(Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai adalah: saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah, saling tidak melakukan agresi, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, kesetaraan dan saling menguntungkan/win-win, serta hidup berdampingan secara damai.)
Dengan prinsip ini, akan ada ruang untuk pembangunan. Pihak-pihak yang menolak prinsip perdamaian ini, tidak akan berakhir dengan baik.
Gelagat Israel Akan Melakukan Pembantaian
Yang lebih menakutkan lagi adalah tentara Israel telah mengumpulkan 100.000 tentara dan segera merekrut 360.000 tentara cadangan. Israel telah menegaskan akan melakukan perang besar-besaran, setelah melakukan misi pemboman di Jalur Gaza, selanjuta tentara Israel akan meluncurkan operasi darat skala besar.
Jelas kita dapat membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya adalah pembantaian besar-besaran. Tentara Israel bahkan telah memberitahukan kepada PBB, yang mengharuskan sekitar 1,1 juta warga sipil di Jalur Gaza utara untuk mengungsi ke arah selatan dalam waktu 24 jam. Ini berarti Israel memaksa seluruh penduduk kota negara lain yang berukuran sedang harus dievakuasi dalam waktu 24 jam.
Mengapa Israel memberi tahu PBB? Tidak lain mereka hanya ingin memberitahu dunia melalui PBB bahwa bukan Israel yang tidak punya belas kasihan, tapi orang Palestina yang terlalu lambat.
Israel akan berdalil 1,1 juta orang jika tidak dievakuasi dalam batas waktu 24 jam. Israel tidak dapat disalahkan atas tindakan militernya yang mengakibatkan kematian sejumlah besar warga sipil.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB secara langsung menyatakan bahwa operasi perpindahan penduduk seperti itu "tidak mungkin" dan memperingatkan bahwa hal itu akan menimbulkan konsekuensi kemanusiaan yang sangat buruk.
Namun, di mata Israel, PBB hanyalah sebuah objek penghinaan, sama seperti yang selama ini  biasa meledakkan pasukan penjaga perdamaian PBB. Kali ini sembilan anggota staf PBB tewas secara langsung.
Apakah PBB berani mengecam hal ini? Sekretaris Jenderal PBB, yang tampaknya berpihak pada AS, takut untuk menunjukkan kemarahannya, dan sekarang dia bersiap untuk membuat "rencana pahit" untuk menggunakan apa yang disebut "landasan moral" dari negara tersebut. Serangan mendadak Hamas terhadap Israel dengan korban jiwa yang sangat besar hingga melancarkan pembantaian dan agresi terhadap Palestina.
Dengan restu dari AS, kemungkinan besar inilah yang akan dilakukan Israel selanjutnya. Sekarang semua orang mungkin merasa bahwa Hamas, yang jauh lebih lemah dari "tumit besi" Israel, bukanlah tandingannya dan akan segera dilenyapkan oleh Israel.