Tiongkok bermaksud mempekerjakan sejumlah besar pekerja lokal Saudi untuk bekerja dengan mereka pada malam hari, namun pekerja mereka tidak mau bekerja lembur di malam hari, sehingga berdampak besar pada kemajuan proyek.
Jadi mereka hanya bisa mempekerjakan tenaga kerja dari Tiongkok untuk menggantikan tenaga kerja lokal di Arab Saudi, dan tentu saja biayanya akan naik.
Tidak hanya itu, pada saat pembangunan rel kereta, Tiongkok juga memperbaiki/membangun Jembatan Stasiun Mekkah untuk Arab Saudi. Jembatan Ini juga menjadi jembatan rel berkecepatan tinggi nomor wahid di dunia. Dari sini dunia juga bisa melihat kekuatan konstruksi Tiongkok yang sangatluar biasa
Setelah lintasan selesai, para insinyur Tiongkok mengkhawatirkan keselamatan lintasan, sehingga mereka menambahkan jaminan keamanan/keselamatan terakhir untuk lintasan tersebut, menuangkan aspal dan kerikil ke dasarnya, sehingga meningkatkan stabilitas dari seluruh jalur kereta berkecepatan tinggi.
Akhirnya, melalui upaya tak henti-hentinya tim konstruksi Tiongkok selama tujuh tahun, "Kereta Kecepatan Tinggi Haramain " akhirnya diserahkan ke Arab Saudi pada tahun 2018, dan umat Islam dpapat menikmati kereta yang bersih dan rapi ini, dan mereka semua menyampaikan apresiasinya, semua negara mengacungkan jempol.
Namun tidak dipungkiri, Tiongkok telah mengeluarkan banyak dana untuk membangun Kereta Kecepatan Tinggi Haramain ini. Meski Arab Saudi sudah menginvestasikan dana sebesar US$ 60 miliar pada awalnya, namun itu masih jauh dari cukup. Baca:
Mengapa Tiongkok Tetap Menuntaskan Proyek Rugi US$670 juta LRT di Arab Saudi?
Jelas, Arab Saudi juga dapat mengetahui masalah ini, jadi mereka menambahkan dana tambahan US$ 20 miliar sebagai kerja tambah. Saat semua orang mengira itu sudah cukup, sebuah berita dari media asing membuat semua orang merasa luar biasa.