Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Siapakah Tangan Hitam di Balik Kerusuhan Paris? (2)

7 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 7 Juli 2023   17:03 1167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola besar pertama setelah berakhirnya P.D. II, dan pola besar kedua adalah disintegrasi Uni Soviet pada tahun 1991 yang mengubah warna Eropa Timur.

Itu adalah periode perubahan sejarah yang besar, sejak periode itu AS berusaha menggeser ujung tombak perjuangan dunia ke Tiongkok.

Perlu diperhatikan! Lebih dari 30 tahun telah berlalu sejak tahun 1991, dan AS berulang kali gagal dalam upaya semacam itu. Hal ini mengingatkan pada perkataan seorang pria hebat (salah satu founder RRT - Mao), musuh Tiongkok terus-menerus membuat masalah, membuat masalah, membuat masalah, dan gagal lagi.

Mereka percaya jalan ini akan terus seperti ini, mengapa? Karena itu mereka percaya palu besi harus lebih keras dari besi tempaannya, rakyat Tiongkok harus teguh dalam tujuannya, menilai kepercayaan dirinya untuk menahan segala jenis tekanan, dan bersikeras untuk maju sesuai dengan tujuan mereka tidak peduli apa pun angin bertiup dan diterjang ombak.

Justru karena itu konspirasi negara-negara Barat yang dipimpin oleh AS untuk menekan Tiongkok sejak 1991 gagal satu demi satu.

Namun cara AS menekan terus berubah. Dari tahun-tahun kita dapat melihat ketika Trump berkuasa, dia menggunakan tarif tinggi untuk memutuskan hubungan dengan Tiongkok, bahkan ada yang mengusulkan memutuskan hubungan diplomatik. Ini niatan  salah satu kubu AS. Kemudian apa yang akan dilakukan Trump setelah dia menjabat?

Dia melihat itu tidak berhasil. Apa yang ingin dia lakukan kemudian adalah membangun sekutu Barat yang dipimpin oleh AS untuk bersatu dan secara kolektif menekan Tiongkok, dan mendorong Tiongkok kemabali ke "Zaman Batu Kono".

Inilah yang dikatakan "orang gila Amerika". Nah, kali ini kita melihat dengan jelas bahwa Eropa setelah mengikuti AS setahun lebih, tidak lagi mau mengikuti lagi,  Australia juga demikian, dan Australia tidak mau setelah mengikuti AS sekian lama. Dan Jepang telah menyatakannya mereka menginginkan beberapa pengecualian.

Tiga Konsensus Tiongkok-Eropa

Pertemuan antara para pemimpin Tiongkok dan Eropa ini serta pertemuan dengan Presiden Prancis memperjelas bahwa ada tiga konsensus.

Formula pertama adalah otonomi/indepenecy strategis Eropa, orang Eropa memiliki keputusan akhir tentang urusan Eropa, bukan orang luar dari tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun