ini, dan seluruh rakyat Tiongkok juga telah menunggu terlalu lama untuk saat-saat ini.

Berita keberhasilan penerbangan pertama Y-10 menarik perhatian dunia. Reuters Inggris berkomentar bahwa setelah berhasil mengembangkan pesawat besarnya sendiri, Tiongkok tidak bisa lagi dianggap sebagai negara terbelakang.

Thornton Arnold Wilson, Presiden Perusahaan Boeing di AS (saat itu) berkata kepada desainer Tiongkok, sekarang Anda telah lulus, dan kami hanya lulus beberapa tahun lebih awal dari Anda.

Memang benar, kesuksesan penerbangan pertama Y-10 merupakan hari yang tak terlupakan dalam sejarah industri kedirgantaraan Tiongkok. Karena kelahirannya, Tiongkok menjadi negara keempat di dunia yang menguasai desain dan manufaktur pesawat besar setelah Amerika Serikat Uni Soviet, dan Eropa.

Setelah keberhasilan penerbangan pertama Y-10, mereka telah secara berturut-turut melaksanakan beberapa proyek uji reguler, dan juga melakukan penerbangan adaptif ke beberapa kota domestik. Misalnya, mulai dari Shanghai dan pergi ke utara melewati Gunung Changbai hingga Harbin.

Melalui rute ini, kemampuan adaptasi pesawat di daerah dingin diuji. Setelah itu, Y-10 kembali ke Shanghai dan terbang ke Urumqi, dengan penumpang penuh para wartawan. Ini adalah misi uji terbang rute timur-barat terpanjang di Tiongkok dengan kesuksesan yang luar biasa.

Namun, saat Y-10 sudah terbang ke langit biru, nasibnya berubah lagi.

Bagi sebuah pesawat penumpang sipil, selain indikator teknis, yang menentukan nasibnya adalah apakah dapat menghasilkan manfaat ekonomi.

Pada bulan Oktober 1983, Komisi Ekonomi Perencanaan Negara Tiomgkok mengadakan pertemuan. Pada pertemuan ini, Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC) menunjukkan bahwa pesawat Boeing 737 yang baru diluncurkan telah mencapai tingkat baru dalam hal kemudahan penggunaan dan keselamatan, dan sangat populer di pasar. Tapi pesawat Boeing 707 yang mirip spesifikasinya dengan Y-10 ternyata telah dihentikan produksinya saat itu.

Oleh karena itu, CAAC mengambil keputusan untuk tidak membeli Y-10 karena faktor pasar. Meskipun tidak ada dokumen yang dikeluarkan secara resmi untuk memberitahukan penangguhan proyek 708, namun proyek Y-10 harus ditangguhkan karena kekurangan dana. Tampaknya nasib Y-10 di masa depan akan berbaring diam di hanggar.

Ujian Berat Yang Sukses

Pada awal 1984, Tibet mengalami bencana salju hebat yang tidak terjadi selama lebih dari sepuluh tahun, banyak penggembala yang tidak punya waktu untuk mempersiapkan musim dingin yang lebih dini, dan badai salju yang luar biasa.

Berita bencana salju Tibet dengan cepat sampai ke Beijing, dengan segera Dewan Negara Tiongkok memutuskan untuk segera memulai penyelamatan.  Namun, jalan-jalan banyak yang terputus dan  tersumbat oleh salju tebal, bahkan ketebalan salju mencapai 2 meteran, jadi kendaraan darat tidak mungkin dikendarai ke sana sama sekali.

Mengingat situasi ini, Dewan Negara memutuskan untuk mengirim material dan logistik bantuan bencana ke daerah bencana melalui transportasi udara.

Pada saat itu, militer ditugaskan untuk bertanggung jawab untuk mengangkut bahan bantuan bencana, sedang Y-8 yang dimiliki militer Tiongkok merupakan pesawat tiruan buatan tahun 1960an Uni Soviet, volume kabin kargo relatif kecil, kapasitasnya terbatas,

Setelah mengetahui hal ini, Ma Fengshan mengambil inisiatif untuk mencoba tantangan ini, dan berharap bahwa dewan negara dapat menyetujui Y-10 untuk berpartisipasi dalam misi bala bantuan ke dataran tinggi ini.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Zhou Zheng -- mantan perancang Y-10, menceritakan akhirnya telegram diterima, dengan mengatakan kalian boleh mencoba penerbangan terlebih dahulu.  Setelah kita mendapatkan telegram ini, karena sudah mendapat persetujuannya, kita langsung menyalakan petasan untuk merayakannya.

Setelah disetujui oleh pemerintah pusat, lebih dari 20 ton pasokan bantuan bencana dimuat dalam  Y-10 dan siap lepas landas dari Chengdu.

Meskipun Y-10 telah diuji oleh lingkungan es dan salju ketika terbang pulang balik dari Shanghai dan Harbin, tapi situasi terbang ke Lhasa bahkan lebih buruk.

Bisakah Y-10 menyelesaikan tugas dengan lancar?

Dalam perjalanan ke Lhasa, Y-10 terbang harus terbang di ketinggian lebih dari 10.000 meter di atas pegunungan bersalju yang sambung menyambung serta diselmuti awan tebal. Setelah dua jam penerbangan Y-10, akhirnya tiba di Bandara Gongga di Lhasa dengan selamat.

Sumber: CCTV China
Sumber: CCTV China

Wang Wannian -- mantan kepala desainer Y-10 menceritakan: Ketika kita turun dari pesawat, komisaris politik posko lapangan datang untuk menyambut kita, tampaknya dia belum pernah mendengar dan melihat pesawat ini, seraya menanyakan pesawat besar ini buatan negara mana, ketika diberitahu ini buatan murni independen negara kita (Tiongkok), dia merasa sangat bangga dan senang sekali.

Setelah sukses pertama terbang ke Lhasa, Y-10 memasuki Tibet selama enam kali berturut-turut, dan menyelesaikan tugas membantu Tibet, dan misi ini juga telah menjadi nyanyian kebanggaan Y-10.

Setelah menyelesaikan tugas, pesawat Y-10 diangkut kembali ke tempat kelahirannya, Pabrik Pesawat Shanghai, diam-diam berhenti di area pabrik yang besar menunggu masa depan industri penerbangan Tiongkok......

Pada tahun 2007, Tiongkok meluncurkan kembali rencana pengembangan pesawat berskala besar, dan Y-10 akhirnya dapat melihat penggantinya.

Proyek Y-10 menjadi cikal bakal dari proyek C919

Sumber: aljazeera.com
Sumber: aljazeera.com

Pada 2 November 2007, Pusat Manufaktur Instalasi Pesawat Komersial Tiongkok diluncurkan di pabrik Pudong di Shanghai untuk pesawat komersial C919, dan upacara peluncuran diadakan dengan sangat meriah sekali.

Hari itu ada hampir 2.000 tamu dalam dan  luar negeri serta reporter media domestik dan asing yang diundang untuk berpartisipasi dalam upacara itu, dan hampir ada seratusan kendaraan yang hadir, sebelum itu telah ada maskapai penerbangan yang sudah pesan 517 pesawat dan kini telah mencapai lebih dari 1300 pesawat.

Sumber: aljazeera.com
Sumber: aljazeera.com

Hampir setengah abad kemudian, industri manufaktur penerbangan Tiongkok telah mencapai lompatan bersejarah.

Ketika Y-10 teman seperjuangan Ma Fengshen yang masih hidup dan hadir dalam upacara ini melihat C919 pelan-pelan muncul dari hanggar, maka darah para teman seperjuangan yang sudah lansia ini darahnya bergejolak dan meneteskan air mata gembira dan terharu.... akhirnya generasi penerus mereka dapat melanjutkan menrealiasi impian mereka........

Ma Fengshan, dia bekerja keras sepanjang hidupnya dan tanpa syarat mematuhi perintah pemerintah dan panggilan tanah air. Karena pesawat Y-10 tidak dapat dilanjutkan karena alasan sejarah, dia tidak menerima penghargaan besar apa pun selama hidupnya, tetapi dia tidak pernah mengeluh. Yang masih dia impikan adalah "merancang pesawat besar milik Tiongkok secara mandiri".

Mengenai naik turunnya bisnis pesawat terbang besar, dia sangat yakin bahwa "terlibat dalam proyek sebesar itu bukanlah tugas yang mudah". Pada tahun 1982, dia didiagnosis mengidap penyakit liver. Tapi surat keterangan sakit itu diam-diam dimasukkan ke dalam laci ...

Sumber: aljazeera.com
Sumber: aljazeera.com

Pada 23 Mei 2014, presiden Xi Jinping mengunjungi Shanghai untuk memeriksa perkembangan pesawat besar. Dia menekankan bahwa industri manufaktur pesawat terbang Tiongkok telah melalui perjalanan yang sulit, bergelombang dan berliku-liku. "Di masa lalu, beberapa orang mengatakan bahwa lebih baik membeli daripada membangun, dan lebih baik menyewa daripada untuk membeli. Logika demikian harus diputar balik, harus berani menanam lebih banyak dana untuk R&D, dan membangun pesawat bsar sendiri." "Kita harus mempunyai pesawat besar buatan kita sendiri!" Demikian pembicaraan ramah tamah presiden Xi kepada staf teknis: "Jalan ini panjang dan saya menaruh harapan besar kepada kalian. Saya harap kalian konsisten, gigih, rendah hati, dan kokoh."

Pada bulan Mei 2019, perancang pesawat lama dan baru berkumpul di pusat desain dan Litbang C919 yang diinspeksi oleh presiden Xi Jinping dan mendirikan patung setengah badan Ma Fengshan untuk menghidupkan kembali semangat dia dan berikrar atas pengabdian yang berdarah-darah dari tim ini kepada tanah air, dan perjuangan atas ketegasan dan kesetiaan.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

http://zmfdz.news.cn/26/index.html

https://news.sina.cn/2019-08-06/detail-ihytcitm7293570.d.html

https://https://k.sinaimg.cn/n/sinacn20190806s/218/w600h418/20190806/5767-iatixpm9791778.jpg/w700d1q75cms.jpg?by=cms_fixed_width/2019-08-06/detail-ihytcitm7293570.d.html

https://www.airlinereporter.com/2013/12/classic-airliner-the-shanghai-y-10-chinas-first-commercial-airliner/

https://www.aljazeera.com/gallery/2015/11/2/first-made-in-china-passenger-jet-unveiled

http://cpc.people.com.cn/n1/2019/1009/c428852-31388629.html

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun