Dua pendapat yang berlawanan mengharuskan Ma Fengshan untuk mengambil keputusan. Setelah mempertimbangkan dengan cermat, Ma Fengshan memutuskan untuk mengadopsi rencana tata letak keseluruhan yang mirip dengan Boeing 707.
Setelah Ma Fengshan membuat keputusan penting yang mempengaruhi nasib masa depan Y-10, tim proyek mulai berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan. Lebih dari 300 tenaga teknis yang diambil dari lembaga desain pesawat dan produsen pesawat di seluruh negeri Tiongkok membentuk tim penelitian ilmiah. Tim ini bergegas ke Shanghai, tetapi ketika semua orang tiba di Shanghai dengan penuh semangat, mereka menemukan bahwa masalah pertama yang mereka hadapi bukanlah masalah teknis profesional.
Karena kondisi Tiongkok yang sulit saat itu (masih miskin), lebih dari 300 staf teknis yang dipindahkan dari seluruh negeri hanya bisa tinggal di asrama sekolah kesehatan di Shanghai. Saat itu, mereka bahkan belum memiliki kantor yang layak, apalagi ruang desain khusus.
Ma Fengshan menyadari bahwa setiap orang tidak bisa terus menerus berkerumun di tepi tempat tidur untuk menggambar. Setelah memikirkannya sebentar, Ma Fengshan mendapatkan ide yang bagus dan mendorong semua orang untuk merapatkan meja makan kantin untuk dijadikan meja kerja untuk setiap orang sesuai dengan kondisi setempat untuk menjadi meja gambar. Pada waktu makan, semua orang menyingkirkan gambar-gambar itu dan langsung mulai makan. Setelah makan, semua orang menyeka meja, menata gambar-gambar itu di atas menja makan yang disatukan kembali, dan melanjutkan bekerja.
Karena ratusan orang berada di aula yang sama, para teknisi memikirkan banyak cara agar tidak saling mempengaruhi.
Cheng Bushi -- Pemimpin tim desain Y-10 menceritakan: Kantin luasnya ternyata tidak mencukupi, dan ketika kita menemukan beberapa box kayu besar yang digunakan untuk mengangkut pesawat ke bengkel untuk diperbaiki sebagai meja kerja.
Meskipun demikian, setiap orang masih menghadapi berbagai kesulitan. Musim panas di Shanghai sangat panas, dan nyamuk berkerumun di tengah malam. Untuk menghindari gigitan nyamuk, desainer yang bekerja hingga larut malam akan menutupi siku dan kaki mereka dengan koran. Â Baru setahun kemudian kantor desain meminjam gedung terminal yang tidak digunakan di Bandara Shanghai Longhua, masalah tempat kerja akhirnya teratasi.
Pada tahun 1972, hubungan Tiongkok-AS mencair. Presiden Richard Nixon menggunakan pesawat khusus "Air Force One" untuk kunjungan kenegaraan resmi ke Tiongkok. Selama kunjungan tersebut, satu-satunya pesawat yang digunakan Tiongkok untuk resepsi adalah IL-18 buatan Soviet. Ini adalah pesawat penumpang jarak pendek yang dirancang oleh Uni Soviet pada tahun 1955.
Setelah itu, beberapa media asing menggunakan topik tersebut untuk membuat pemberitaan yang menyindir. Ma Fengshan melihat semua ini merasa cemas dan gundah di dalam hatinya. Karena merasa tidak bisa agar Perdana Menteri Zhou Enlai menaiki pesawat besar buatan Tiongkok sendiri. Dia bertekad untuk membuat Y-10 terbang ke angkasa secepatnya.