Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Tiongkok Memilih Sistem Satu Partai Politik?

18 Februari 2024   17:31 Diperbarui: 19 Februari 2024   10:52 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mao Zedong pernah menyampaikan sebuah ungkapan yang sangat mengharukan. bahwa ribuan syuhada telah berkorban secara heroik di hadapan kita (rakyat Tiongkok) demi kemaslahatan rakyat. Mari kita angkat tinggi-tinggi benderanya dan maju ke depan di atas noda darah mereka.

Mendiang penulis terkenal Taiwan, Li Ao, pernah menertawakan elemen kemerdekaan Taiwan di pulau itu. Dia mengatakan bahwa Anda semua adalah pengecut dan sekelompok orang yang tidak memiliki keyakinan. Dia mengatakan bahwa keyakinan adalah untuk karier dan untuk Iman berani menumpahkan darah.

Li Ao mengatakan bahwa dia pernah dipenjara oleh Kuomintang. Dia telah mempelajari hampir tiga puluhan  ribuan kasus yang ditangani Kuomintang selama Teror Putih di Taiwan. Dia mengatakan bahwa mereka yang mendekam di penjara terpenggal kepala dan mengalirkan darah mereka, dan mereka yang terbaring mati. Mereka yang dieksekusi di tempat eksekusi semuanya adalah 'Komunis atau pro-Komunis'. Dia mengatakan bahwa dia tidak menemukan elemen kemerdekaan Taiwan dalam banyak kasus. Kemudian, dia mengatakan bahwa dia menemukan satu orang yang kemudian ditembak, namun pada akhirnya diketahui bahwa dia adalah pasien gangguan jiwa.

PKT dan rakyat Tiongkok telah membayar seratus kali lipat, atau bahkan seribu kali lipat, untuk kemerdekaan nasional mereka, dibandingkan dengan orang Amerika yang membayarkan dengan nyawanya untuk kemerdekaan AS. Jadi tentu saja Tiongkok menghargai kemerdekaan nasional yang telah Tiongkok peroleh dengan susah payah, dan tentu saja Tiongkok menghargai kehidupan bahagia yang mereka peroleh dengan susah payah. Tentu saja Tiongkok juga menghargai kesuksesan Makau yang diperoleh dengan susah payah, jadi tentu saja Tiongkok  menolak dengan tegas menolak segala upaya revolusi warna. Tiongkok juga sangat membenci para pengkhianat dan penjual nusa dan bangsa ini.

Selain gen tradisional, PKT juga memiliki sejumlah besar unsur modern, mereka memiliki orientasi modernisasi paling jelas di dunia menurut pandangan Tiongkok. Dari berdiri hingga menjadi kaya dan menjadi kuat, dari rangkaian lengkap pengaturan politik yang dibuat oleh Ketua Mao hingga jalur perang "tiga langkah" Deng Xiaoping, cetak biru besar "Dua Abad" yang diusulkan oleh presiden Xi Jinping semuanya ditujukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Tujuan nasional modernisasi sosialis dan mencapai peremajaan nasional yang besar bagi negaranya Tiongkok.

Mekanisme pengambilan keputusan Partai Komunis Tiongkok (PKT) mencakup demokrasi deliberatif yang luas dan "sentralisme demokrasi baru", yang datang dari massa ke massa. Mekanisme pengambilan keputusan seperti itu dapat mengoordinasikan berbagai kepentingan dan tuntutan kelompok kepentingan yang berbeda dengan lebih baik dan mewujudkan dan memaksimalkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan jangka panjang.

Tampaknya kemampuan perencanaan strategis sistem politik Tiongkok mungkin yang terkuat di dunia. (Menurut pandangan pakar Tiongkok dan beberapa analis dunia luar).

Selain itu, kita telah melihat kelancaran penetapan dan implementasi rencana lima tahun (repelita Tiongkok) satu demi satu, yang dapat dikatakan sebagai contoh yang sangat klasik.

Orang-orang Barat sering mengeluh bahwa perusahaan-perusahaan mereka mempunyai rencana, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, namun hampir tidak ada negaranya yang memiliki rencana seperti itu.

Suatu ketika bahwa Taiwan mempunyai perencanaan enam tahun pada masa Chiang Ching-kuo yang disebut mereka sebagai "demokratisasi", namun akhirnya tidak menemukan cara untuk menentukan dan mengimplementasikan rencana tersebut.

Jadi apakah itu suatu negara atau masyarakat apakah punya rencana baik atau tanpa rencan itu yang baik? Jelas yang mempunyai rencana adalah yang baik. Saat ini, Tiongkok telah membentuk konsensus "rencanakan dulu sebelum mengambil tindakan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun