Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Strategi Israel Akan Membawa Keruntuhan dan Tiongkok Menawarkan Solusi Perdamaian Abadi

26 Oktober 2023   09:45 Diperbarui: 26 Oktober 2023   15:05 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: edition.cnn.com

Kemarahan berkobar di PBB pada hari Selasa 24 Oktober 2023 di tengah seruan gencatan senjata, ketika kelompok bantuan dan dokter di Gaza memperingatkan bahwa kekurangan listrik mengancam kehidupan bayi dan pasien yang rentan.

Badan-badan bantuan telah menyerukan gencatan senjata di Gaza, dan salah satu lembaga mengatakan setidaknya 2.000 anak di Gaza telah terbunuh dalam beberapa minggu terakhir, ketika Israel mengintensifkan kampanye pemboman di jalur yang terkepung.

Lebih dari 700 orang tewas di Gaza dalam periode 24 jam sebelumnya, jumlah harian tertinggi yang dipublikasikan sejak serangan Israel terhadap sasaran Hamas di Gaza dimulai dua setengah minggu lalu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah pada hari Selasa. Korban tewas termasuk 305 anak-anak, 173 perempuan dan 78 orang lanjut usia, kata kementerian tersebut.

Angka terbaru dari Kementerian Kesehatan Palestina yang dikuasai Hamas di Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah mencapai sedikitnya 5.087 orang, termasuk 2.055 anak-anak.

Sumber: theatlantic.com
Sumber: theatlantic.com
Israel Kesalahan Strategis Bukan Taktis

Berkaitan dengan ini masalah besar Israel bukanlah masalah taktis, namun masalah strategis. Masalah taktis adalah masalah kecil, masalah strategis adalah masalah besar.

Menurut pandangan sebagian pengamat dunia luar, di Timur ada orang Jepang dan di barat ada orang Yahudi, yang strateginya tidak pernah benar sejak zaman dahulu.

Pada bulan April tahun ini, Tiongkok mencoba menengahi konflik di Timur Tengah untuk menyelamatkan muka semua pihak, namun Israel menolak mediasi Tiongkok.

Belakangan ini, Tiongkok telah melakukan melakukan berbagai upaya mediasi di Timur Tengah. Ada yang mendengarkan, ada pula yang tidak. Mereka yang mendengarkan mencapai perdamaian, namun di antara mereka yang menolak mediasi Tiongkok adalah Israel.

Dalam hal ini bukan berarti Tiongkok tidak berinisiatif membantu, melainkan  bukan karena Tiongkok tidak menunjukkan niat baik atau mengingatkan pihak-pihak terkait, Tiongkok terus mengingatkan kedua pihak harus menahan diri di kedua sisi dan saling menahan diri.

Menurut mereka yang menangani masalah tersebut telah mengusulkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh PBB, namun pertikaian dan beda pendapat internal di Israel telah menghalangi mereka untuk melakukan hal tersebut, sehingga berujung pada penolakan.

Di masa lalu, Amerika, terutama kaum imperialisnya di AS, Selalu menolak bantuan mediasi dari Tiongkok. Beda dengan Arab Saudi meskipun banyak bicara, tapi mau mendengarkan. Hasilnya kini keadaannya berbeda.

Ketika Biden bertemu dengan Saudi, dia menyebut tentang kasus Khashoggi dan Turki. Namun, dia tidak memperhatikan satu hal, yaitu Arab Saudi bukan lagi Arab Saudi seperti dulu.

Di masa lalu, Israel, terutama kelompok hegemoni dan fasis mereka, selalu memukul Iran dengan keras dan Iran selalu berkompromi, namun sekarang berbeda.

Pada waktu-waktu yang lalu, demi apa yang disebut sebagai ruang hidup, Israel telah berulang kali menolak ruang hidup bagi orang-orang Palestina.

Namun kita juga harus memperhatikan satu hal, yaitu Iran bukan lagi Iran seperti dulu. Pada akhir September tahun ini, Pangeran Saudi, Muhammad bin Salman Al Saud sudah tidak lagi perlu berpura-pura, langsung membuka kartunya, dan memainkan pemahaman diam-diam dengan Iran demi kebangkitan Islam.

Dia mengatakan bahwa jika Iran memiliki senjata nuklir, Arab Saudi juga harus memilikinya, dan kemudian mengatakan bahwa mereka bersedia berdamai dengan Israel berdasarkan resolusi PBB tahun 1967. Maka muncullah adegan di mana semua pihak menerima perdamaian, tetapi Israel menolak. perdamaian, pembangunan, dan siapa yang menjadi pemimin dan juga yang harus dilibatkan.

Sekarang Arab Saudi ingin memainkan kartu perjanjian diam-diam dengan Iran. Yang satu adalah pemimpin Syiah dan yang lainnya adalah kakak besar dari Sunni. Tapi mereka berdua harus mendukung Palestina, jika tidak mereka akan kehilangan moral yang tinggi, jadi Saudi Arab dan Iran tidak punya pilihan, kini Turki juga terpaksa ikut serta dan mengebom ladang minyak Kurdi.

Kurdi adalah sekutu AS, dan sulit bagi Turki untuk ikut serta dalam persaingan mendominasi Timur Tengah jika mereka tidak menggerakkan wilayah pinggirannya.

Prinsip Tiongkok selalu menghormati pilihan negara dan bangsa lain dan negara lain. Jika mereka memilih perundingan damai, Tiongkok akan menyediakan tempat dan peluang untuk melakukan kontak. Jika mereka memilih untuk berperang, Tiongkok tidak akan ikut campur.

Tiongkok hanya akan menyampaikan satu kebenaran kepada dunia: Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai (Tiongkok) adalah hal yang baik, dan hal baiknya adalah selama mereka menerima pandangan perdamaian Tiongkok.

(Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai adalah: saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah, saling tidak melakukan agresi, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, kesetaraan dan saling menguntungkan/win-win, serta hidup berdampingan secara damai.)

Dengan prinsip ini, akan ada ruang untuk pembangunan. Pihak-pihak yang menolak prinsip perdamaian ini, tidak akan berakhir dengan baik.

Gelagat Israel Akan Melakukan Pembantaian

Yang lebih menakutkan lagi adalah tentara Israel telah mengumpulkan 100.000 tentara dan segera merekrut 360.000 tentara cadangan. Israel telah menegaskan akan melakukan perang besar-besaran, setelah melakukan misi pemboman di Jalur Gaza, selanjuta tentara Israel akan meluncurkan operasi darat skala besar.

Jelas kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya adalah pembantaian besar-besaran. Tentara Israel bahkan telah memberitahukan kepada PBB, yang mengharuskan sekitar 1,1 juta warga sipil di Jalur Gaza utara untuk mengungsi ke arah selatan dalam waktu 24 jam. Ini berarti Israel memaksa seluruh penduduk kota negara lain yang berukuran sedang harus dievakuasi dalam waktu 24 jam.

Mengapa Israel memberi tahu PBB? Tidak lain mereka hanya ingin memberitahu dunia melalui PBB bahwa bukan Israel yang tidak punya belas kasihan, tapi orang Palestina yang terlalu lambat.

Israel akan berdalil 1,1 juta orang jika tidak dievakuasi dalam batas waktu 24 jam. Israel tidak dapat disalahkan atas tindakan militernya yang mengakibatkan kematian sejumlah besar warga sipil.

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB secara langsung menyatakan bahwa operasi perpindahan penduduk seperti itu "tidak mungkin" dan memperingatkan bahwa hal itu akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang sangat buruk.

Namun, di mata Israel, PBB hanyalah sebuah objek penghinaan, sama seperti yang selama ini  biasa meledakkan pasukan penjaga perdamaian PBB. Kali ini sembilan anggota staf PBB tewas secara langsung.

Apakah PBB berani mengecam hal ini? Sekretaris Jenderal PBB, yang tampaknya berpihak pada AS, takut untuk menunjukkan kemarahannya, dan sekarang dia bersiap untuk membuat "rencana pahit" untuk menggunakan apa yang disebut "landasan moral" dari negara tersebut. Serangan mendadak Hamas terhadap Israel dengan korban jiwa yang sangat besar hingga melancarkan pembantaian dan agresi terhadap Palestina.

Dengan restu dari AS, kemungkinan besar inilah yang akan dilakukan Israel selanjutnya. Sekarang semua orang mungkin merasa bahwa Hamas, yang jauh lebih lemah dari "tumit besi" Israel, bukanlah tandingannya dan akan segera dilenyapkan oleh Israel.

Ini adalah angan-angan Israel, namun perlu di-ingatkan oleh pengamat dan analis dunia luar  bahwa Hamas bukan saja tidak mungkin bisa dilenyapkan sepenuhnya oleh Israel, tapi juga akan menempatkan Israel dalam dilema strategis. Di masa depan, kemungkinan besar sebagian besar wilayah Palestina yang dianeksasi orang Israel  harus dikembalikan lagi.

Dalam jangka panjang, sulit untuk mengatakan apakah hal ini akan ditoleransi oleh negara-negara Timur Tengah. Mengapa dikatakan demikian? Karena Israel telah melakukan kesalahan yang pada akhirnya akan membunuh Israel sendiri.

Selama lebih dari setengah abad, kaum Yahudi akhirnya mendapatkan kesempatan untuk kembali ke Palestina dan mendirikan negara dengan mengandalkan tragedi penderitaan nasional mereka sendiri, hubungan khusus mereka dengan politisi Amerika, dan kebutuhan politik AS.

Dalam hal ini, sebagai pendatang dari luar, lambat laun mereka telah melahap sebagian besar wilayah Palestina sejak Perang Dunia II. Tak hanya itu, demi terus melahap tanah Palestina dan menguasai seluruh rakyat Palestina, Israel langsung membangun tembok beton tinggi.

Pada tahun 2022, pembatasan sepanjang 45 km yang telah dibangun sebagai pagar berlapis-lapis diganti dengan bagian baru dari tembok beton setinggi 9 meter.

Sumbe: bbc.com
Sumbe: bbc.com

Peta Palestina saat ini sering digambarkan menyerupai "keju Swiss". Selama satu abad terakhir, peta tersebut telah diukir, ditembok dan dipenuhi dengan ratusan pemukiman ilegal Israel dan pos pemeriksaan militer.

Sekarang, dalam babak terakhir pendudukan Israel dan kebijakan perampasan tanah, peta ini bisa menjadi semakin terputus-putus. Pada 1 Juli lalu, PM Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan akan mengumumkan aneksasi Israel atas Lembah Yordan dan Laut Mati bagian utara.

Jalur Gaza seluas hampir 300 kilometer persegi telah diblokade, dengan sekitar dua hingga tiga juta warga Palestina tinggal di sana. Terlebih lagi, listrik, energi, air, makanan di Gaza, dan kebutuhan sehari-hari semuanya terbatas. Pasokan harus disediakan dengan persetujuan Israel. Bukankah ini hanya sebuah kamp konsentrasi besar? (menurut para pengamat dan pemerhati kemanusiaan)

Tidak hanya itu, Palestina bergantung pada Israel untuk semua pajak dan perdagangan, dan Israel bergantung pada AS untuk menekan Palestina dan mencegahnya mendirikan negara.

Keterpaksaan Palestina Melawan

Jika Palestina tidak berperang mealwan, hanya ada satu hasil, yaitu ditelan oleh Israel selangkah demi selangkah.

Israel tidak pernah berencana memberikan jalan bagi Palestina untuk bertahan hidup sejak awal, jadi ini alasan mengapa Palestina melawan. Karena kalau tidak melawan maka akan mati konyol, tidak cukup mendapatkan sandang pangan, anak-anak keturunannya tidak mendapatkan hak hidup kekal. Dengan kondisi demikian bagaimana Palestina dan Israel  bisa mendapatkan perdamaian?

Seperti kata pepatah yang mengatakan, segala sesuatu di dunia itu berputar kadang di atas kadang di bawah. Kini Israel mengandalkan AS yang jauh di daratan Amerika Utara untuk memantapkan dirinya sebagai sebuah negara, namun suatu hari nanti, jika AS mengalami kemunduran, apakah Israel masih mampu bertahan di Timur Tengah?

Akibat dari tidak memberikan jalan keluar kepada Palestina, maka  mereka akan digulingkan suatu hari nanti.

Meskipin sebelum ini Israel sebgai negara kecil, namun telah memenangkan lima perang Timur Tengah dengan dukungan AS, hal ini membuat Israel memiliki mentalitas yang sangat arogan dan hegemonik, dikenal sebagai "Tuan Kecil Timur Tengah" dan tidak ada yang berani menggangunya.

Justru karena mendapat dukungan AS, dan telah memenangkan lima perang di Timur Tengah, maka mereka berani tidak memberikan jalan bagi orang-orang Palestina untuk bertahan hidup, dan percaya bahwa orang-orang Palestina dapat dengan mudah ditindas dan akhirnya Palestina dapat dilahap.

Namun Israel salah. Ini adalah kesalahan strategis. Israel sangat yakin bahwa AS mahakuasa dan dapat membantunya mengalahkan semua musuh.

Namun, Israel hilap bahwa "hak cipta atau jagoan" AS kini sudah tidak ada lagi. Jika AS bisa menangani semuanya, maka mereka tidak perlu terlalu khawatir.

Faktanya, dibandingkan masa lalu, kekuatan AS semakin menurun dengan kecepatan yang tidak terbayangkan. Di satu sisi, kemunduran Amerika semakin cepat, dan di sisi lain, Israel sangat yakin bahwa AS bisa membantu untuk memenangkan segalanya, jadi Israel masih sombong.

Pemikiran strategis yang didasarkan pada logika berpikir seperti ini merupakan kesalahan arah yang serius, karena AS bagaimana pun akan kehilangan hegemoni dan keunggulannya. Ini adalah kenyataan dalam sejarah  imperium dunia.

Namun, sepertinya Israel tidak menyadari hal ini dan memanfaatkan hegemoni AS untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan. Jika ini terus berlanjut, suatu hari nanti kekuatan anti-Israel akan bersatu.

Ketika AS suatu ketika tidak bisa lagi membantunya, maka itu akan membunuh Israel sendiri. Beberapa pihak yang mengatakan bahwa bom nuklir Israel dapat melindungi dirinya sendiri. Namun perlu diingat, jika sebuah negara dengan rudal nuklir ingin menggunakan bom nuklir untuk melindungi dirinya sendiri, maka negara tersebut akan kehilangan landasannya.

Karena kedalaman strategis Anda tidak mendukung kemampuan Anda menggunakan bom nuklir untuk melawan pihak lain, dan jika musuh berada di mana-mana dan mereka melancarkan blokade, bagaimana mungkin ada masa depan bagi Israel sebagai negara kecil?

AS bisa membantu Israel menaklukkan negara-negara lain saat ini, tapi di masa depan, AS sutau saat akan tidak akan mampu lagi. Mari kita tunggu dan lihat (wait & see).

Kita dapat melihat lima kali perang Timur Tengah itu suatu kenyataan membuat  Dunia Islam di Timur Tengah terpecah belah, orang Arab dikalahkan, Mesir, Arab Saudi Negara-negara Teluk besar lainnya telah menyerah kepada AS.

Seluruh Timur Tengah secara bertahap telah jatuh ke tangan AS, dan hanya segelintir negara seperti Iran yang masih berdiri di sisi yang berlawanan degan AS. Dengan latar belakang ini, Israel berpikir bahwa negara-negara Islam yang tidak bersatu ini pada dasarnya tidak akan menjadi ancaman besar bagi Israel.

Jika negara-negara Islam ini berani berperang, maka Israel akan melayani negara-negara Islam ini untuk berperang satu sama lain, karena Israel percaya bahwa mereka akan dengan mudah memenangkan satu per satu dari mereka.

Situasi Negara-negara Islam Timur Tengah Makin Bersatu

Tapi apakah ini benar-benar akan terjadi? Sekarang negara-negara Islam di Timur Tengah telah mencapai rekonsiliasi besar-besaran, AS awalnya ingin mendorong normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan negara-negara Islam lain di Timur Tengah dengan Israel, namun kini semua itu sudah berakhir.

Di satu sisi, negara-negara Islam memusuhi Israel, dan di sisi lain, negara-negara Islam semakin saling mendekat. Seiring dengan mulai terbentuknya tren tidak antagonistik, Timur Tengah lambat laun tidak lagi terpecah-pecah, bahkan berangsur-angsur menyatu.

Dalam tren situasi yang demikian, bagaimana Israel akan menghadapi situasi ini? Ada berbagai tanda bahwa Israel berencana untuk lebih mencaplok Palestina secara besar-besaran.

Dalam hal ini, semua orang mungkin tidak menyadari bahwa memang Israel akan melakukan ekspansi pada tahap awal, namun seiring dengan perkembangan situasi, semua orang menyadari bahwa Israel kali ini bukanlah untuk melakukan pembalasan serangan Hamas. Banyak pengamat luar dan penilaian berbagai negara terhadap situasi ini tidak lagi terbatas pada isu Palestina-Israel itu sendiri.

Israel bukan untuk balas dendam terhadap Hamas, namun berupaya untuk lebih menguasai lebih banyak wilayah Gaza, agar semua negara sekitarnya menjadi gentar.

Apalagi jika AS ikut bertanggung jawab atas keamanan kawasan ini, dan jika  AS juga mendukung ekspansi Israel, apa yang akan dilakukan negara-negara Timur Tengah?

Jadi meski negara-negara di Timur Tengah belum bereaksi, mereka akan segera bereaksi setelah menyadari bahwa Israel sedang melakukan ekspansi militer.

Bagaimana pun, apakah semua negara akan mau berdiam diri dan menunggu kematian pada saat itu? Faktanya, bagi negara-negara Islam di Timur Tengah, begitu mereka menyadari bahwa Israel terlibat dalam ekspansi militer, mereka akan menganggap Hamas sangat berharga, karena berpikir bahwa mendukung Hamas dapat menunda ekspansi Israel. Sedang Israel adalah negara kecil.

Meskipun militernya kuat, namun kemampuannya untuk mempertahankan perang tidaklah kuat. Sedangkan AS, yang kini dalam kondisi kelelahan, kini tampaknya tidak akan mampu mendukung operasi berkelanjutan dalam Perang Timur Tengah Keenam. Maka Strategi ekspansi Israel akan menjadi jebakan besar.

Di masa depan, bukan hanya Israel yang akan terjebak, namun AS juga akan terjebak. Demikianlah pandangan dari pengamat dunia luar. Dalam hal ini tim mediatasi Tiongkok juga telah mewanti-wanti Israel.

Pada saat kritis, Tiongkok mengumumkan posisi dan sikap

Mengenai posisi dan sikap Tiongkok, Wang Yi Menlu Tiongkok dan Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Borrell bertemu bersama dengan wartawan setelah mengadakan Dialog Strategis Tingkat Tinggi Tiongkok-UE pada tanggal 13 Oktober 2023.

Pada konferensi pers, Wang Yi menjawab pertanyaan wartawan Mengenai situasi di Damaskus, Israel, dan Qamba, beliau mengatakan bahwa situasi di Palestina saat ini sangat kritis, putaran konflik ini telah menimbulkan banyak korban sipil dan situasi kemanusiaan yang memburuk secara tajam.

Tiongkok menguntuk semua tindakan yang merugikan warga sipil dan menentang praktik apa pun yang melanggar hukum internasional. Inilah yang membuat Tiongkok pertama-tama mendapatkan "landasan moral yang tinggi" dan kemudian berbicara dari posisi netral.

Wang Yi kemudian menegaskan bahwa permasalahan Palestina selalu menjadi inti permasalahan Timur Tengah dan merupakan sebuah luka yang terus terbuka di dunia saat ini. negara merdeka belum terwujud, dan ketidak-adilan historis yang dialami rakyat Palestina belum terselesaikan.

Israel telah berhak mendirikan negara, dan Palestina juga berhak mendirikan negara. Israel sudah dijamin kelangsungan hidupnya, tapi siapa yang peduli dengan kelangsungan hidup rakyat Palestina?

Bangsa Yahudi Tak Lagi Terlantar di Dunia, apa tidak pantaskah bangsa Palestina Kembali ke Tanah Airnya?

Ada berbagai macam ketidakadilan di dunia ini, dan ketidakadilan terhadap Palestina telah tertunda selama lebih dari setengah abad dan telah menimbulkan penderitaan selama beberapa generasi, hal ini tidak boleh dilanjutkan!

Solusi dari permasalahan tersebut adalah "solusi dua negara", yaitu mendirikan negara Palestina yang merdeka. Hanya dengan cara inilah maka hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel dapat tercapai.

Hanya dengan mewujudkan hidup berdampingan secara harmonis antara masyarakat Arab dan Yahudi dan menerapkan sepenuhnya "solusi dua negara", barulah kawasan Timur Tengah dapat mewujudkan perdamaian sejati dan Israel memperoleh keamanan abadi.

Pada saat yang sama, Tiongkok juga menyerukan agar konferensi perdamaian internasional yang lebih otoritatif, lebih berpengaruh, dan berskala lebih besar diadakan sesegera mungkin di bawah kepemimpinan PBB untuk membangun konsensus internasional mengenai peningkatan perdamaian dan mendorong perdamaian yang lebih awal, komprehensif, dan komprehensif. Untuk solusi yang adil dan langgeng terhadap masalah Palestina.

Banyak yang berpandangan apa yang dikemukakan Tiongkok, Itu adil dan fair (fair & just). Sekarang tampaknya Tiongkok mendukung Palestina. Faktanya, justru Tiongkok memikirkan masa depan semua pihak bersama dari sudut pandang jangka panjang. Seperti yang telah diuraikan di atas.

Jika semua orang dapat mencapai konsensus dan melakukan rekonsiliasi, maka Israel akan benar-benar aman. Jika tidak, pendudukan Israel di wilayah Palestina tidak akan mempunyai legitimasi.

Jadi ketika AS terus menolak, negara-negara Islam tidak akan membiarkan Israel terus berada di sana. Kalau begitu, siapa yang akan membantu Israel?

Maka suara Wang Yi yang terkuat di antara para perwakilan, adalah demi kebaikan kedua belah pihak. Jika Israel tidak mendengarkan nasihat dan terus bersikeras pada caranya sendiri,  prospek masa depan negara tersebut akan sangat buruk. buruk!

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://edition.cnn.com/2023/10/24/middleeast/israel-hamas-gaza-war-tuesday-intl-hnk/index.html

https://www.fmprc.gov.cn/mfa_eng/wjdt_665385/zyjh_665391/201407/t20140701_678184.html

https://www.aljazeera.com/news/2020/6/26/palestine-and-israel-mapping-an-annexation

https://www.bbc.com/news/world-middle-east-54116567

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun