Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

UU Chip Baru AS Membuat Ketidakpastian Masa Depan Industri Semikonduktor Global

13 Oktober 2023   13:41 Diperbarui: 13 Oktober 2023   13:48 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh karena itu, penerapan tindakan pembatasan terhadap Tiongkok tidak hanya akan merugikan AS. Di dunia yang terglobalisasi saat ini, segala bentuk perang dagang adalah bagaikan pedang bermata ganda.

AS yang merupakan hegemon teknologi global, telah menerapkan serangkaian pembatasan ekspor chip yang menyasar para pesaingnya, tampaknya mereka yakin bahwa AS dapat mengekang persaingan dan mengendalikan dominasinya.

Namun puncaknya juga menjadi titik awal jurang. Menurut data International Semiconductor Association, kebijakan ini tidak hanya gagal menekan persaingan, tetapi juga menyebabkan AS sendiri menderita kerugian ekonomi lebih dari 110 miliar dolar AS.

Harga setinggi itu ibarat bom yang siap meledak, tidak tahu kapan akan meledak sehingga menimbulkan ancaman besar bagi perekonomian AS.

Tekad Tiongkok

Sumber: quora.com
Sumber: quora.com

AS tampaknya telah salah memahami satu hal. Lawan sebenarnya tidak akan menyerah karena penindasan AS, tetapi akan menjadi lebih bertekad dan bekerja lebih keras karenanya. Seperti halnya seorang atlet yang tidak hanya tidak terjatuh setelah dilanggar/dicurangi oleh lawannya, tetapi malah menginspirasi semangat juang yang lebih besar. .

Tiongkok telah mempercepat laju penelitian dan pengembangan independen, seolah-olah telah menemukan terobosan dan peluang untuk melepaskan diri. Hal ini tidak diragukan lagi merupakan contoh negatif efektivitas kebijakan AS.

Tindakan represif dan restriktif yang dilakukan AS sebenarnya sudah menjadi semacam "menyakiti diri sendiri atau merugikan diri sendiri", hal ini bisa terjadi jika ada tujuan dan motivasinya.

Tiongkok telah menetapkan kebijakan/tujuan pertumbuhan yang jelas, yaitu mencapai tingkat swasembada chip dalam negeri sebesar 70% pada tahun 2025. Hal ini bukan hanya sekedar tujuan numerik namun juga merupakan perwujudan dari keinginan negara tersebut sebagai mercu suar.

Hal ini untuk memandu arah perkembangan teknologi di masa depan. Jika tujuan yang diusulkan oleh pemerintah adalah pengaturan tingkat strategis, maka perusahaan-perusahaan adalah prajurit garis depan dalam perang yang panjang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun