Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Mengulas Kebijakan Luar Negeri Marcos Jr. Berkonfrontasi dengan Tiongkok

27 Maret 2023   19:28 Diperbarui: 27 Maret 2023   19:38 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Filipino News + GMA Network + ABC-CBN News + SUNSTAR

Belum lama ini 7 Maret 2023, Presiden Filipina Marcos Jr. menumpang jet tempur FA-50PH selama penerbangan demonstrasi kemampuan militer di Pangkalan Udara Clark di Pampanga, dia terbang di sepanjang tepi Laut Tiongkok Selatan (LTS) untuk menguji sikap Tiongkok. Tampaknya "peringatan" Duterte kepada Marcos Jr sebelumnya mungkin sudah dilupakan sama sekali.


Dan dia memperkuat kerja sama pertahanan dengan AS, menegosiasikan perjanjian pertahanan baru dengan Jepang dan melembagakan dialog pertahanan tingkat tinggi dengan Australia.

Arah strategis Filipina jelas telah berubah. Beberapa hari lalu, Marcos Jr. kembali melakukan langkah provokatif terhadap Tiongkok. Baca:

Melihat Permainan Diplomasi Marcos Jr. dalam Hubungan Filipina-Tiongkok

https://www.kompasiana.com/makenyok/6419399308a8b57201326b42/melihat-permainan-diplomasi-marcos-jr-dalam-hubungan-filipina-tiongkok

Sengketa Tiongkok-Filipina di LTS, Tiongkok Lebih Mengedepankan Dalog

https://www.kompasiana.com/makenyok/641986994addee668738dd12/sengketa-tiongkok-filipina-di-lts-tiongkok-lebih-mengedepankan-dialog

Dilaporkan bahwa selama demontrasi militer kemampuan pertahanan yang diadakan di Filipina, Marcos Jr. menumpang jet tempur Angkatan Udara Filipina dan terbang di atas LTS. Namun, Marcos Jr. dengan cepat mengklarifikasi bahwa dia tidak terbang di atas LTS tetapi terbang di sepanjang rute pesisir pantai barat Filipina.

Marcos Jr. mengatakan kepada wartawan di sebuah acara bahwa mereka tidak terbang di dekat LTS dan hanya berkelana di sepanjang garis pantai, dan menjelaskan bahwa alasan mengapa dia langsung setuju untuk berpartisipasi dalam latihan ini adalah karena dia bermimpi naik pesawat Angkatan Udara sejak dia masih seorang anak, tapi sayangnya dia tidak kesampaian. "Itu sebabnya saya mengambil kesempatan ini tanpa ragu-ragu" katanya.

Dia merasa sangat puas dengan pengalaman tersebut, memujinya dan menegaskan perlunya mendorong angkatan bersenjata Filipina untuk terus memodernisasi dan meningkatkan kemampuannya, dan peningkatan kemampuan militer sangat penting bagi mereka.


Meski sebelumnya Marcos Jr. menyatakan setelah menjabat bahwa dia akan terus berupaya memperkuat kerja sama dengan Tiongkok, terlihat jelas dari tindakannya bahwa dia memutar kemudi strategis Filipina ke arah yang berbeda dari era Duterte.

Filipina sedang menjajaki kerangka keamanan AS-Filipina-Australia yang baru, terutama sejak Wakil Presiden AS Harris dan Menteri Pertahanan AS Austin mengunjungi Filipina satu demi satu, banyak pihak yang memperkirakan hubungan Filipina-Tiongkok  tidak akan sedamai seperti selama periode Duterte.

Dikperkirakan itu impian AS untuk memperluas kekuasaannya di sekitar LTS. Lokasi geografis Filipina yang dekat dengan Taiwan menjadikannya bagian penting dari rencana dan strategi AS di LTS.

Oleh karena itu, jika Filipina memilih untuk membantu AS memperkuat pencegahannya di wilayah tersebut, hal itu sebenarnya membantu AS untuk membendung  Tiongkok.

Selain itu, sejak garis pertahanan strategis pemerintahan Marcos Jr. condong ke arah AS, maka frekuensi pencarian masalah terkait LTS oleh Filipina meningkat secara signifikan.

Marcos mengatakan bahwa Filipina tidak boleh kehilangan satu inci pun wilayahnya, akan terus mempertahankan integritas dan kedaulatan wilayahnya sesuai dengan konstitusi dan hukum internasional mereka, dan akan bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk menjamin keselamatan rakyatnya.

Apa yang disebut wilayah Filipina oleh Marcos Jr. mencakup juga pulau-pulau dan terumbu karang yang diduduki secara sepihak oleh Filipina.

Awal bulan Februari, Departemen Luar Negeri Filipina mengumumkan sedang mengembangkan rencana berpatroli bersama-sama di LTS dengan negara lain, dan menunjukkan bahwa langkah tersebut ditujukan untuk melawan Tiongkok.

Penerbangan Marcos di sepanjang tepi LTS tampaknya menjadi bagian dari rencana mereka untuk berpatroli di LTS. Tiongkok dan Filipina selalu berselisih di LTS.

Sebagian besar alasan perubahan arah strategis pemerintahan Marcos Jr. adalah untuk menggunakan kekuatan AS untuk menahan/membendung Tiongkok di LTS untuk mencapai tujuan menduduki sepenuhnya pulau dan terumbu karang yang diduduki secara sepihak dan paksa sebelumnya.

Menghadapi kritik bahwa memperkuat kerja sama pertahanan dengan AS, Jepang, dan Australia akan memperburuk ketegangan di LTS, Marcos Jr. membalas bahwa Filipina tidak perlu khawatir terancam persaingan kekuatan besar di masa lalu, tetapi sekarang situasi mulai berubah, dan mereka harus melakukan penyesuaian yang sesuai dengan situasi sekarang.

Dalam pertarungan kekuatan besar antara Tiongkok dan AS, tanda-tanda pemilihan pihak pemerintah Marcos Jr.  menjadi semakin jelas.

Penerbangan di sepanjang tepi LTS ini merupakan ujian bagi Tiongkok. Meski Marcos Jr. menegaskan bahwa dia tidak terbang di atas LTS, perilaku berisiko terbang di sepanjang rute tersebut sebenarnya provokatif. Terlebih lagi, Meskipun Marcos Jr. tidak memilih untuk melakukannya. terbang di atas LTS, itu kemungkinan karena tidak berani, bukan karena tidak mau.

Bahkan jika AS berjanji untuk mendukung Filipina jika terjadi konflik dengan negara lain di LTS, tapi PLA Tiongkok tampaknya tidak akan tinggal diam.

Kekuatan militer Tiongkok ada di sana, dan setiap tindakan yang dianggap pelanggaran terhadap wilayah Tiongkok akan dibalas dengan keras. Filipina juga menyadari hal ini, jadi bahkan jika Marcos Jr. memiliki semangat dan berani bertindak gegabah, dia hanya dapat mengambil sedikit perubahan tentatif di sepanjang rute. Di satu sisi, untuk melihat bagaimana reaksi Tiongkok, di sisi lain juga menunjukkan tekadnya (mengambil hati) terhadap AS.

Selama pemerintahan Duterte, kedua negara untuk sementara mengesampingkan sengketa LTS. Hubungan bilateral telah sangat meningkat dan hubungan kerja sama strategis yang komprehensif telah terjalin. Hasilnya, kerja sama bilateral juga meningkat pesat. Selama periode ini, dapat dapat dikatakan bahwa Tiongkok dan Filipina telah mencapai situasi kerja sama yang saling menguntungkan.

Ketika kedua belah pihak berselisih tentang masalah LTS, Duterte memperingatkan orang Filipina bahwa Tiongkok adalah dermawan Tiongkok dan tidak boleh kasar atau tidak sopan bahkan jika terjadi konflik antara kedua belah pihak.

Perilaku Marcos Jr. saat ini tampaknya telah melupakan peringatan Duterte, dan dia secara bertahap menjadi kasar terhadap Tiongkok.

Bahkan orang-orang yang paling dekat dengan Marcos Jr. sekarang juga mengkritik kebijakan luar negerinya.

Adik perempuan Marcos, Amy Marcos, mengecam langkah geopolitik terbaru kakaknya. Menuduh pemerintah memprovokasi Tiongkok, dia percaya membiarkan pasukan AS masuk ke pangkalan paling utara berisiko menyeret Filipina ke dalam konflik besar di masa depan.

Jika Marcos Jr yang sekarang berkuasa tidak memperhatikan peringatan pendahulu Duterte atau saudara perempuannya, dia terus merapat ke AS dan terus memprovokasi Tiongkok, peringatan Amy Marcos mungkin akan menjadi kenyataan.

Filipina harus menghadapi konflik besar dengan konsekuensi yang tak terbayangkan. Bahkan Indonesia sebagai ketua bergilir ASEAN juga sudah memperingatkannya.

Belum terlambat bagi pemerintah Marcos untuk mengubah arah strategisnya sekarang, yang berada di jalan memprovokasi integritas teritorial Tiongkok, Presiden Filipina Marcos Jr. tampaknya tidak ingin mundur.

Di masa lalu, Filipina pernah memperkuat kerja sama pertahanannya dengan AS, menandatangani perjanjian kerja sama militer dengan Jepang, dan bermain mata dengan militer Australia.

Bangkitnya kekuatan pro-Amerika di Filipina dan pergeseran kebijakan luar negeri sangat jelas terlihat.

Seperti yang telah disebutkan di atas, militer Filipina sedang melakukan latihan militer untuk kemampuan pertahanannya. Marcos Jr. secara pribadi menumpang jet tempur terbang di sepanjang tepi LTS dalam apa yang dia katakan sebagai sebuah petualangan.

Marcos Jr. menjelaskan bahwa dia telah memimpikan untuk menjadi angkatan udara sejak kecil, semua orang menghargai pengalaman menerbangkan jet tempur.

Namun nyatanya, perilakunya itu adalah untuk menunjukkan kesetiaannya kepada AS dan Barat. Untuk menunjukkan bahwa Filipina mampu dan bersedia menjadi pos penjaga terdepan sumber ketegangan AS di LTS.

Banyak orang mungkin bertanya-tanya mengapa Marcos Jr. yang awalnya bersahabat dengan Tiongkok ketika dia mengunjungi Tiongkok pada awal tahun ini, dan sekarang mengapa terjadi perubahan besar seperti itu dan itu terjadi hanya dalam beberapa bulan?

Pasalnya, karena adanya  kunjungan singkat Menteri Pertahanan AS Austin ke Filipina belum lama ini, Filipina telah lama menjadi koloni AS selama bertahun-tahun dalam sejarah, banyak keluarga besar pro-Amerika telah berakar di daerah setempat. Keluarga-keluarga ini memiliki kekuasaan di seluruh militer dan politik tingkat tinggi, dan telah memperoleh manfaat praktis dan keuntungan yang cukup besar dalam kerja sama dengan AS.

Keluarga Marcos adalah salah satunya. Saat itu, ayah Marcos Jr, - Ferdinand Marcos, dipromosikan selangkah demi selangkah dari seorang tentar letnan dua di pasukan koalisi AS. Setelah dia menjadi presiden, dia menggunakan militer untuk menekan dan cara lain untuk mengendalikan rezim Filipina untuk waktu yang lama.

Selama periode ini, dia terus menghasilkan uang. Bahkan, dia pernah memperkenalkan undang-undang bahwa investor asing harus membayar pajak presiden 10% untuk bisa melakukan bisnis di Filipina.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, dia juga memotong pampasan perang Jepang ke Filipina, dengan mengambil lebih dari setengahnya.

Menurut statistik media, kekayaan bersih Marcos Sr. mungkin melebihi 10 miliar dolar AS. Pada saat yang sama, Filipina terlilit hutang dan kehidupan masyarakatnya sengsara.

Pada akhirnya, Marcos Sr. diusir oleh rakyat Filipina yang marah melalui people power, dan diasingkan ke Hawaii, AS. Dia meninggal karena sakit pada tahun 1989. Berapa banyak warisan yang dia tinggalkan untuk Marcos Jr.masih menjadi misteri.

Seorang mantan anggota kongres Filipina yang seorang sarjana bernama Walden Flores Bello berpendapat bahwa ini menunjukkan bahwa karena Marcos Jr. mendapat sambutan dingin di AS, tampaknya keluarga Marcos memiliki hubungan yang biasa-biasa dengan AS, tetapi pada kenyataannya keluarga Marcos masih memiliki ratusan jutaan atau bahkan miliaran dolar di dunia dalam dollar AS.

Sumber: sohu.com
Sumber: sohu.com
Dengan sanderaan kekayaan Marcos, begitu dia bersikap terlalu pro-Tiongkok selama masa jabatannya, maka AS bisa menjatuhkan sanksi, dan uang itu akan langsung jatuh ke kantong pemerintah AS.

Inilah mengapa Marcos Jr. tidak berani melanggar niat dan kemauan AS, dia mungkin mengatakan beberapa kata ramah terhadapTiongkok, tetapi sebenarnya dia hanya akan mematuhi pengaturan (dikte) AS.

Apa yang akan terjadi pada negara Filipina, apakah rakyat akan menderita atau tidak, Marcos Jr. tidak akan mengambil dalam hati. Mempertahankan kepentingannya sendiri adalah hal terpenting baginya.

Beberapa orang ada yang mengatakan bahwa Filipina terlibat dalam permainan dan pertarungan Tiongkok-AS di isu LTS karena letak geografisnya yang khusus dan keterikatan sejarah yang mendalam dengan AS.

Namun Filipina bukanlah satu-satunya negara di sekitar LTS. Tapi mengapa Vietnam dan negara lain dapat mempertahankan netralitas dan menghindari konflik dan konfrontasi.

Menurut Walden Flores Bello dan beberapa kaum kiri di Filipina dengan jelas menunjukkan bahwa meskipun kebijakan luar negeri Duterte yang pro-Tiongkok  tapi sesungguhnya tidak pro-Tiongkok dalam arti sebenarnya, tindakan pemerintah Marcos Jr. saat ini akan memungkinkan sejarah kolonialisme terulang kembali di Filipina.

Belum lama ini, Walden Bello, mantan senator Filipina dan cendekiawan sayap kiri Filipina, menerbitkan sebuah artikel di "Rappler News Network" dan media Filipina lainnya, menganalisis alasan mengapa Filipina kembali merangkul AS dan kemungkinan konsekuensi yang merugikan.  

Bello menunjukkan bahwa pemerintah Marcos Jr. mencapai kesepakatan dengan AS untuk mengizinkan militer AS memasuki empat pangkalan Filipina. Ini bukan hanya perubahan besar dalam kebijakan luar negeri Filipina, tetapi juga mencerminkan hubungan kolonial rahasia antara Amerika Serikat dan orang Filipina.

Seperti yang dikatakan Bello, meskipun kebangkitan nasionalisme di Filipina dan publik menuntut permintaan maaf dari AS atas sejarah kolonialnya, kehadiran pasukan AS di Filipina merupakan topik yang sangat sensitif. Namun, setelah mempelajari sejarah Filipina dan realitas politisi seperti Marcos Jr., bukan hal yang aneh bagi AS dan Filipina untuk mencapai kesepakatan ini.

AS mencaplok Filipina saat itu, tidak hanya untuk merebut pasar dumping komoditas, tetapi juga karena menyukai lokasi geografis khusus Filipina di tengah jalur pelayaran global yang penting dan jarak tertentu dari benua Eurasia, yang memungkinkan AS untuk memproyeksikan kekuatan angkatan lautnya ke berbagai wilayah Asia di dalam kawasan tersebut.

Militer AS menarik diri dari Teluk Subic dan pangkalan lainnya pada tahun 1990. Meskipun dipengaruhi oleh penolakan Kongres Filipina untuk menyetujui perjanjian pangkalan militer, kesediaan militer AS untuk mundur memiliki hubungan yang erat dengan disintegrasi Uni Soviet dan stabilitas hubungan Tiongkok-AS pada waktu itu.

Karena situasi internasional telah berubah lagi, AS telah lama mempertahankan kehadiran militernya di Filipina melalui dokumen seperti "Visiting Forces Agreement/Perjanjian Kunjungan Pasukan" yang baru. Setelah lingkaran politik AS secara resmi menganggap Tiongok sebagai pesaing komprehensif yang mirip dengan Uni Soviet, tidak dapat dipungkiri bahwa militer AS ingin memasuki Filipina dalam skala besar.

Perubahan situasi di Selat Taiwan juga menjadi faktor kunci pendorong kembalinya AS ke Filipina. Media Filipina menunjukkan bahwa meskipun strategi pertahanan nasional Tiongkok masih bersifat defensif, sejak krisis Selat Taiwan pada tahun 1996, Tiongkok telah memperkuat kemampuan penyangkalan wilayahnya, meluncurkan "serangan taktis" di LTS, Laut China Timur, dan arah lain untuk memperluas ruang lingkup pertahanannya. Bersiap untuk menggunakan rudal dan senjata lain untuk menjaga agar armada AS keluar dari Selat Taiwan. Dalam keadaan seperti itu, AS menyukai lokasi geografis Filipina utara yang dekat dengan Pulau Taiwan, mencoba menjadikan Filipina sebagai batu loncatan untuk campur tangan di Selat Taiwan.

Perlu dicatat bahwa Bello dan cendekiawan Filipina lainnya juga telah memberikan perspektif baru tentang kebijakan luar negeri yang secara umum dianggap "pro-Tiongkok" di era Duterte, dan pilihan Marcos saat ini untuk condong ke AS.

Mengenai masalah kebijakan luar negeri di era Duterte, ada suara-suara di Filipina bahwa Duterte sebenarnya tidak "pro-Tiongkok ", tetapi menggunakan hati rakyat Filipina untuk membenci bekas pemerintahan kolonial AS untuk menciptakan citra anti-Amerika dan mendapat dukungan dari kekuatan populis.

