Kedua belah pihak dalam konflik paling akut di Timur Tengah, dua negara yang paling tidak cocok, telah dapat melakukan rekonsiliasi besar di Beijing.
Belakangan, banyak pihak menyebut ini sebagai perubahan besar yang tak pernah ada di Timur Tengah dalam satu abad, dan ini merupakan peristiwa penting dalam sejarah diplomasi Tiongkok.
Kenyataan, memang pernyataan tersebut sama sekali tidak dibesar-besarkan. Sepeti diketahui bahwa Timur Tengah selalu menjadi tong mesiu. Terhitung dari Perang Dunia II, sudah ada lima perang Timur Tengah. Dan Arab Saudi dan Iran sudah bermusuhan sejak ribuan tahun.
Apalagi kedua negara tidak hanya memiliki basis kekacauan, tetapi juga misi kekacauan, karena sebagian besar negara di Timur Tengah beraliran pada Islam Sunni, sedangkan Iran adalah kubu Islam Syiah.
Oleh karena itu boleh dikatakan, permusuhan antara Arab Saudi dan Iran dapat dikatakan sebagai kombinasi dari ribuan tahun konflik sektarian, perbedaan etnis, geopolitik, dan kepentingan minyak. Sudah lama tidak ada tanda-tanda rekonsiliasi, apalagi solidaritas.
Dan Tiongkok telah mempertemukan dua musuh paling terkenal di dunia untuk berjabatan tangan dan berdamai. Jadi seberapa besar dampaknya?
Pertama, menambah variabel baru pada pola perdagangan minyak dan gas global. Mengapa Anda mengatakan bahwa Timur Tengah selalu mendapat begitu banyak perhatian karena mereka adalah negara penghasil minyak dunia.
Banyak negara-negara OPEC besar berada di sana, di antaranya Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar kedua di dunia, sedangkan Iran adalah yang terbesar keempat.
Kedua negara ini dapat dianggap sebagai negara penghasil minyak terpenting di Timur Tengah, dan rekonsiliasi antara Arab Saudi dan Iran agaknya akan meredakan situasi geopolitik yang tegang di Timur Tengah dan mendekatkan negara-negara penghasil minyak utama di Timur Tengah.
Dengan demikian, bobot Timur Tengah pada keseimbangan sisi suplai minyak mentah dunia menjadi lebih berbobot, yang akan mengungkit pengaruh AS.
Terlebih lagi, Arab Saudi telah menjauh dari AS dalam beberapa tahun terakhir. Mempertimbangkan kepentingannya AS sendiri di Timur Tengah, AS tidak akan mengendurkan sanksi terhadap Iran, dan Arab Saudi mungkin tidak akan terburu-buru mencapai kerja sama minyak dengan AS.