Israel bukan untuk balas dendam terhadap Hamas, namun berupaya untuk lebih menguasai lebih banyak wilayah Gaza, agar semua negara sekitarnya menjadi gentar.
Apalagi jika AS ikut bertanggung jawab atas keamanan kawasan ini, dan jika  AS juga mendukung ekspansi Israel, apa yang akan dilakukan negara-negara Timur Tengah?
Jadi meski negara-negara di Timur Tengah belum bereaksi, mereka akan segera bereaksi setelah menyadari bahwa Israel sedang melakukan ekspansi militer.
Bagaimana pun, apakah semua negara akan mau berdiam diri dan menunggu kematian pada saat itu? Faktanya, bagi negara-negara Islam di Timur Tengah, begitu mereka menyadari bahwa Israel terlibat dalam ekspansi militer, mereka akan menganggap Hamas sangat berharga, karena berpikir bahwa mendukung Hamas dapat menunda ekspansi Israel. Sedang Israel adalah negara kecil.
Meskipun militernya kuat, namun kemampuannya untuk mempertahankan perang tidaklah kuat. Sedangkan AS, yang kini dalam kondisi kelelahan, kini tampaknya tidak akan mampu mendukung operasi berkelanjutan dalam Perang Timur Tengah Keenam. Maka Strategi ekspansi Israel akan menjadi jebakan besar.
Di masa depan, bukan hanya Israel yang akan terjebak, namun AS juga akan terjebak. Demikianlah pandangan dari pengamat dunia luar. Dalam hal ini tim mediatasi Tiongkok juga telah mewanti-wanti Israel.
Pada saat kritis, Tiongkok mengumumkan posisi dan sikap
Mengenai posisi dan sikap Tiongkok, Wang Yi Menlu Tiongkok dan Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Borrell bertemu bersama dengan wartawan setelah mengadakan Dialog Strategis Tingkat Tinggi Tiongkok-UE pada tanggal 13 Oktober 2023.
Pada konferensi pers, Wang Yi menjawab pertanyaan wartawan Mengenai situasi di Damaskus, Israel, dan Qamba, beliau mengatakan bahwa situasi di Palestina saat ini sangat kritis, putaran konflik ini telah menimbulkan banyak korban sipil dan situasi kemanusiaan yang memburuk secara tajam.
Tiongkok menguntuk semua tindakan yang merugikan warga sipil dan menentang praktik apa pun yang melanggar hukum internasional. Inilah yang membuat Tiongkok pertama-tama mendapatkan "landasan moral yang tinggi" dan kemudian berbicara dari posisi netral.
Wang Yi kemudian menegaskan bahwa permasalahan Palestina selalu menjadi inti permasalahan Timur Tengah dan merupakan sebuah luka yang terus terbuka di dunia saat ini. negara merdeka belum terwujud, dan ketidak-adilan historis yang dialami rakyat Palestina belum terselesaikan.