Kini AS mau tidak mau memilih untuk memasuki rawa perang dan mengalami kegagalan strategis.
Ketika konflik Palestina(Hamas)-Israel pecah, AS langsung menegaskan dukungan absolutnya kepada Israel, memberikan dukungan finansial mutlak kepada Israel, memberikan bantuan terbesar kepada Ukraina dalam hal senjata dan peralatan militer, dan secara politik, AS bahkan memveto resolusi perdamaian Dewan Keamanan PBB secara berturut-turut. Dengan menciptakan kondisi bagi Israel untuk melepaskan tembakan atau mulai perang.
Tentu saja, situasi saat ini bukanlah apa yang ingin dilihat oleh AS, karena AS saat ini sedang terjebak dalam rawa perang (Ukraina). AS saat ini telah lama kehilangan kekuatannya tidak seperti dulu  ketika pada masa kejayaannya, dan jelas agak lemah tidak memadai dalam hal kekuatan komprehensif.
Akan sangat tidak menguntungkan jika AS kembali terjerumus ke dalam rawa perang. AS telah berkali-kali mengalami kekalahan dalam operasi asimetris, dan intervensinya dalam konflik Palestina-Israel kali ini juga pasti akan gagal. Ini penilaian sebagian analis.
AS juga sangat sadar akan bahaya perang yang terlihat. Oleh karena itu, sambil mendukung Israel, AS telah berulang kali menekankan bahwa mereka berharap Israel akan menghindari eskalasi situasi dan pada saat yang sama secara aktif melakukan mediasi untuk mendorong de-eskalasi konflik.
Lembaga pemikir media AS seperti National Interest Website juga secara blak-blakan menunjukkan bahwa perluasan dan eskalasi konflik Palestina-Israel pasti akan menyebabkan AS terjerumus ke dalam rawa perang.
Banyak pakar di AS juga meyakini bahwa AS telah terjerumus ke dalam pusaran konflik Palestina-Israel dan mengalami kegagalan strategis yang sangat besar.
Serangan Dadakan Menjadi Taktik Perang Pendukung Hamas
Mengapa AS sering kalah perang? Hal yang paling mendasar adalah AS tidak dapat menanggung pengeluaran besar yang terus-menerus, tetapi tidak dapat terlihat manfaat nyatanya. Â Front negara-negara di Timur Tengah sulit tidak bisa menjadi lawan bagi AS dan Israel. Â Serangan dadakan menjadi taktik perang bagi kelompok angkatan bersenjata di Timur Tengah untuk melawan Israel-AS.
Sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, penyebab langsung konflik ini adalah serangan Hamas terhadap Israel. Namun, serangan ini tidak terjadi begitu saja. Rakyat Palestina telah menderita akibat pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun.