Pada tahun 2016, kereta Jerman mengalami keterlambatan total 174 juta menit, pada awalnya Jerman bukan tidak berupaya mengubah masalah keterlambatan kereta tersebut.
Pada 2017, Jerman telah menghabiskan puluhan miliar euro dan menghabiskan 25 tahun membangun rel kecepatan tinggi, tapi hasilnya pembangunan rel kecepatan tinggi ini masih terjadi terlambatan 75 menit, tapi yang terjadi hanya lima menit lebih pendek dari sebelumnya.
Setelah kenjadi ini, DB menjadi bahan tertawaan di kalangan masyarakat Jerman, dimana negara yang kekuatan industrinya yang bermartabat selama ini, tapi tidak dapat mengatasi masalah ini.
Meskipun Jerman mencoba untuk berubah, tetapi tidak dapat menyelesaikan masalah, sehingga departemen perkeretaapian Jerman menganggap bahwa daripada membuang-buang tenaga dan sumber daya material, lebih baik mengundang negara lain untuk membantu pembangunannya.
Selanjutnya, Kementerian Transportasi Federal Jerman dan Perkeretaapian Jerman menganggarkan 660 miliar euro untuk membangun rel kereta api baru. Menteri Transportasi Federal Jerman juga secara khusus mengatakan bahwa ini adalah proyek modernisasi terbesar di Jerman saat ini.
Jerman mengumumkan akan menghabiskan 660 miliar untuk menyelesaikan masalah keterlambatan kereta.
Begitu berita ini keluar, langsung muncul di headline berbagai negara dan menjadi topik hangat.
Beberapa negara Barat mulai menertawakan mengapa Jerman bisa jatuh ke titikdemikian, tetapi ejekan itu tidak lebih dari ejekan, tetapi proyek sebesar itu membuat negara-negara Barat pada inign mendapatkan kontrak proyek tersebut.
Oleh karena itu, AS, Jepang, Inggris, dan negara lain semuanya berniat untukmendapatkan kontrak proyek ini, tetapi yang mengejutkan adalah bahwa di hadapan lambaian cabang zaitun oleh ketiga negara tersebut, Jerman justru menyingkirkan AS lebih dulu. Mudah dipahami bahwa infrastruktur AS sendiri telah dikritik secara internasional.
Selain itu, selama ini AS paling baik dalam membangun rel kereta api tugas berat untuk mengangkut barang. Jika AS diizinkan membangun rel kereta api Jerman dengan teknologi dan standarnya, hal tersebut tidak sejalan dengan niat awal Jerman untuk membangun jalur kereta api yang diinginkan.
Yang kedua adalah Inggris Raya, yang juga ada di Eropa, meskipun kereta api HS2 di Inggris Raya terkenal di dunia, tapi biayanya terlalu tinggi dan pemeliharaannya tidak hemat biaya.