Namun dalam tindakan sebenarnya, Duterte tidak lebih hanya "mengaum" daripada melakukan tindakan substantif apa pun. Dia tidak mengganggu hubungan dekat antara militer AS-Filipina, juga tidak benar-benar menghapus "Perjanjian Kunjungan Pasukan." Pada tahap akhir pemerintahannya, dia bahkan mulai memperbaiki hubungan dengan AS.

Dari sudut pandang ini, Duterte tidak mengganggu kerja sama militer AS-Filipina, seharusnya tidak hanya "bertindak" seperti yang dikatakan Bello dan lainnya, tetapi juga terkait dengan faktor-faktor seperti kekuatan pro-Amerika yang kuat di militer Filipina. dan departemen kepolisian. Namun dengan munculnya suara ini di Filipina tidak diragukan lagi juga mencerminkan kompleksitas politik dalam negeri Filipina.

Adapun mengapa Marcos pasti akan jatuh kesisi AS, Bello dan lainnya juga memberikan penjelasan yang jarang disebutkan oleh opini publik domestik sebelumnya-takut akan sanksi dari AS.

Menurut kaum kiri di Filipina, hubungan antara keluarga Marcos dan AS tidak harmonis. Pada tahun 2012, pengadilan AS memutuskan melawan keluarga Marcos untuk "penghinaan pengadilan" dengan alasan melanggar larangan "transfer warisan". Artinya, Marcos Jr. tidak akan bisa menginjakkan kaki di AS hingga setelah tahun 2031. Meskipun dia tidak akan ditangkap saat mengunjungi AS selama masa jabatannya, Marcos perlu hati-hati menangani hubungannya dengan AS jika dia tidak ingin menemui masalah setelah masa jabatannya berakhir.

Selain putusan ini, AS telah menunjukkan kemampuan "lengan panjang yurisdiksinya", dan keluarga Marcos memiliki aset bernilai ratusan juta bahkan miliaran dolar di banyak tempat di seluruh dunia. Jika Marcos Jr. dijatuhi sanksi seperti Putin dan Rusia, aset ini kemungkinan besar akan bermasalah.

Beberapa orang kiri di Filipina mengomentari hal ini bahwa Marcos Jr tidak sebaik Duterte sebagai politisi dalam menangani masalah kepentingan nasional. Justru karena kondisi sejarah dan geografis khusus Filipina, serta kurangnya pemimpin tingkat tinggi, Filipina tidak dapat keluar dari masalah LTS untuk tidak terlibat dalam permainan/pertarungan antara Tiongkok dan AS seperti Vietnam.

Dilihat dari artikel-artikel Bello dan lainnya, sebenarnya ada sebagian masyarakat di Filipina yang mengkhawatirkan jalur diplomatik Filipina di bawah kepemimpinan Marcos Jr.

Dalam analisis terakhir, pilihan Filipina untuk menjadi pro-Amerika tak lebih dari ketakutan Marcos Jr. sendiri.

Kekhawatiran tersebut juga menyebar di dalam arena politik Filipina, namun kebijakan luar negeri Marcos Jr. tidak dapat dikatakan mewakili pendapat publik Filipina.

Terlepas dari apakah beberapa masalah yang mereka sebutkan benar-benar sulit untuk diselesaikan, munculnya suara-suara khawatir seperti itu sudah dapat menunjukkan bahwa strategi diplomatik Filipina saat ini jauh dari kesadaran kolektif seluruh warga negara Filipina. Sekarang, itu tergantung pada apakah suara-suara yang relatif rasional ini dapat menang di Filipina dan akhirnya mempengaruhi kebijakan luar negeri Manila.

Tampakya Tiongkok menyadari realita ini, dan tidak bisa menganggap enteng hal ini . Masalah LTS akan mempengaruhi seluruh tubuh Tiongkok, maka  pasti sudah bersiap untuk yang terburuk.

Namun bagaimana pun kita mengharapkan hal terburuk dapat dicegah dan tidak terjadi, karena jika terjadi perang dan kekacauan di LTS, maka bagaimana pun akan menghambat pembangunan dan perkembangn ekonomi dan stabilitas politik kita dan ASEAN.

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

https://www.philstar.com/headlines/2023/03/09/2250312/marcos-riding-fighter-jet-fantastic-

https://www.sohu.com/a/651256036_121462986

https://www.zhihu.com/question/48434299

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun