Media Amerika dan Inggris jelas bertindak bersama dalam kampanye opini publik ini, dan bahkan "Financial Times" Inggris yang relatif serius telah berpartisipasi.
The Financial Times mengangkat citra satelit untuk membuktikan "ambisi maritim Tiongkok", mengatakan Pangkalan Angkatan Laut Ream, akan dibangun dermaga untuk kapal induk.
Seperti kita ketahui bersama, Kamboja tidak memiliki kapal induk. The "Financial Times" juga menemukan bahwa pangkalan itu sangat mirip dalam ukuran dan desain dengan pangkalan militer Tiongkok di Djibouti. Bagaimanapun juga, itu adalah media yang serius.
Gambar yang diambil oleh BlackSky, sebuah perusahaan pencitraan komersial AS yang telah memantau konstruksi di Pangkalan Angkatan Laut Ream, menunjukkan dermaga yang hampir lengkap yang ukuran dan desainnya sangat mirip dengan dermaga yang digunakan militer luar negeri Tiongkok satu-satunya di Djibouti. (Financial Times 25 Juli 2023).
Pentagon yakin Tiongkok sedang membangun fasilitas di Kamboja untuk meningkatkan kemampuannya memproyeksikan kekuatan AL. Tiongkok dan Kamboja membantah bahwa PLA akan memiliki akses ke pangkalan tersebut.
The "Financial Times" juga mengundang para profesional untuk menganalisis. Para ahli mengatakan bahwa dermaga yang dibangun Tiongkok  panjangnya 335 meter cukup untuk berlabuh berbagai jenis kapal perang serbu termasuk kapal induk dan kapal serbu amfibi.
Mereka menyatakan, setelah kapal perang Tiongkok ditempatkan disini, maka pangkalan angkatan laut di Teluk Thailand ini akan memiliki nilai strategis yang besar jika terjadi konflik di Laut China Selatan (LTS), dan juga akan meningkatkan kemampuan tempur AL PLA di perairan strategis Selat Malaka.
Tiongkok memiliki angkatan laut yang lebih besar daripada AS tetapi tidak memiliki jaringan pangkalan internasional yang luas dan fasilitas logistik yang diperlukan untuk beroperasi sebagai angkatan laut "air biru" (lautan lepas) yang dapat berlayar ke seluruh dunia.
Akses ke pangkalan di Teluk Thailand juga akan memberikan keuntungan strategis bagi Tiongkok.
"Ada perdebatan di dalam pemerintah AS tentang apa tujuan sebenarnya yang akan dilakukan Tiongkok dengan pangkalan itu dan mengapa itu lebih baik daripada pangkalan di LTS atau Pulau Hainan," kata seorang mantan pejabat intelijen AS.